Minggu, 08 Februari 2015

PENDALAMAN ALKITAB: AMSAL 16:10-15

Pokok Bahasan
Peranan Seorang Raja.
Amsal ini menunjukkan berbagai kewajiban dan fungsi raja. Keunikan posisi raja disini dikaitkan dalam konteks pemerintahan Tuhan didunia. Seperti Tuhan, seorang raja memiliki kuasa yang besar dalam perkataan dan perbuatan.
Keputusan dari Allah ada dibibir raja ( ay 10)
Mattew Henri mengatakan:" Ayat ini dipandang sebagai sebuah janji kepada semua raja yang baik, bahwa jika mereka dengan tulus bertujuan mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan, dan mencari bimbingan dariNya, maka Ia akan memperlengkapi mereka dengan hikmat dan anugerah melebihi orang lain.." Hikmat Daud misalnya, dianggap sama dengan hikmat malaikat Tuhan ( 2 Samuel 14:17-20). Seorang raja menjad hakim tertinggi di Israel.  Sebenarnya pengadilan adalah milik Tuhan ( Ul 1;17), pertimbangan yang dijalankan haruslah kudus dan keputusan tidak boleh salah. Oleh karena itu, Tuhan memeberikan kemampuan kepada raja untuk melakukan pengadilan supaya tidak salah dalam keputusannya(1 Raja 3:28).
Keil dan Delitzch memperingatkan kita bahwa bangsa Israel tidak pernah menganggap raja-rajanya sebagai tidak mungkin salah.  Amsal ini berarti bahwa mengeluarkan keputusan yang benar adalah kewajiban para raja. Kewajiban tersebut ditetapkan dan dibatasi;
a. Melakukan kefasikan adalah kekejian bagi raja ( ay 12a)
Seorang raja harus tetap menyadari  bahwa ia sendiri berada dibawah pemerintahan Tuhan Yang Mahakuasa. Pengertian demikian akan menghindari dia dari berlaku fasik. Jika Tuhan adalah tolok ukur bagi segala sesuatu yang kudus, ini disebabkan hanya didalam diriNyalah terdapat kebenaran, kebaikan dan kekudusan.
b. Timbangan dan neraca yang betul adalah kepunyaan TUHAN ( ay 11)
Oleh sebab itu Tuhan menghendaki agar seorang raja bersedia dan mampu mendukung dan mempertahanakan kebenaran ilahi dalam perdagangan. Seperti Tuhan yang cinta akan kebenaran, demikian seharusnya raja suka akan kebenaran.
c. Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihiNya ( ay 13)
Robert l. Alden mengatakan:" Saling percaya adalah dasar dari pemerintahan yang sukses, kalau seorang raja tidak dapat mempercayai kata-kata dari orang yang dekat dengan dia, maka semuanya akan berantakan."
 Sekalipun kekuasaan raja besar, namun orang bijak melampauiny ( ay 14).
Seorang raja sendiri perlu dikendaikan oleh hikmat yang dari Tuhan. Dengan demikian wajahnya memancarkan cahaya kehidupan dan kebaikan.
Aplikasi
Seorang pemimpin memerlukan hikmat dan pengertian dari Tuhan. Mari kita doakan para pemimpin kita, baik dimasyarakat, lingkungan pekerjaan, maupun di gereja, agar mereka senantiasa dipimpin oleh hikmat Tuhan dalam menjalankan kepemimpinannya.

Sumber: Renungan Manna Sorgawi Edisi Oktober 2014

LINK PENTING


0 komentar:

Posting Komentar