Pages - Menu

Selasa, 30 Januari 2018

TIDAK SEMUA TUAIAN TERJADI SECARA INSTAN


Bacaan:
"Orang yang berjalan maju dengan menangis, sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya."
(Mazmur 126:6)

Gagal, lelah, dan terpukul, pada akhir 1737, John Wesley kembali ke Inggris. Penginjilannya terhadap suku-suku Indian di Amerika Utara mengalami kebuntuan. Pelayanannya di gereja Georgia pun bermasalah. Saat Wesley mengalami krisis iman, Tuhan memperbarui pemahaman rohaninya. Berbeda dengan pengajaran pada masa itu, ia meyakini bahwa keselamatan tersedia bagi semua orang, bukan hanya orang-orang tertentu, dan setiap orang dapat mengalami Tuhan secara pribadi. Akibatnya, pintu-pintu gereja tertutup baginya.

Namun, jalan Wesley bukannya tertutup. Mengikuti metode temannya, George Whitefield, yang dianggap dramatis dan tidak layak saat itu, Wesley mulai berkhotbah di tempat-tempat terbuka. Di mana saja orang-orang berkumpul. Ratusan masyarakat kelas bawah yang tertindas dan terabaikan satu per satu dipertobatkan. Saat jemaatnya menjadi terlalu banyak untuk diperhatikan, ia membentuk "kelas-kelas" dengan sebelas anggota dan seorang pemimpin. Meski mengalami banyak pertentangan, gerakan ini bertumbuh cepat. Wesley pun tidak pernah memperlambat langkahnya. Setiap tahun ia menempuh 4.000 mil dan semasa hidupnya ia membawakan sekitar 40.000 khotbah. Saat ia meninggal pada tahun 1791, pelayanannya telah membuahkan 114.933 jemaat, 492 pendeta, dan 19 misionaris. Pada masa kini, pengikut gerakannya bahkan telah berkembang menjadi 80 juta jiwa di seluruh dunia.

Seandainya saja John Wesley mundur saat pelayanannya di Georgia gagal, tentu ia tidak akan mengalami penuaian sebesar itu. Hal ini pun mengajarkan kepada kita, saat kerja keras kita tidak berbuah sedikit pun, semua seakan terasa sia-sia, dan hanya kelelahan yang kita dapatkan, bukan berarti kita boleh berhenti. Justru, saat kita menyerah, kita akan kehilangan kemenangan yang sebenarnya sudah Tuhan sediakan bagi kita. Tetaplah bekerja keras dan berikan yang terbaik dari diri kita. Yakinlah bahwa setiap usaha kita tidak akan sia-sia. Kalau kita pantang menyerah, Tuhan sendiri yang akan berperang dan memberikan berkas-berkas kemenangan ke dalam tangan kita

Sumber:
Renungan Harian Keluarga Allah

LINK INFORMASI PENTING
MATERI KHOTBAH POWERPOINT ANEKA TEMA

Rabu, 24 Januari 2018

AMOS: HAMBA TUHAN YANG TAAT


Bacaan:
"Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah seorang peternak domba dari Tekoa, tentang Israel pada zaman Usia, raja Yehuda, dan dalam zaman Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, dua tahun sebelum gempa bumi."
(Amos 1:1)

Amos adalah seorang nabi yang berasal dari Tekoa. Ia dipilih Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya kepada umat dan para pemimpin Kerajaan Utara, berikut kerajaan-kerajaan disekitarnya, termasuk Yehuda, tempat kelahirannya.  Tekoa adalah sebuah kota diwilayah perbukitan Yudea, yang letaknya sekitar 16 km disebelah selatan Yerusalem, melandai ke arah Laut Mati yang terletak kira-kira 1.200 m dibawahya. Tanah Tekoa subur karena memiliki banyak sumber air. Sesudah perpecahan kerajaan Israel. Tekoa termasuk daerah yang harus diperkuat ( 2 Taw 11:6). Nampaknya Tekoa merupakan tempat pengintaian yang penting  dalam pertahanan wilayah Yehuda. Di kota inilah, Amos bekerja sebagai peternak domba dan pemungut buah ara hutan.

Dari kesunyian di padang belantara sebelah selatan, Amos diutus ke kerajaan sepuluh suku di utara yang menyembah berhala dan melakukan ketidakadilan sosial terhadap orang yang tak berdaya. Amos berkarya di Israel pada jaman pemerintahan raja Israel, Yerobeam II, kira-kira sekitar tahun 760 SM. Upacara-upacara keagamaan terus dipelihara, tetapi hal itu dilaksanakan beriringan dengan sifat kefasikan. Pada waktu itu kerajaan utara  sedang mengalami zaman keemasan, tetapi terdapat jurang yang lebar antara kelompok kaya dengan sebagian besar rakyat jelatanya.  Untuk itu, tema besar pewartaan Amos adalah kritik atas ketidakadilan sosial yang merajalela di Israel, serta kritik atas penindasan terhadap orang yang tidak berdaya.

Amos menerima panggilan Tuhan dan dengan taat mewartakan firman_nya di kerajaan Utara. Tanpa "mengetes" panggilan Tuhan itu, seperti yang pernah dilakukan oleh Gideon, Amos berangkat memenuhi panggilan Tuhan bagi umat-Nya. Dari ketaatan itu, nampak jugalah kualitas iman Amos kepada Tuhan. Hanya iman yang menjadi titik temu antara Tuhan dengan umat-Nya. Hanya dengan iman, seseorang dapat mengerti jalan-jalan-Nya yang tak dapat terselami, dan pikiran-pikiran-Nya yang tak terukur. Amos taat kepada Tuhan untuk keluar dari kehidupannya yang nyaman sebagai peternak dan pemungut buah ara hutan, menjadi nabi Tuhan yang penuh tantangan dan bahaya. Karena ia percaya bahwa pekerjaan Tuhan dilakukan oleh Tuhan sendiri, bukan oleh dirinya yang semata-mata adalah alat Tuhan.

Mari kita siap seperti Amos. Namun bukan berarti kita semua harus menjadi penginjil, pengkhotbah, atau yang lainnya. Tetapi apapun yang Tuhan ingin kita kerjakan, entah kita harus pindah kerja, mengubah bisnis kita, melepaskan mimpi-mimpi kita demi melakukan kehendak Tuhan, ini harus berani kita lakukan. Sebab, salah satu ciri dari orang percaya adalah taat kepada Tuhan. Selalu berkata "ya" kepada Tuhan, bukan kepada diri sendiri, kepada hawa nafsu, kepada cita-cita kosong, kepada kebangaan diri, dan lain sebagainya. Inilah kualitas terbaik dari hidup orang percaya, rela melepaskan yang perlu dilepaskan demi setia kepada Tuhan.

Doa:
Bapa, terimakasih telah memilih dan memanggilku untuk menjadi berkat bagi dunia ini. Mampukan aku untuk memenuhi panggilan-Mu. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.

Kata-kata bijak:
Kewajiban seorang hamba adalah taat kepada keinginan dan perkataan tuannya.

Sumber:
Renungan Harian " Mannna Sorgawi" Edisi Maret 2018

LINK INFORMASI PENTING



Senin, 22 Januari 2018

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT


Nats :
"Berfirmanlah TUHAN kepada Abram:"Pergilah dari negerimu dan dari sanak  saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan  kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang  memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutu engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
(Kejadian 12:1-3)  

Pendahuluan.
Kebanyakan diantara kita, ketika hendak melakuka sesuatu tentu memiliki suatu tujuan. Demikian juga ketika Tuhan menciptakan kita, dan ketika Tuhan memanggil kita, sesungguhnya karena Tuhan memiliki rencana. Dan rencana itu adalah supaya kita diberkati dan kemudian menjadi berkat.

