Pages - Menu

Minggu, 13 Maret 2022

BANGKIT DALAM KEBANGKITAN-NYA


Ayat Pokok:
"Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,"
(Filipi 3:10)


Pendahuluan
Puji Tuhan, hari ini kita para Pria di Komisi Pria dapat kembali mengadakan Ibadah Spesial dalam rangka Peringatan Paskah.
Tema yang diberikan oleh Pengurus Pria adalah " Bangkit Dalam Kebangkitan-Nya."
Mari kita buka ayat firman Tuhan dalam Filipi 3:10 yang menjadi pokok renungan kita.

Makna Paskah
Kata Paskah berasal dari bahasa Ibrani, "Pesakh" yang artinya "melewati."
Kisah Paskah diawali dari kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir, dalam Keluaran 12
Ada orang berpendapat bahwa Paskah adalah Kebangkitan Yesus saja.
Tetapi sebenarnya, Paskah bicara juga tentang pengorbanan Yesus.

Bangkit Dalam Kebangkitan-Nya
Apa yang harus bangkit dalam kebangkitan-Nya?
Mari kita buka dalam Matius 28:1-10

a. Kebangkitan-Nya Membangkitkan Iman (Ay.1-2)
"Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. 2Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya."
 (Matius 28:1-2)

Paskah adalah penggenapan janji Tuhan. Bukti bahwa janji Allah itu ya dan Amin.
Paskah adalah bukti kemenangan Kristus dan juga kemenangan kita yang percaya kepada-Nya
PASKAH : Percaya Allah, Sungguh Kita Akan Hidup.

b. Kebangkitan-Nya Membangkitkan Kekuatan (ay.3-4)
"Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. 4Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. 5Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: ”Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu."
(Matius 28:3-4)

c. Kebangkitan-Nya membangkitkan semangat untuk Perubahan 

Penutup
Kristus telah rela mengorbankan diri-Nya dan mati di kayu salib guna menebus dosa manusia. Tapi Dia tidak hanya mati bagi kita. Dia tidak hanya berhenti, sampai hanya mati bagi kita. Ia bangkit bagi kita. Dia Allah yang hidup. Dia Tuhan yang memberikan kepastian dan jaminan keselamatan bagi kita yang percaya kepada-Nya.

LINK INFORMASI PENTING
Buku 29 Bahan Khotbah Ibadah Paskah
Buku 29 Bahan Khotbah Ibadah Pentakosta


Dapatkan Buku 29 Bahan Khotbah Ibadah Paskah. Harga Rp.37.500,00. Pemesanan via WA.0852-2808-5470

Selasa, 08 Maret 2022

Buku 29 Bahan Khotbah Ibadah Paskah

 INFO BUKU BARU




Dapatkan Buku 29 Bahan Khotbah Ibadah Paskah
Buku ini berisi bahan-bahan khotbah seputar Kematian dan Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

Adapun judul-judul khotbah dalam buku ini adalah;
1. Makna Paskah Yang Seajti
2. Kuasa Kebangkitan Kristus
3. 7 penyataan Yesus di Salib
4. Hidup Memulaian Tuhan 
5. Yesus Sudah Bangkit
6. Paskah Memberikan Pembahatuan 
7. Pasah Memberikan Pembaharua Bgi Wanita 
8. Kuasa Kebangkitan Kristus . 
9. Peristiwa Kematian dan Kebangkitan-Nya membuat Hidup Kita Berarti. 
10. Makna Paskah Yang Sejati . 
11.3  Makna Paskah 
12. Kematian Yesus Mendamaikan Manusia Dengan Tuhan. 
13. Kristus Benar-benar Bangkit. 
14. Dampak Kebangkitan Yesus . 
15. Kuasa Kebangkitan. 
16. Jesus, The Passover Lamb .
17. Pengampunan Yang Membebaskan. 
18. Kemenangan-Nya, Kemenangan Kita. 
19. Dibenarkan Karena Iman. 
20. Menang Atas Keakuan. 
21. Kebangkitan Kristus, Mitos Atau Fakta. 
22. Via Dolorosa. 
23. Sudah Selesai. 
24. Kematian Yang Membawa Kehidupan. 
25. berkat Kebangkitan Kristus. 
26. Kasih Allah Nyata. 
27. Kuasa Darah Yesus 
28. Ia Telah Bangkit. 
29. Teladan Ketaatan. 

