Lukas 2:21-40
1. Apa judul perikop ini?
Jawab:Yesus disunat dan diserahkan kepada Tuhan, Simeon dan Hana
2.Sebutkan tokoh-tokoh yang dicatat dalam perikop ini !
Jawab : Yesus, Simeon, Hana, Yusuf, Maria
3. Apa arti nama Simeon?
Jawab; Mendengar, Allah telah mengabulkan
4. Umur berapa Yesus disunat?
Jawab; 8 hari
5. Apa yang dipersembahkan oleh Yusuf dan Maria pada hari Yesus diserahkan?
Jawab:Sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
6. Bagaimana perikop ini menceritakan tentang Simeon?
Jawab: Ia seorang yang benar dan saleh, memiliki kerinduan yang besar akan datangnya Mesias, juga seorang yang penuh dengan Roh Kudus.
7. Apa yang diceritakan Alkitab dalam perikop ini tentang Hana?
Jawab: Ia seorang nabiah. Suaminya meninggal ketika usia perkawinan mereka baru 7 tahun. Hana adalah anak Fanuel dari suku Asyer. Umur saat itu 84 tahun. Jadi sudah menjanda selama 77 tahun. Ia seorang yang rajin beribadah di Bait Allah. Bahkan tidak pernah meninggalkan Bait Allah.
8. Sebutkan nama-nama tempat yang ditulis dalam perikop ini?
Jawab: Yerusalem, tempat bait Allah ada ,dimana disitu bayi Yesus diserahkan. Nasaret, tempat dimana keluarga Yusuf tinggal.
9. Berapa jarak antara Yerusalem dengan Nasaret?
Jawab: 8 KM
10. Bagaimana perikop ini menulis tentang Yesus?
Jawab :Anak itu bertambah besar, dan kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada-Nya
11. Apa arti Lukas 2:52
Jawab: bertambah besar dan menjadi kuat ( pertumbuha fisik ), penuh hikmat (pertumbuhan mental ), semakin dikasihi Allah ( pertumbuhan spiritual)
Lukas 3:8
1. Bagaimana bunyi Lukas 3:8 dalam Alkitab TB?
Jawab : "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimuAbraham adalah bapa kami ! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini."
2. Tuliskan ayat lain yang senada dengan ayat ini !
Jawab: Matius 3:8 "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."
3. Menurut pemahamanmu ayat ini berbicara tentang apa?
Jawab; Orang Kristen harus berbuah. Buah pertobatan adalah salah satu buah yang harus keluar dari kehidupan kita.
4. Apa artinya bertobat?
Jawab:
a. Bertobat artinya berbalik dari jalan-jalan yang jaht
b. Berubah dalam pola pikir dari pola pikir manusia duniawi menjadi manusia Allah.
c. Bahasa Yunani untuk bertobat menggunakkan kata "metanoia" artinya berubah dalam pola pikir dan tindakan.
c. Dalam hal ini berubah dalam pola pikir dari manusia lama menjadi manusia baru ( Kolose 3:5-11)
5. Bagaimana seharusnya kita dalam bertobat?
Bertobat harus dengan sungguh-sungguh. Tidak setengah-setengah. Bukan "Tobat Tomat"
Pages - Menu
▼
Sabtu, 30 Desember 2017
Rabu, 27 Desember 2017
DAMAI DI MASA TUA
Ayat Pokok:
"Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu..."
(Kolose 3:15)
Pendahuluan
Tema Natal Nasional dalam tahun 2017 ini adalah :" Hendaklah damai sejahtera Kristus, memerintah dalam hatimu ...". Tema ini diangkat dari Kolose 3:15 a. Mengapa PGI dan KWI sepakat mengangkat tema ini sebagai tema natal nasional? Bisa jadi hal ini termotivasi atau terinpirasi dari kondisi negeri ini yang karena keadaan, membuat seolah-olah damai sejahtera menjadi sesuatu yang sulit untuk dicari hari-hari ini.
Dan kita bersyukur bahwa Natal adalah perayaan kelahiran Kristus Sang Raja Damai. Inilah esensi natal yang sejati. Sesungguhnya Natal sejati, bukanlah sekedar perayaan agamawi. Natal sejati bukan sekedar tradisi. Tapi Natal memiliki makna yang hakiki. Kisah tentang kasih yang sejati. Sang Raja yang Maha Tinggi, rela mengosongkan diri. Menghadapi penolakan disana-sini. Sebuah teladan tentang kerendahan hati. Kesederhanaan nilai diri, yang jauh dari ambisi. Sebagai bukti kasih sejati pada manusia yang hina ini.