Memahami bahwa kita adalah orang yang diberkati dan harus menjadi berkat.

Bagaimana kita sungguh-sungguh memahami bahwa kita adalah orang yang diberkati?

Untuk dapat sungguh-sungguh memahami bahwa kita adalah orang yang diberkati, maka ada beberapa hal yang harus kita perhatikan.

Pertama, Tahu mengenai pengertian "Berkat.
Ketika kita mendengar kata berkat, maka biasanya yang terbayang adalah berkat-berkat secara materi. Tetapi sesungguhnya, erkat itu dapat diartikan secara lebih luas, baik itu kesehatan, rumah tangga, istri, suami, anak- anak, kekuatan dalam hidup, penjagaan dan perlindungan Tuhan !
Bahkan kita juga perlu mengingat bahwa  bahwa masalah-masalah dalam hidup kitapun adalah berkat. Karena melalui setiap masalah kita diproses, didewasakan, dibentuk oleh Tuhan. Meski kita menghadapi masalah-masalah yang nampaknya buruk, tetapi rencana Allah senantiasa baik.

Kedua,Allah memiliki rencana dala hidup kita.
Dalam ayat 1 dikatakan,"Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu."

Jelas disini bahwa ketika Tuhan memanggil Abraham, Tuhan memiliki sebuah rencana dalam hidup Abraham dan rencana tersebut pasti indah di mata Tuhan. 

Begitu pula dalam kehidupan kita ke depan, meski kita tidak dapat memahami sepenuhnya, kita perlu menanamkan dalam pikiran dan hati kita bahwa Allah memiliki rencana yang indah dalam kehidupan kita.

Ketiga;Allah memanggil untuk memberkati hidup kita.
Allah memanggil kita bukan hanya untuk mengampuni dan memberi keselamatan, tetapi juga memberkati hidup kita ( 1 Petrus 3:9)
Dalam ayat 2 dikatakan," Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat."
Pernahkah kita renungkan, untuk memberkati hidup Abraham, mengapa Allah memerintahkannya untuk keluar dari negerinya, sanak saudaranya, dan rumah bapanya? Jawabanya sederhana: Karena Tuhan mau memurnikan iman Abraham. Dengan Abraham keluar dari lingkungan keluarganya, maka Tuhan dapat dengan mudah membentuk Abraham, dan ia tidak dapat bergantung pada siapapun, kecuali kepada Allah sendiri.
 

Keempat;Tujuan Allah memberkati agar kita menjadi saluran berkat
Dalam ayat 2-3 dikatakan " Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau dan olehmu semua kaum di muka bumi ini akan mendapat berkat."
Dalam dua ayat diatas jelas dinyatakan bahwa tujuan Allah memberkati Abraham adalah menjadkan Abraham saluran berkat bagi banyak orang. Demikian juga ketika Allah memberkati hidup kita, Allah ingin agar melalui kita banyak orang menerima berkat dan nama Tuhan dipermuliakan.
Penutup
Dalam bagian ini kita telah belajar tentang panggilan Abraham, yaitu menjadi "berkat bagi banyak orang'. Agar menjadi berkat bagi banyak orang, maka ada beberapa hal yang perlu kita renungkan: 1) Tahu mengenai pengertian "Berkat". 2) Allah memiliki rencana dalam hidup kita. 3) Allah memanggil untuk memberkati hidup kita. 4) Tujuan Allah memberkati agar kita menjadi saluran berkat. Biarlah hal ini dapat kita praktekkan dalam hidup kita sehari-hari.

Sumber:
50 Outline Khotbah Iman Yang Membawa Kemenanga, Samuel Pristiwantoro, GL Publishing, Jakarta

LINK INFORMASI PENTING
KUMPULAN EBOOK ROHANI 

Sabtu, 06 Januari 2018

CATATAN BACA GALI ALKITAB SURAT 2 TIMOTIUS

CATATAN BACA GALI ALKITAB
SURAT 2 TIMOTIUS


2 Timotius 3:1-9
1. Apa judul perikop ini?
Jawab : Keadaan manusia pada akhir jaman.

2. Bagaimana bunyi 2 Timotius 3:1-3 dalam Alkitab Terjemahan Baru?
Jawab : Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai diri sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterimakasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik.