Bagaimana cara mendapatkan buku ini/
Kirim donasi untuk biaya cetak  Rp.35.000 + ongkos kirim sesuai alamat.
Untuk menentukan ongkos kirim, silakan informasikan alamat lengkap via WA ke.0852-2808-5470.
Kami akan mengirimkan pemberitahuan jumlah total yang harus dikirim sekaligus no. rekening untuk transfer donasi.


LINK INFORMASI PENTING
Buku 29 Bahan Khotbah Kedukaan dan Penghiburan
Buku 29 Bahan Khotbah Ucapan Syukur

Minggu, 06 Maret 2022

MENJADI TANAH YANG BAIK

Ayat Pokok:
"Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: ”Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
(Lukas 8:8)


Pendahuluan
Ayat Alkitab yang baru saja kita baca adalah bagian dari Perumpamaan Tuhan Yesus tentang  seorang Penabur. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perumpamaan ini, memang kita harus membaca secara utuh perikop ini dari ayat 4 sampai ayat 15. 

Perumpamaan tentang seorang penabur, tidak hanya dicatat dalam Injil Lukas ini, tetapi juga dalam Injil Matius 13:1-23 dan juga Markus 4:1-20.
Kalau sampai hal ini dimuat dalam 3 kitab Injil, itu artinya bahwa perumpamaan ini adalah satu hal yang sangat penting untuk kita perhatikan.

Yesus mengajar dalam perumpamaan
Berulangkali Tuhan Yesus mengajar dalam perumpamaan. 
Ada orang yang ketika menyampaikan suatu pesan moral atau kebenaran, mereka menggunakan dongeng dengan tujuan agar pesan moral tersebut dapat dengan mudah tersampaikan dan dipahami oleh orang yang mendengarnya. Tetapi Tuhan Yesus tidak menggunkan dongeng, melainkan perumpamaan. 

Apa perbedaan  antara dongeng dan perumpaan?
Memang, baik perumpamaan maupun dongeng menekankan suatu kebenaran moral, tetapi dalam dongeng ceritanya hanya merupakan khayalan yang tidak masuk akal, seperti binatang berbicara dsb, Sedangkan dalam perumpamaan ceritanya bukan khayalan tetapi betul-betul bisa terjadi (Pulpit Commentary, hal 201-202).

Tuhan Yesus menggunakan bentuk perumpamaan untuk menjelaskan rahasia Kerajaan Allah, suatu bentuk pengajaran yang mengambil contoh kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan sebuah kebenaran rohani.  Kebenaran tentang kerajaan Allah diberitakan dalam bentuk perumpamaan sehingga tidak semua orang dapat memahaminya, hanya dapat dimengerti oleh murid sejati.  Terlebih bagi yang menolak kebenaran itu, mereka hanya bisa mendengar namun tidak akan mengerti.  Hal itu ditujukan kepada bangsa Yahudi yang menolak kehadiran Kristus sebagai Juruselamat, walaupun tanda-tanda itu sebenarnya sudah lebih dari cukup.

Perumpamaan tentang seorang penabur
Dalam perumpamaan yang kita baca hari ini diceritakan tentang seorang penabur dan benih yang ditaburnya.  Seorang penabur menaburkan benihnya dan benih itu jatuh di berbagai jenis tanah. 

Benih pertama jatuh di pinggir jalan. 
Artinya, benih jatuh di tanah yang keras dan tidak akan bertahan lama karena segera datang burung-burung dan memakannya sampai habis. 
 
