Minggu, 30 Januari 2022

KENANGAN YANG MEMBERKATI

 


Ayat Pokok:
"Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk."
(Amsal 10:7)

Pendahuluan
Hari ini kita kembali kehilangan salah seorang jemaat Tuhan yang kita tah bersama, adalah seorang yang taat beribadah. Dia juga adalah seorang yang ramah kepada siapapun. Saya bahkan sering melihat almarhumah datang ke gereja sebelum yang lain tiba. Ini adalah salah satu teladan yang Almarhumah tinggalkan bagi keluarga dan bahkan bagi kita semua

Apa yang akan kita tinggalkan setelah nanti kita mati.
Dalam kesempatan kebaktian pelepasan jenasah pada pagi ini, berkenaan dengan meninggalkan kekasih kita yang setia beribadah, mari kita renungkan bersama, apa yang  akan kita tinggalkan setelah nanti kita mati?
 
Ada pepatah menulis, "Gajah mati meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama." Saya percaya Anda tidak asing dengan peribahasa ini. Saya percaya juga bahwa Anda pasti memahami makna peribahasa ini, bahwa ada kenangan yang akan kita tinggalkan setelah kita mati nati. Lalu apa yang akan kita tinggalkan: nama baik atau justru reputasi yang buruk?

Nasihat firman Tuhan
Selangkah lebih lagi dari peribahasa ini, penulis kitab Amsal mencatat:" Kenangan kepada orang benar  mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk." (Amsal 10:17)

Penulis kitab Amsal ingin memperingatkan bahwa : orang benar yang sudah meninggal akan tetap meninggalkan kenangan yang indah dan menjadi berkat bagi orang-orang yang mencintainya. Jadi kengangan yang ditinggalkan bukan kenangan yang buruk, tetapi kenangan yang baik dan menjadi berkat. 

Seperti halnya dengan Almarhumah, kalau saya berjumpa dengan Beliau, Saya sering terlambat untuk menyapa, karena yang lebih sering terjadi, Beliulah yang lebih dulu menyapa, jadi begitu terlihat, dari jauh sekalipun Beliu sudah menyapa dengan ramah dan mempersilahkan untuk mampir ke rumah.

Inilah kualitas hidup yang luar biasa dari seorang yang hidup benar dan mempraktekkan firman Tuhan. Raganya boleh saja tidak lagi bersama kita, tetapi teladannya terus menjadi inspirasi bagi kita. Namun berbeda dengan orang fasik dan orang yang jahat, yang tidak taat,orang yang kelakuannya, buruk, seiring dengan jasatnya yang membusuk, namanyapun ikut membusuk.

Oleh karena itu, mari kita jalani bersama-sama kehidupan ini dengan hati-hati dan dan takut akan Tuhan. Berusahalah agar hidup kita bukan hanya memikirkan keinginan diri sendiri, tetapi berupaya agar bagaimana kehidupan kita dapat menjadi berkat. Jangan sampai setelah kita wafat, tidak ada yang orang lain ingat, selain perbuatan kita yang jahat dan perkataan-perkataan yang tidak menjadi berkat.

Penulis kitab Amsal juga memberi nasihat, "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas." (Amsal 22:1)
Seperti apa dan bagaimana kita akan dikenang orang, ini adalah pilihan yang harus kita ambil.  Menjaga nama baik bukan berarti kita lalu menjadi gila hormat, berusaha "mencari muka" dan terlihat hebat.
Menjaga nama baik adalah bagaimana kita meninggalkan legacy atau warisan berupa keteladan yang baik dalam hidup. Memberikan dampak dan pengaruh pada generasi berikutnya.

Penulis yang sama, dalam kitab yang berbeda juga mengingatkan kita, "Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.”
(Pengkhotbah 7:1). Parfum semahal apapun, akan lenyap dan menguap begitu saja tanpa tersisa, tetapi nama orang benar akan senantiasa dikenang selamanya.

Penutup
Mulailah menata diri mulai hari ini.
Tidak ada kata terlambat untuk menata diri supaya pada saat kita dipanggil Tuhan, kita meninggalkan warisan dan kenangan yang baik bagi anak cucu dan orang-orang yang kita cinta. Lakukan hal-hal yang bermanfaat sehingga hidup kita dapat menjadi berkat
Ingatlah senantiasa bahwa: Bagaimana kita hidup di masa kini, akan  menentukan bagaimana kesan dan kenangan orang dimasa depan.

0 komentar:

Posting Komentar