Ayat Pokok:
"Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: ”Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
(Lukas 8:8)
Pendahuluan
Ayat Alkitab yang baru saja kita baca adalah bagian dari Perumpamaan Tuhan Yesus tentang seorang Penabur. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perumpamaan ini, memang kita harus membaca secara utuh perikop ini dari ayat 4 sampai ayat 15.
Perumpamaan tentang seorang penabur, tidak hanya dicatat dalam Injil Lukas ini, tetapi juga dalam Injil Matius 13:1-23 dan juga Markus 4:1-20.
Kalau sampai hal ini dimuat dalam 3 kitab Injil, itu artinya bahwa perumpamaan ini adalah satu hal yang sangat penting untuk kita perhatikan.
Yesus mengajar dalam perumpamaan
Berulangkali Tuhan Yesus mengajar dalam perumpamaan.
Ada orang yang ketika menyampaikan suatu pesan moral atau kebenaran, mereka menggunakan dongeng dengan tujuan agar pesan moral tersebut dapat dengan mudah tersampaikan dan dipahami oleh orang yang mendengarnya. Tetapi Tuhan Yesus tidak menggunkan dongeng, melainkan perumpamaan.
Apa perbedaan antara dongeng dan perumpaan?
Memang, baik perumpamaan maupun dongeng menekankan suatu kebenaran moral, tetapi dalam dongeng ceritanya hanya merupakan khayalan yang tidak masuk akal, seperti binatang berbicara dsb, Sedangkan dalam perumpamaan ceritanya bukan khayalan tetapi betul-betul bisa terjadi (Pulpit Commentary, hal 201-202).
Tuhan Yesus menggunakan bentuk perumpamaan untuk menjelaskan rahasia Kerajaan Allah, suatu bentuk pengajaran yang mengambil contoh kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan sebuah kebenaran rohani. Kebenaran tentang kerajaan Allah diberitakan dalam bentuk perumpamaan sehingga tidak semua orang dapat memahaminya, hanya dapat dimengerti oleh murid sejati. Terlebih bagi yang menolak kebenaran itu, mereka hanya bisa mendengar namun tidak akan mengerti. Hal itu ditujukan kepada bangsa Yahudi yang menolak kehadiran Kristus sebagai Juruselamat, walaupun tanda-tanda itu sebenarnya sudah lebih dari cukup.
Perumpamaan tentang seorang penabur
Dalam perumpamaan yang kita baca hari ini diceritakan tentang seorang penabur dan benih yang ditaburnya. Seorang penabur menaburkan benihnya dan benih itu jatuh di berbagai jenis tanah.
Benih pertama jatuh di pinggir jalan.
Artinya, benih jatuh di tanah yang keras dan tidak akan bertahan lama karena segera datang burung-burung dan memakannya sampai habis.
Tanah dipinggir jalan adalah gambaran tentang jenis hati yang sangat keras. Ketika firman disampaikan ia tidak memberikan respons yang benar; masih suka mengabaikan, meremehkan atau bahkan menolak dan tidak percaya kepada firman itu. Orang semacam ini sulit menerima teguran, nasihat, dan cenderung suka memberontak. Mereka masih hidup menurut keinginannya sendiri, bukan tunduk kepada pimpinan Tuhan; hidup dalam hawa nafsu daging. Alkitab menegaskan, "...barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,..." (Galatia 6:8).
Benih kedua jatuh di tanah yang berbatu-batu, tidak banyak tanahnya.
Benih itu memang tumbuh namun akan cepat layu dan menjadi kering kena terik matahari, juga karena lapisan tanahnya tipis sehingga benih tak mampu berakar dengan kuat.
Benih itu memang tumbuh, tapi tidak mampu menghadapi tantangan yang ada. Ini berbicara tentang tumbuhan yang saat panas terik akan mati, ia tidak berakar kuat karena ada batu-batu penghalang. Benih akan tumbuh berakar kuat apabila batu-batu itu dibuang. Diambilkan peralatan berkebun, batu-batunya disingkirkan, tanahnya diolah, kemudian baru ditaburkan benihnya, pasti bisa tumbuh. Pada awalnya ia sangat semangat menerima firman, tetapi firman itu tidak mampu berakar kuat, hanya bertahan sebentar saja sehingga ketika masalah, penderitaan atau ujian menerpa, segera ia kecewa dan meninggalkan Tuhan (murtat). Karena itulah kita harus mau berubah meski itu sakit. Mohon pertolongan Roh Kudus untuk memampukan kita sehingga kita menjadi manusia baru. "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dan syukur." (Kolose 2:7).
Benih ketiga jatuh di tengah semak berduri.
Semak yang tumbuh semakin besar kian menghimpit pertumbuhan benih itu sehingga ia pun mati.
Benih bisa saja tumbuh, tapi terhimpit oleh semak belukar, akibatnya tanaman itu akan mati. Ini gambaran seorang Kristen yang masih terikat dengan hal-hal yang bersifat duniawi; masih mencintai dan bersahabat dengan dunia ini. Mereka dapat saja terlihat seperti orang yang rohani, tapi kekuatiran dunia ini tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak bertumbuh.
Benih keempat jatuh di tanah yang baik dan benih itu pun bertumbuh dan dapat berbuah lebat.
Ada yang 100x lipat, 60x lipat dan juga 30x lipat.
Karena tanahnya baik dan subur, maka benih itu tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah. Ialah seseorang yang mendengar firman kebenaran dan menyambutnya dengan sukacita, percaya dan mempraktekkannya, sekaligus menunjukkan pertumbuhan rohani yang baik sehingga ada buah-buah pertobatan yang dihasilkan
Makna perumpamaan ini
Apakah arti perumpamaan ini?
Benih berbicara tentang firman Tuhan (Injil).
Sedangkan penabur yang dimaksud adalah para pelayan Tuhan, orang-orang yang dipercaya untuk menaburkan firman Tuhan atau memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Ada pun jenis-jenis tanah yang ditaburi benih itu menggambarkan keadaan hati setiap orang. Perbedaan jenis tanah menunjukkan perbedaan respons masing-masing orang terhadap firman yang mereka terima, sehingga keadaan tanah hati kita sangat menentukan apakah ada dampak dari firman yang kita terima.
Penutup
Bagaimana respons kita terhadap benih firman Tuhan? Sudah baikkah tanah hati kita?