Tanah dipinggir jalan adalah gambaran tentang jenis hati yang sangat keras.  Ketika firman disampaikan ia tidak memberikan respons yang benar; masih suka mengabaikan, meremehkan atau bahkan menolak dan tidak percaya kepada firman itu.  Orang semacam ini sulit menerima teguran, nasihat, dan cenderung suka memberontak.  Mereka masih hidup menurut keinginannya sendiri, bukan tunduk kepada pimpinan Tuhan; hidup dalam hawa nafsu daging.  Alkitab menegaskan, "...barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,..."  (Galatia 6:8).

Benih kedua jatuh di tanah yang berbatu-batu, tidak banyak tanahnya. 
Benih itu memang tumbuh namun akan cepat layu dan menjadi kering kena terik matahari, juga karena lapisan tanahnya tipis sehingga benih tak mampu berakar dengan kuat. 
 
Benih itu memang tumbuh, tapi tidak mampu menghadapi tantangan yang ada.  Ini berbicara tentang tumbuhan yang saat panas terik akan mati, ia tidak berakar kuat karena ada batu-batu penghalang.  Benih akan tumbuh berakar kuat apabila batu-batu itu dibuang.  Diambilkan peralatan berkebun, batu-batunya disingkirkan, tanahnya diolah, kemudian baru ditaburkan benihnya, pasti bisa tumbuh.  Pada awalnya ia sangat semangat menerima firman, tetapi firman itu tidak mampu berakar kuat, hanya bertahan sebentar saja sehingga ketika masalah, penderitaan atau ujian menerpa, segera ia kecewa dan meninggalkan Tuhan (murtat).  Karena itulah kita harus mau berubah meski itu sakit.  Mohon pertolongan Roh Kudus untuk memampukan kita sehingga kita menjadi manusia baru.  "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dan syukur."  (Kolose 2:7).

Benih ketiga jatuh di tengah semak berduri. 
Semak yang tumbuh semakin besar kian menghimpit pertumbuhan benih itu sehingga ia pun mati. 
Benih bisa saja tumbuh, tapi terhimpit oleh semak belukar, akibatnya tanaman itu akan mati.  Ini gambaran seorang Kristen yang masih terikat dengan hal-hal yang bersifat duniawi; masih mencintai dan bersahabat dengan dunia ini.  Mereka dapat saja terlihat seperti orang yang rohani, tapi kekuatiran dunia ini tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak bertumbuh.

Benih keempat jatuh di tanah yang baik dan benih itu pun bertumbuh dan dapat berbuah lebat. 
Ada yang 100x lipat, 60x lipat dan juga 30x lipat. 
Karena tanahnya baik dan subur, maka benih itu tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah.  Ialah seseorang yang mendengar firman kebenaran dan menyambutnya dengan sukacita, percaya dan mempraktekkannya, sekaligus menunjukkan pertumbuhan rohani yang baik sehingga ada buah-buah pertobatan yang dihasilkan

Makna perumpamaan ini
Apakah arti perumpamaan ini? 
Benih berbicara tentang firman Tuhan (Injil). 
Sedangkan penabur yang dimaksud adalah para pelayan Tuhan, orang-orang yang dipercaya untuk menaburkan firman Tuhan atau memberitakan Injil Kerajaan Allah. 
Ada pun jenis-jenis tanah yang ditaburi benih itu menggambarkan keadaan hati setiap orang.  Perbedaan jenis tanah menunjukkan perbedaan respons masing-masing orang terhadap firman yang mereka terima, sehingga keadaan tanah hati kita sangat menentukan apakah ada dampak dari firman yang kita terima.

Penutup
Bagaimana respons kita terhadap benih firman Tuhan?  Sudah baikkah tanah hati kita?
Maka dari itu "Bukalah bagimua tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan,"  (Hosea 10:12b).  Begitu pentingnya hati sehingga Salomo pun menasihatkan, "Jangalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).