Sayang sekali, makna natal sejati, seolah-olah bergeser pada hari-hari ini. Natal seolah sudah identik dengan indahya dekorasi, dan kemeriahan acara serta atraksi.Itu sebabnya kita perlu berkaca diri. Sudahkan kita memahami makna natal yang sejati?
Kristus Sumber Damai Sejahtera.
Semua manusia mendambakan suasana yang damai sejahtera. Dan kita bersyukur bahwa oleh anugerah Allah , kita sudah menemukan Kristus Sumber Damai sejati. Efesus 2:14 menuliskan:" Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak, dan yang telah merobohkan tembok pemisah yaitu, perseteruan ." Hanya Kristus satu-satunya sumber damai sejahtera bagi manusia. Kedamaian sejati bukan dari harta yang berlimpah, bukan dari uang yang segudang, bukan dari hal-hal materi. Kedamaian sejati hanya ketika kita mempersilahkan Kristus masuk dalam hati kita.
Persoalanya, mengapa tidak banyak orang yang merasakan damai sejahtera? Karena mereka tidak mau mengambil langkah, menerima dan mempersilahkan Kristus masuk dan bertahta dalam hatinya. Ilustrasi sederhananya adalah.: PLN dalah perusahaan listrik yang menyediakan tenaga listrik sehingga dapat kita pakai untuk memberi terang dan memperlancar segala urusan. Namun demikian, tidak semua orang dapat memanfaatkan listrik PLN. Hanya bagi mereka yang mau rumahnya dialiri listrik dan menjadi pelanggan PLN. Bagi yang tidak mau, tentu mereka tidak dapat menikmati manfaat dari PLN ini. Demikian juga , damai sejati, tidak akan diterima oleh orang yang menolak untuk diatur oleh Kristus.
Yesaya 9:5-6 juga menulis;"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan kepada kita; lambang pemeritahan ada diatas bahunya, dan nama-Nya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai. Besar kekuasaan-Nya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud, dan di dalam kerajaan-Nya, karena Ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan, dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya".
Damai di Masa Tua.
Tema Natal Adiyuswa untuk tahun ini juga berangkat dari tema besar natal nasional. Tema natal kita kali ini adalah " Damai di Masa Tua". Berapa usia yang disebut usia lanjut? Dalam sebuah buku menulis bahwa yang dikategorikan usia lanjut adalah usia diatas 60 tahun. Beberapa rumusan undang-undang juga menyebut usia lanjut itu dimulai ketika umur 55 tahun. Selain dari usia, seseorang yang memasuki usia lanjut juga ditandai dengan menurun atau berkurannya fungsi organ tubuh.
Orang tua identik dengan masa-masa yang tidak menyenangkan. Banyak orang yang mungkin berpikir bahwa orang tua mungkin merepotkan. Tapi tidak demikian bagi orang-orang yang ada di dalam Tuhan. Mazmur 92;13-15 menulis:"Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di Bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar". Ini adalah janji Tuhan terhadap orang-orang benar. Mereka yang tertanam dan berakar di dalam Tuhan, akan tetap bertunas dan tumbuh subur. Sampai kapan? Adakah batas usia untuk kita bertunas dan bertumbuh? Alkitab berkata tidak ada. Lihat dan perhatikan kembali ayat yang ke 15,hingga masa tua sekalipun, kata firman Tuhan orang-orang benar ini akan terus bertumbuh subur, malah dikatakan masih berbuah, bertambah gemuk dan segar. Benarkah demikian? Masuk akalkah hal ini?
Tenaga manusia memang akan menurun.Kemampuan secara umum akan menurun. Kita memang tidak bisa melawan hukum alam mengenai kondisi fisik manusia sejalan dengan usia. Namun itu bukan pula berarti bahwa kita harus berhenti berbuah. Bagaimana bisa? Yesaya 46:4 memuat janji Tuhan yang memungkinkan semuanya itu menjadi nyata.
Bagaimana menikmati masa tua yang damai?
Mari kita lihat menurut nasihat Alkitab, bagaimana supaya kita dapat menikmati masa tua yang damai.
Pertama: Mempersilahkan Kristus memimpin kehidupan kita ( Kolose3:51 a, Kolose 3:3:1)
Kolose 3:15 a "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam batinmu..."
Bagaimana makna ayat ini? Mari kita menyediaka diri untuk selalu dipimpin oleh Tuhan. Mari kita isi juga hari-hari kehidupan kita dengan mencari dan mengutamakan Tuhan.
Kolose 3:1 "Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang diatas, dimana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah." Mencari Tuhan dan mengutamakan Tuhan diatas segala-galanya adalah sumber sukacita yang sejati. Tidak ada sukacita yang sejati, jika dibandingkan dengan perjumpaan kita dengan Tuhan. Dalam kisah natal, Kita dapat belajar dari salah seorang tokoh yang bernama Simeon. Ia seorang yang sangat merindukan kedatangan Mesias. Dan Ketika dalam masa hidupnya ia berkesempatan untuk melihat bayi Yesus maka ia berkata" Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu"(Luk 2:29).
Untuk memiliki hari Tua yang damai sejahtera, maka kita harus senantiasa memiliki kerinduan untuk selalu dekat dengan Tuhan, menantikan Tuhan. Wujud nyata dari kehidupan yang menanti-nantikan Tuhan adalah dengan memiliki kerinduan untuk datang beribadah, juga melakukan doa-doa pribadi kepada Tuhan. Hanya Tuhan sumber damai sejahtera yang sebenarnya.
Kedua: Hidup damai dengan semua orang ( Kolose 3:15 b)
Kolose 3:15 b "..karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.."
Alkitab mengajarkan bahwa sebagai anak-anak Allah, kita harus membawa damai dimananpun kita ada. Tentu itu harus dimulai di lingkungan terdekat dimana kita berada yaitu keluarga. Setelah itu kemudian kita meningkat ditengah-tengah gereja dan jemaat, juga di tengah masyarakat.
Ketiga: Selalu penuh dengan syukur ( Kolose 3:15 c)
Kolose 3:15 c "... dan bersyukurlah ."
Kalau kita ingin memiliki kehidupan yang penuh damai sejahtera, kita harus memiliki semangat . untuk senantiasa bersukacita.
Damai sejahtera, itu berhubungan dengan hati dan pikiran. Ada orang yang memiliki banyak harta, tetapi hidupya tidak memiliki kedamaian. Yang ada justru, ketakutan, kekuatiran dan kecemasan.
Bagaimanapun kondisi kehidupan kita, mari kita bersyukur senantiasa. Karena itulah kehendak-Nya bagi kita kita umat-Nya ( 1 Tes 5:18).
Penutup
Mari kita minta supaya Roh Kudus memberikan kita sukacita dan memberikan kita kemampuan untuk hidup damai dengan sesama, serta memampukan kita untuk dapat tetap bersyukur dalam segala perkara.
Disampaikan dalam Ibadah Natal Adiyuswa
Hari Sabtu, 13 Januari 2018
di GKJ Jumo.
Mari kita lihat menurut nasihat Alkitab, bagaimana supaya kita dapat menikmati masa tua yang damai.
Pertama: Mempersilahkan Kristus memimpin kehidupan kita ( Kolose3:51 a, Kolose 3:3:1)
Kolose 3:15 a "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam batinmu..."
Bagaimana makna ayat ini? Mari kita menyediaka diri untuk selalu dipimpin oleh Tuhan. Mari kita isi juga hari-hari kehidupan kita dengan mencari dan mengutamakan Tuhan.
Kolose 3:1 "Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang diatas, dimana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah." Mencari Tuhan dan mengutamakan Tuhan diatas segala-galanya adalah sumber sukacita yang sejati. Tidak ada sukacita yang sejati, jika dibandingkan dengan perjumpaan kita dengan Tuhan. Dalam kisah natal, Kita dapat belajar dari salah seorang tokoh yang bernama Simeon. Ia seorang yang sangat merindukan kedatangan Mesias. Dan Ketika dalam masa hidupnya ia berkesempatan untuk melihat bayi Yesus maka ia berkata" Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu"(Luk 2:29).
Untuk memiliki hari Tua yang damai sejahtera, maka kita harus senantiasa memiliki kerinduan untuk selalu dekat dengan Tuhan, menantikan Tuhan. Wujud nyata dari kehidupan yang menanti-nantikan Tuhan adalah dengan memiliki kerinduan untuk datang beribadah, juga melakukan doa-doa pribadi kepada Tuhan. Hanya Tuhan sumber damai sejahtera yang sebenarnya.
Kedua: Hidup damai dengan semua orang ( Kolose 3:15 b)
Kolose 3:15 b "..karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.."
Alkitab mengajarkan bahwa sebagai anak-anak Allah, kita harus membawa damai dimananpun kita ada. Tentu itu harus dimulai di lingkungan terdekat dimana kita berada yaitu keluarga. Setelah itu kemudian kita meningkat ditengah-tengah gereja dan jemaat, juga di tengah masyarakat.
Ketiga: Selalu penuh dengan syukur ( Kolose 3:15 c)
Kolose 3:15 c "... dan bersyukurlah ."
Kalau kita ingin memiliki kehidupan yang penuh damai sejahtera, kita harus memiliki semangat . untuk senantiasa bersukacita.
Damai sejahtera, itu berhubungan dengan hati dan pikiran. Ada orang yang memiliki banyak harta, tetapi hidupya tidak memiliki kedamaian. Yang ada justru, ketakutan, kekuatiran dan kecemasan.
Bagaimanapun kondisi kehidupan kita, mari kita bersyukur senantiasa. Karena itulah kehendak-Nya bagi kita kita umat-Nya ( 1 Tes 5:18).
Penutup
Mari kita minta supaya Roh Kudus memberikan kita sukacita dan memberikan kita kemampuan untuk hidup damai dengan sesama, serta memampukan kita untuk dapat tetap bersyukur dalam segala perkara.
Disampaikan dalam Ibadah Natal Adiyuswa
Hari Sabtu, 13 Januari 2018
di GKJ Jumo.
Minggu, 24 Desember 2017
NATAL SEJATI
Natal yang sejati, tidak hanya satu hari.
Natal bukan perayaan agamawi.
Natal juga bukan seekedar tradisi.
Natal tidak hanya pesan tentang lahir-Nya Sang Bayi.
Namun makna yang dalam tentang kasih Tuhan yang sejati
Sang Raja yang Maha Tinggi
Rela mengosongkan diri
Menghadapi penolakan di sana-sini.
Dan hanya tersedia bagi-Nya kain lampin
Sebuah teladan kerendahan hati
Kesederhanaan nilai DIRI.
Untuk mengawali
Karya agung-Nya yang jauh dari ambisi
Demi cinta-Nya pada manusia
Yang sering tak tahu diri
Kini ...
Natal sejati telah bergeser dan kehilangan arti
Tidak sedikit natal menjadi identik dengan pesta dan aksi
Panggung dan gedung yang dipenuhi
mewahnya dekorasi.
Perayaan-perayaan dengan berbagai macam drama dan atraksi.
Bahkan terasa lekat dan wajib harus ada konsumi.
Sibuk memikirkan penampilan diri.
Supaya saat ke gereja bisa sekalian pamer diri.
Semua itu menjadi acara wajib yang lebih penting dari Natal itu sendiri.
Yang terasa kurang jika ada yang tak terpenuhi.
Sampai-sampi begitu banyak proposal permohonan dana di sana-sini.
Memaksa diri demi terselenggaranya acara natal penuh ambisi.
Umat merasa wajib hadir di gereja sekedar mengikuti liturgi.
Setelah usai, buru-butu berlibur dan rekreasi.
Tidak ada lagi waktu untuk merenungkan diri
Maka tak heran, Natal dirasa tak lebih dari tradisi setahun sekali ....
Bukan itu yang Tuhan kehendaki ....
Natal tidak harus dengan hiruk pikuk, namun respon membawa hati.
Jadikan natal ini sebagai momen introspeksi diri.
Sudahkan Sang Bayi, lahir di dalam hati?
Bukan hanya hari ini dan membiarkan-Nya pergi ...
Namun bertumbuh setiap hari,
Membangun interaksi penuh harmoni
Dengan Tuhan sepanjang hidup ini.
Hidupkan teladan-Nya dalam hidup kita setiap hari.
Tentang kasih sejati ...
Tentang kerendahan hati ...
Tentang penundukan diri ...
Tentang mengalahkan ego dan ambisi .
Demi kehendak-Nya diatas segala kehendak kita sendiri.
Itulah persembahan terindah yang Tuhan nanti ...
Selamat memaknai natal yang sejati
Tuhan Yesus memberkati
Sumber:
WA Ucapan Natal dari Vera Kristiani- Magelang .
Menyerahkan hidup dan memberi diri.