3. Bagaimana  bunyi 2 Timotius 3:1-3 dalam Alkitab Terjemahan Lama?
Jawab :Perhatikanlah ! Pada akhir zaman akan datang kelak suatu masa yang sukar. Karena segala orang akan mengasihi dirinya sendiri, dan tamak akan uang, membesarkan dirinya sendiri, congkak, mengumat orang, durhaka kepada ibu bapanya, tiada syukur, fasik. Tiada berpengasihan, tiada mau berdamai, memfitnah orang, tiada memerintahkan dirinya, garang, tiada gemar akan baik.

4. Bagaimana bunyi 2 Timotius 3:1-3 dalam Alkitab Bahasa Jawa?
Jawab : Sumurapa, yen ing dina-dina wekasan bakal ana mangsa kang rekasa. Wong bakal padha mung mikir marang awake dhewe lan arem bhanda. Bakal padha gumunggung, lan mamerake dhiri pribadi, bakal dadi tukang mitenah, bakal wani karo wonh tuwa sarta ora duwe panarima, ora mreduli marang  agama. Ora bisa atindak tresna, ora gelem rukun, seneng ngala-ala wong, ora bisa ngendhaleni dhiri, ambek siya, ora dhemen marang kang becik.

5. Dalam   2 Timotius 3:2 ada kata "membual". Apa arti kata ini menurut kamus?
Jawab :bercakap yang bukan-bukan (sombong)

6. Apa persamaan kata dari "membual" ini?
Jawab : mengada-ada, berbohong, beromong-kosong, gumungggung (bhs. Jawa)

7.  Apa pengertian membual?
Jawab:  Membual adalah bercerita dengan melebih-lebihkan. Jadi membual adalah menceritakan sesuatu yang sudah tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Sudah ditambah-tambah. Membual artinya membesar-besarkan fakta yang ada. Contoh: ketika bercerita tentang anaknya, keluarganya atau bahkan dirinya selalu ditambah-tambah. Sebagian mungkin benar sesuai fakta yang ada. Tapi sebagian mungkin tidak benar dan bohong belaka. Jadi orang yang membual memilik maksud supaya dirinya terlihat lebih hebat dari orang lain. Jadi sebenarnya tanpa disadari orang yang membual ini sudah melakukan dosa kesombongan dan kebohongan.

8. Bagaimana Matius 5:37 menulis berkaitan dengan membual?
Jawab: Matius  5:37 menulis,"Jika ya, hendaklah kamu katakan :ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si Jahat". Ayat ini memberikan nasehat supaya kita tidak melebih-lebihkan kenyataan yang ada. Kalau sesuatu  fakta A, kita katakan A, kalau sesuatu faktanya B, kita katakan B. Jangan kita membesar-besarkan menjadi A+ atau B+.  Kita harus jujur dengan diri kita sendiri. Jangan kita suka membohongi diri kita dan kemudian kitam menyampaikan sesuatu untuk membesar-besarkan diri kita.

9. Bagaimana Mazmur 5:5-7 menulis tentang membual?
Jawab: Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depa mataMu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. Engkau membinakasan orang-orang yang berkata bohong. Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.

10. Apakah artinya bahwa pembual tidak akan tahan di depan mata Tuhan?
Jawab: Tidak akan tahan di depan Tuhan artinya, jauh dari hadirat Tuhan dan itu  juga berarti jauh dari pimpinan Tuhan, jauh dari pemeliharaan Tuhan, jauh dari perlindungan Tuhan, Atau dengan kalimat singkat," Jauh dari berkat Tuhan.". Bahkan meraka akan dihukum oleh Tuhan. Mereka akan mendapatkan murka Tuhan. Sebab Tuhan tidak suka dengan para pembual.