LINK INFORMASI PENTING
Buku 29 Bahan Khotbah Ibadah Paskah
Buku 29 Bahan Khotbah Ibadah Kedukaan dan Penghiburan
Buku 29 Bahan Khotbah Pemberkatan Nikah
Buku 29 Bahan Khotbah Ucapan Syukur
Buku 29 Bahan Khotbah Ibadah Natal
Buku 29 Bahan Khotbah Pilihan Jilid 1

DAPATKAN EBOOK 29 BAHAN KHOTBAH PILIHAN DENGAN MEMBERIKAN DONASI Rp.10.000,00 Ke Rek BCA 1540241577 A.N AGUS SUSANTO-SETELAH TRANSFER DONASI KIRIM KONFIRMASI VIA SMS/WA Ke.0852-2808-5470

MENDENGAR DAN MELAKUKAN FIRMAN TUHAN

 Ayat Pokok:
"Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: ”Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” Tetapi Ia berkata: ”Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
(Lukas 11:27-28)

Pendahuluan
Melihat semua yang Yesus perbuat, mujizat yang Ia lakukan, cara-Nya mengajar dan berbicara, maka banyak orang merasa kagum kepada-Nya.  Maka tidaklah mengherankan, semakin banyak orang yang datang kepada-Nya (Yohanes 2:23). Bahkan banyak juga orang Samaria yang datang kepada-Nya ( Yohanes 4:39).
Melihat itu semua, seorang perempuan yang datang saat Tuhan Yesus sedang mengajar berkata, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau."(ayat 27).
Tetapi bagaimana jawab Tuhan Yesus? 
Tuhan Yesus menjawab,"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."(ayat 28)

Kebahagiaan Menurut Manusia
Dari ayat-ayat ini, kita dapat melihat bahwa, ada sudut pandang yang berbeda mengenai kebagiaan, menurut perempuan, yang juga mewakili sudut pandang manusia mengenai kebahagiaan, dengan sudut pandang Tuhan Yesus mengenai kebahagiaan.
Melihat apa yang diperbuat oleh Tuhan Yesus, perempuan itu  berpikir dan memastikan bahwa Maria adalah seorang yang berbahagia karena memiliki anak yang terkenal, dapat melakukan segala hal dan berhasil dalam mendidik anak. 
Tentu kita tidak menolak dengan apa yang dipikirkan oleh perempuan itu. Hal-hal diatas adalah juga salah satu alasan mengapa kita disebut sebagai orang yang berbagia. Kitapun pasti akan merasa bahagia bila memiliki anak yang punya banyak prestasi, namanya dikenal banyak orang sebagai anak yang baik, dll. Apalagi ditambah dengan keadaan ekonomi kita yang berkecukupan, semua aman, tidak ada permasalahan dalam kehidupan.
Secara umum, hal-hal materi seperti kekayaan, tingkat pencapaian atau kesuksesan:usaha, jabatan, popularitas menjadi penentu kebagagiaan seseorang.
Namun bernarkah demikian?
Ternyata tidak sepenuhnya benar. Ada orang yang memiliki banyak kekayaan secara materi, terkenal dimana-mana, tetapi ternyata hidupnya tidak bahagia, bahkan merana.

Kebahagiaan Menurut Tuhan Yesus
Bagaimana kebahagiaan menurut Tuhan?
Dengan bijak, Tuhan Yesus menanggapi pendapat atau pemikiran dari perempuan itu.  Tuhan Yesus tidak menyalahkan, karena Ia memaklumi bahwa itulah pendapat umum manusia mengenai kebahagiaan.  Tetapi Tuhan Yesus juga tidak membiarkan  perempuan itu dan orang-orang yang saat itu datang, salah memahami tentang kebahagiaan. Dan Tuhan Yesus tentu juga tidak ingin kita yang membaca ayat ini pada hari ini, salah memahami tentang kebahagiaan.
Tuhan Yesus, tidak berbasa-basi dengan berkata, "Terimakasih Bu, jawabannya benar." Tuhan Yesus dengan tegas meng-counter pernyataan tersebut dengan jawaban, " yang berbagaia ialah mereka yang mendengar firman Allah dan yang memeliharanya."(ay.28)
Jadi orang yang berbahagia menurut Tuhan Yesus adalah orang yang
1. Mendengar firman Allah
2. Melakukan firman Allah

