Rabu, 24 Februari 2021

SELAGI MUDA, CARILAH TUHAN DENGAN KESUNGGUHAN

 

Nats Alkitab:
"Yosia menjauhkan segala dewa kekejian dari semua daerah orang Israel dan menyuruh semua orang yang ada di Israel beribadah kepada TUHAN, Allah mereka. Maka sepanjang hidup Yosia mereka tidak menyimpang mengikuti TUHAN..." 
(2 Tawarikh 34:33)  

Pendahuluan
Hari ini kita akan belajar dari kehidupan salah satu tokoh dalam Alkitab yang bernama Yosia. Ternyata, masa muda tidaklah menjadi halangan untuk kita hidup mencari Tuhan dan melakukan kehendak-Nya.  Perhatikan!  Alkitab menyatakan bahwa Yosia menjadi raja saat ia masih berusia belia, yaitu 8 tahun.  Yosia masih kanak-kanak saat menjabat sebagai raja. 

Nama  'Yosia'  dalam bahasa Ibrani berarti Tuhan yang menyembuhkan.  Tentang Yosia ini Alkitab menyatakan,  "Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri."  (2 Tawarikh 34:2), dan  "Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia,..."  (2 Tawarikh 34:3).  Pernyataan  'tahun ke delapan dari pemerintahannya'  berarti saat Yosia menginjak usia 16 tahun  (usia remaja), usia transisi atau masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa, disebut pula usia rawan, di mana seseorang sedang mencari jati dirinya.

Yosia mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh
Sekalipun masih tergolong remaja Yosia mau belajar dari sejarah masa lalu dengan mengikuti kebiasaan hidup bapa leluhurnya  (raja Daud)  untuk hidup takut akan Tuhan, tidak seperti raja-raja lainnya yang cenderung hidup menyimpang dan berlaku jahat di mata Tuhan.  Apa yang ditunjukkan Yosia ini seharusnya menginspirasi anak-anak muda Kristen!  Sebagai orang muda Yosia pasti mempunyai banyak keinginan dalam hidupnya, apalagi kedudukannya sebagai raja  (punya segalanya), tentulah Yosia sangat disibukkan dengan tugas-tugas protokoler kerajaan atau agenda kerja yang sangat padat.  Meski demikian ia tetap mengutamakan hal yang terpenting dalam hidup ini, yaitu mencari Tuhan.  Kata  'mencari'  berarti ada suatu upaya, usaha, kemauan dan komitmen untuk menemukan Tuhan dengan segenap hati dan jiwa.

Empat tahun kemudian saat Yosia berumur 20 tahun, ia melakukan pembaharuan rohani di seluruh tanah Israel:  menyucikan Yehuda dan Yerusalem dengan merubuhkan patung-patung dan mezbah penyembahan berhala  (2 Tawarikh 34:1-7), yang kemudian diikuti dengan perbaikan Bait Tuhan  (2 Raja-Raja 22:3-7).  Semua perkara yang tidak berkenan kepada Tuhan ia singkirkan!
Orang yang mencari Tuhan dengan sungguh pasti mengalami pertolongan-Nya!

Yosia memperbaiki rumah Allah (2 Taw 34:8)
Setelah menghancurkan berhala dan mezbahnya, Yosia memperbaiki rumah Allah. Kita yang sudah bertobat dari dosa harus (1 Kor 6:19; 3:16). Setelah berbalik kepada Allah, tubuh kita bukan milik kita sendiri tapi menjadi milik Allah.

Yang perlu dilakukan untuk memperbaiki bait Allah
- Memberikan persembahan uang (2 Taw 34:9-10). Selain secara tekstual memberi dana persembahan, persembahan uang bisa diartikan sebagai mempersembahkan diri untuk melayani Tuhan. Bekerja untuk Tuhan berarti menaati perintah untuk melayani Tuhan. Saat melayani Tuhan, kita akan mengalami pertumbuhan iman.

- Menentukan dan memanggil orang yang sesuai dengan kemampuannya (ayat 11). Dengan kemampuan dan tugasnya masing-masing, mereka saling membantu. Kita memiliki talenta dari Tuhan, pergunakan talenta tersebut bersama-sama.

- Melakukan pekerjaan dengan setia (ayat 12a). Memberikan pengajaran untuk harus bertekun dalam memperbaiki rumah Allah. Untuk memperbaiki rumah Allah tidak cukup dalam hitungan jam. Kita mungkin perlu bertahun-tahun. Kita harus melakukan penyempurnaan rohani secara terus-menerus dan dengan tekun.

Yosia merendahkan diri (2 Taw 34:27)
Saat memperbaiki bait Allah, imam besar Hilkia menemukan kitab taurat dan kitab itu dibacakan kepada Yosia. Saat mendengarkan Yosia merasa sedih karena rakyat sudah tidak menaati Allah, oleh karena itu Yosia mengoyakkan jubahnya.

Bukan kebetulan Hilkia menemukan kitab Taurat, tapi karena kehendak Tuhan. Tuhan ingin Yosia tahu perintah Tuhan yang harus dilakukan dan Yosia berusaha menaati.

Bagaimana sikap kita saat mendengar firman Tuhan?
- Fokus, konsentrasi mendengar (Luk 8:18a)
Ada dua faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi fokus kita saat ibadah. Faktor eksternal contohnya notifikasi gadget di tengah ibadah, orang keluar-masuk saat ibadah, orang lain mengobrol. Faktor internal berasal dari diri sendiri yang sangat berpengaruh terhadap fokus kita.

Saat kita mendengar firman, pikiran kita memikirkan pekerjaan kita, masalah dalam keluarga maka hilanglah fokus kita terhadap firman Tuhan dan sia-sialah kita beribadah.

- merendahkan diri saat mendengar firman Tuhan
Yosia hidup benar dihadapan Tuhan berarti sejak kecil dia sudah mendengar firman Tuhan tapi saat kitab taurat dibacakan, dia tidak sombong. Sekarang zaman internet, setiap informasi dapat dengan cepat diperoleh termasuk bahan tentang firman Tuhan. Saat mendengar firman Tuhan yang sudah pernah kita baca sebelumnya, jangan bersikap kita sudah tahu akan firman tersebut. Firman Tuhan semakin dibaca kita akan semakin mengenal Tuhan.

- Merenungkan firman Tuhan
Merenungkan apa maksud Tuhan dari firman Tuhan untuk diri kita sendiri. Maksud Tuhan ada untuk merubah diri kita sendiri.

Penutup
Masa muda adalah kesempatan untuk kita mencari Tuhan dengan kesungguhan.
Yosia mendengarkan firman Tuhan tapi tidak cukup hanya mendengar tapi juga melakukan firman Tuhan. Setelah mendengarkan kita akan menerima perubahan rohani tapi kita juga tidak hanya menjadi pendengar tapi harus menjadi pelaku firman.

LINK INFORMASI PENTING
BUKU KUMPULAN KHOTBAH DAN RENUNGAN KHUSUS REMAJA

0 komentar:

Posting Komentar