11. Bagaimana supaya kita dijuahkan dari sifat atau kebiasaan membual?
Jawab: Senantiasa sadar bahwa membual adalah perkara yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dan senantiasa berdoa supaya Tuhan menjaga bibir kita. Mazmur 141:3 " Awasilah mulutku, ya TUHAN dan berjagalah pada pintu bibirku".

12. Menurut Paulus dalam surat Galatia 6:14, sebenarnya apa yang patut kita megahkan?
Jawab : Paulus berkata " Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehNya dunia telah disalibkan bagiku  dan aku bagi dunia.

13. Apa yang harus kita perhatikan dalam hal bersaksi berkaitan dengan membual ini?
Jawab: Kita harus bersaksi dengan menyampaikan fakta yang ada. Tidak dibesar-besarkan atau ditambah-tambah dengan maksud supaya orang terkesan akan kesaksian kita, sehingga banyak orang akan mengundang kita bersaksi atau bahkan berkhotbah. Jangan sampai kita dikenal sebagai orang "Seribu-tiga". Artinya seribua yang kita sampaikan, hanya tiga yang sesuai fakta.

14. Bagaimana Mazmur 37:35-36 berkata tentang  orang yang sombong dan suka membual?
Jawab : Mazmur 37:35-36 menulis,"Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras Libanon; ketika aku lewat, lenyaplah ia, aku mencarinya, tetapi tidak ditemui."

15. Bagaimana bunyi Mazmur 37:35-36 dalam  Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini?
Jawab: " Aku pernah melihat seorang jahat yang suka membual; ia seperti pohon yang segar dan dan berakar dalam,Waktu aku lewat, ia tidak ada lagi, kucari dia, tapi tidak kudapati (Mazmur 37:35-36 BIMK). Artinya bahwa keberhasilan mereka adalah semu adanya. Bisa cepat berubah. 

16. Bagaimana janji Tuhan terhadap orang yang tulus dan jujur menurut Mazmur 37:35-36
Jawab: Mazmur 37:37 menulis," Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan."   

17. Mengapa kita tidak boleh suka membual?
Jawab: Karena Tuhan tidak suka dengan orang yang suka membual. Kita akan kehilangan integritas. Ketika orang tahu kita suka membual, maka orang tidak akan lagi percaya kepada kita.  Dan kalau kita sudah tidak dipercaya orang, kita akan mengalami masa-masa yang sulit. Seba kalau orang sudah tidak lagi percaya kepada kita, siapa yang mau berhubungan sama kita? Siapa yang mau memberi kita pekerjaan? Siapa yang mau berbisnis dengan kita? Siapa yang mau mengajak kita kerjasama? 

18. Tulislah contoh judul khotbah dengan mengambil ayat pokok dari 2 Tim 3:1-9 ini !
Jawab : Hidup Benar di Masa Sukar, Keadaan Manusia Akhir Jaman.  

  
 

Kamis, 04 Januari 2018

UNTAIAN KATA BERMAKNA:KESALEHAN

UNTAIAN KATA BERMAKNA:
KESALEHAN

Kesalehan dalam bahasa Latin adalah "pieta". Dari kata "pieta" inilah muncul kata pietisme yang artinya adalah paham yang mengedepankan dan menekankan tentang kesalehan hidup. Para penganut paham pieta berpendapat bahwa tidak cukup jika ajaran firman Tuhan dan dogmatika itu hanya dijadikan sebagai konsumsi yang memuaskan otak bila tidak diaplikasikan melalui praktek hidup sehari-hari.

Hari-hari ini ajaran tentang kesalehan hidup semakin langka dan sulit ditemukan. Oleh sebab itu sudah seharusnya sebagai orang-orang percaya perlu diingatkan kembali betapa pentingnya hidup dalam kesalehan.