Mendengar firman Allah
Kata "mendengar "biasanya dikaitkan dengan kegiatan menangkan bunyi yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, dilakukan secara sengaja dan menurut konsentrasi atau perhatian yang sungguh-sungguh. Setiap kali Tuhan Yesus mengajar, selalu mengingatkan para pendengar untuk mendengar dengan sungguh-sungguh.

"Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: ”Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
(Lukas 8:8)

"Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.”
(Lukas 8:18)

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
(Matius 11:15)

Kegiatan mendengar menuntut si pendengar menyimak apa yang dikatakan/dibacakan. Apakah seseoramg mendengarkan atau sekedar mendengar, dapat diukur dari tingkat pengetahuan (tahu) dan pemahamannya (paham).

Kapan kita mendengar firman Tuhan?
Pada saat Kitab Suci dibacakan dan pada saat kita membaca Kitab Suci (Bdk. Why 1:3). Karena itu dalam sharing Injil dan dalam setiap pendalaman iman atau pendalaman kitab suci, saat kita meminta seseorang untuk membacakan ayat yang ditentukan (kitab suci) fasilitator selalu mengingatkan “Bacalah dengan suara yang lantang,  jelas, penuh pemaknaan dan dalam suasana doa” dan kepada kita yang mendengar akan diingatkan “mari kita dengarkan sabda Tuhan dengan sungguh” atau “mari kita mendengarkan sabda Tuhan dengan membaca dari kitab suci kita masing-masing dan seturut irama saudara kita yang akan membacakannya untuk kita”. Dan bagi para lektor, dalam setiap latihan selalu ditekankan cara membaca yang baik dan benar. Prinsipnya lektor bukan sekedar membaca, tetapi membacakan, dan bukan membaca bagi dirinya tetapi membacakan bagi orang lain.

Penulis Wahyu menegaskan “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini” (Why 1:3). Bagi Yesus, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar di dunia ini ketimbang mereka yang tahu bahwa mereka telah mendapatkan keselamatan kekal (bdk. Luk 10:20), mereka yang tahu telah dibebaskan dari keterikatan (Bdk. Gal 3:22-29)

Memelihara firman Tuhan
Yesus mengingatkan bahwa yang berbahagia bukan saja orang yang mendengarkan Firman Allah, tetapi juga yang memelihara Firman Allah. Memelihara di sini berarti tekun melakukan. (bdk.perumpamaan tentang orang membangun rumah di Mat 7: 24-27 perumpamaan tentang talenta di Mat 25:25-30) dan tekun merawat (Bdk. Perumpamaan tentang penabur di Mat 13:3-8).
Penulis kitab Wahyu kembali menegaskan “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya” (Why 1:3).
Dalam kegaiatan kita lebih kita kenal dengan AKSI NYATA dan MENGHIDUPI AYAT KEHIDUPAN 

Penutup
Firman Tuhan harus kita baca, dengarkan, dan pelihara dengan melakukan sehingga firman itu semakin bertumbuh dan berakar dalam hati, pikiran, dan hidup kita.
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Mat 7:21)
"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. "(Yakobus 1:22)

LINK INFORMASI PENTING
FLASHDISK TEMPLATE POWERPOINT DAN DESAIN GRAFIS
BUKU 29 BAHAN KHOTBAH PILIHAN JILID 1
BUKU 29 BAHAN KHOTBAH KEDUKAAN DAN PENGHIBURAN
BUKU 29 BAHAN KHOTBAH PEMBERKATAN NIKAH

DAFTAR AYAT FIRMAN TUHAN SEPUTAR KETAATAN

 1.
"Tetapi Ia berkata: ”Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
(Lukas 11:28)

2.
“Barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” 
(Yak 1:25)