Ayat Pokok:
"Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."
(Amsal 18:21)
Pendahuluan
Amsal mengingatkan akan betapa dahsyat dan hebatnya kuasa perkataan kita. Amsal bahkan sampai mengingatkan bahwa lidah dapat menentukan hidup dan mati kita.
Orang percaya yang ingin memiliki kehidupan yang baik harus menjaga lidah atau perkataannya dengan tidak berkata-kata yang jahat. Sebaliknya harus membiasakan diri untuk memperkatakan hal-hal yang baik dan positif.
Jadi, realita apa yang ingin kita ciptakan di hidup kita:kesembuhan? kelimpahan, kesuksesan? dengan menggemakannya, maka kita akan memakan buahnya.
Surat Yakobus pun mengatakan betapa lidah memiliki pengaruh yang besar yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan manusia.
Yakobus 3:6, "Lidahpun adalah api: ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat diantara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka."
Oleh sebab itu kita harus berhati-hati menggunakan lidah kita. Kata-kata kasar yang kita ucapkan, kata-kata dusta, fitnah, gosip, umpatan dan lain-lainnya apabila kita menggemakannya pada akhirnya semua itu akan berbalik kepada kita sendiri. Akibatnya kita menjadi orang yang tidak disukai, tidak dapat dipercaya, dijauhi orang dan berpotensi mendatangkan kesukaran atau masalah di kemudian hari, dan akhirnya akan membawa kita kepada kematian.
Amsal 21:23, "Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran."
Matius 12:36-37, "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu negkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Kata-kata yang baik, kata-kata yang lembut, yang positif, yang jujur akan menjadi berkat bagi orang lain. Ia menyembuhkan, menguatkan yang lemah. Bahkan nabi Yesaya mengatakan, bahwa lidah seorang murid dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.
Yesaya 50:4, "Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru."
Semua itu akan berbalik kepada kita sendiri. Kita akan menjadi orang yang disukai dan dipercaya oleh orang lain, dan pada akhirnya akan membawa kita kepada kehidupan yang baik.
Efesus 4:29 (BIS), "Kalau kalian bicara, janganlah memakai kata-kata yang kotor. Pakai sajalah kata-kata yang membina dan memberi pertolongan kepada orang lain. Kata-kata seperti itu akan mendatangkan kebaikan kepada orang-orang yang mendengarnya."
Demikia juga apabila kita mengucapkan dan menggemakan kata-kata yang optimis untuk diri kita sendiri, sekalipun kita sedang mengalami hal-hal yang tidak baik dalam hidup kita: kekurangan, kesesakan dan kesusahan, maka perkataan itu semua akan berbalik kepada kita, dan kita akan mengalami kehidupan yang baik. Tetapi apabila kita mengucapkan dan menggemakan kata-kata yang pesimis, keluh-kesah, maka kita akan mengalami kegagalan, kecelakaan, ketidakberuntungan dan akhirnya kematian. Karena kata-kata yang kita ucapkan adalah sebuah doa yang memiliki kuasa untuk mewujudkannya.
Amsal 18:20, "Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia kenyangkan oleh hasil bibirnya."
Sekarang kita mengerti betapa dahsyatnya kuasa lidah. Ia dapat menciptakan yang tidak ada menjadi ada, mewujudkan apa yang kita ucapkan baik ataupun jahat. Oleh sebab itu kita harus bijaksana dalam menggunakan lidah kita.
Dua hal dalam mengendalikan lidah kita.
1. Menjaga hati
Hati sangat berperan penting dalam dalam hidup kita. Karena segala sesuatu bersumber dari hati. Apapun yang kita pikirkan dan katakan, semuanya berasal dari hati. Jika hati kita baik, maka pikiran dan perkataan kita juga akan baik, demikian juga sebaliknya.
Matius 12:34-35, "Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat."
Hati kita sangat dipengaruhi oleh keadaan yang kita alami, maka untuk menjaga hati tetap baik dan bersih, kita sendiri yang bertanggungjawab untuk menjaganya. Seperti yang firman Tuhan katakan di Amsal 4:23, kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan dengan tidak mengizinkan semua peristiwa-peristiwa yang menyakitkan hati, yang membuat kecewa, sedih, marah dan lain-lain yang terjadi dihidup kita masuk ke perbendaharaan hati kita.
Semua peristiwa yang buruk yang terjadi harus segera ditanggulangi dengan berusaha untuk mengampuni dan melupakannya, sehingga senantiasa terpancar kehidupan; kata-kata yang memberkati orang lain.
Filipi 4:5, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!”
2. Dipenuhi Roh Kudus
Surat Yakobus 3:6-8 menekankan kecenderungan kita untuk berdosa dalam perkataan. Firman Tuhan mengatakan; tidak ada seorangpun yang berkuasa untuk menjinakkan lidah.
Yakobus 3:6-8, “Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan."
Tuhan Yesus berjanji bahwa kita akan memiliki kuasa apabila Roh Kudus turun atas kita (Kisah 1:8). Tanpa kuasa Roh Kudus tidak ada seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidahnya, karena lidah kita dinyalakan oleh api neraka yang akan mencondongkan kita kepada perkataan yang sia-sia dan jahat.
Persekutuan yang intim dengan Roh Kudus akan membuat kita semakin bertumbuh dewasa rohani, kuasa Roh Kudus akan memampukan lidah kita untuk berkata-kata yang baik dan positif dan kita menjadi orang sempurna yang mampu untuk menguasai lidah dan juga seluruh tubuh kita.
Yakobus 3:2, “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya”.
Seperti yang Musa katakan kepada bangsa Israel; “Aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan.” Demikian juga orang percaya dihadapkan dengan pilihan yang sama; yaitu kehidupan atau kematian.
Salomo mengingatkan kita, bahwa lidah adalah salah satu anggota tubuh yang dapat mewujudkannya. Sesuai dengan apa yang kita ucapkan demikianlah yang akan terjadi, sebab kata-kata yang kita ucapkan adalah doa kita. Pada akhirnya semua kata-kata yang kita ucapkan dan gemakan, semuanya akan kembali kepada kita sendiri dan kelak akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Mazmur 34:12-13, “Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar