KUMPULAN RINGKASAN KHOTBAH ANEKA TEMA

Disarikan dari berbagai sumber

TERSEDIA JUGA MATERI-MATERI KHOTBAH DALAM FORMAT POWERPOINT

Dipersembahkan khusus untuk para pendeta dan pelayan Tuhan

TERSEDIA JUGA REKAMAN KHOTBAH DALAM FORMAT MP3

Dari para Hamba Tuhan yang Indonesia dan manca negara

MAU DAPAT SMS SENNTUHAN FIRMAN SETIAP HARI SECARA CUMA-CUMA?

Ketik DAFTAR SENTUHAN FIRMAN kirim ke.085228085470

PELAYANAN KONSELING DAN BANTUAN DOA

Silakan sms/telp ke.085228085470

Kamis, 07 Agustus 2025

HIKMAT UNTUK BERTINDAK TEPAT

 Ayat Pokok:
"Tetapi menjelang matahari terbenam, atas perintah Yosua mayat mereka diturunkan dari tiang-tiang itu, dan dilemparkan ke dalam gua, tempat mereka bersembunyi. Lalu mulut gua itu ditutupi orang dengan batu-batu besar, yang masih ada sampai sekarang."
(Yosua 10:27)

Pendahuluan
Banyak orang gagal bukan karena tidak kuat atau tidak punya kesempatan, tetapi karena salah mengambil tindakan.

Dalam kisah Yosua 10, Yosua menghadapi aliansi lima raja yang menyerang Gibeon. Dalam tekanan besar, Yosua tetap tenang dan bertindak bijaksana.

Ayat kunci (Yosua 10:27) menunjukkan bahwa bahkan dalam mengurus hal yang tampaknya sepele (penguburan raja-raja musuh), Yosua melakukannya dengan hikmat dan kehormatan sesuai waktu Tuhan.

POKOK-POKOK KHOTBAH
1. Hikmat Muncul dari Ketundukan pada Firman (Yosua 1:8; 10:8)
Yosua dikenal sebagai pribadi yang taat dan terus berpegang pada firman Allah.
Sebelum bertindak dalam peperangan, ia menerima perintah Tuhan (10:8) dan mengikuti arahan-Nya.
Aplikasi: Untuk bertindak tepat, kita harus hidup dalam firman setiap hari.

2. Hikmat Membuat Kita Tahu Kapan Harus Bertindak dan Berhenti (Yosua 10:12–14, 27)
Yosua meminta matahari berhenti (tindakan berani dalam iman).
Tetapi ketika raja-raja dikalahkan, ia tidak langsung menguburkan mereka, melainkan menunggu waktu yang tepat (10:27).
Ini menunjukkan hikmat: tahu kapan harus bertindak cepat, dan kapan harus menunggu.
Aplikasi: Jangan tergesa-gesa, mintalah tuntunan Tuhan dalam setiap keputusan.

3. Hikmat Memuliakan Allah, Bukan Diri Sendiri (Yosua 10:42)
Yosua tidak mencari nama atau hormat pribadi.
Ia tahu kemenangan datang karena Tuhan berperang bagi Israel (Yosua 10:14).
Hikmat membuat kita fokus pada kemuliaan Tuhan, bukan pada ego atau ambisi pribadi.
Aplikasi: Dalam setiap keberhasilan, jangan lupa menyatakan kemuliaan Tuhan.

Penutup
Di tengah dunia yang penuh tekanan dan keputusan cepat, kita membutuhkan hikmat surgawi agar bisa bertindak tepat.
Mintalah seperti Salomo: "Berilah hambamu hikmat untuk dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat" (1 Raja-raja 3:9).
Mari kita, seperti Yosua, hidup dalam firman dan berjalan bersama Tuhan supaya langkah-langkah kita dituntun dengan hikmat ilahi.

TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Selasa, 05 Agustus 2025

KUMPULAN MATERI KHOTBAH SEPUTAR KEMERDEKAAN KRISTEN

 

Shalom,
Biasanya, dalam bulan Agustus seperti saat ini, gereja-gereja dan lembaga pelayanan Kristen mengagkat tema seputar Kemerdekaan Kristen da Peran Gereja dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Untuk membantu para Pendeta dan Pengkhotbah Kristen yang sedang mempersiapkan tema-tema seputar Kemerdekaan Kristen, kami menyediakan materi-materi khotbah dengan tema sebagai berikut:
1. Hikmat yang Memerdekakan
2. Kemerdekaan Dalam Kristus
3. Arti Kemerdekaan Kristen
4. Mengalami Kemerdekaan yang Sejati
5. Kemerdekaan Kita
6. Makna Kemerdekaan yang Sejati
7. Menjadi Berkat Bagi Masyarakat
8. Berkat Bagi Bangsa
9. Tanggung Jawab Gereja Tuhan Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
10. Merdeka Dari Hidup Lama

Catatan:
Semua materi dalam bentuk file powerpoint, dapat diedit dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Dapatkan materi-materi tersebut dengan donasi Rp.10.000,- (untuk semua materi/10 judul )
Donasi akan digunakan untuk mendukung pelayanan YAYASAN BINA SEJAHTERA (BINARA MEDIA)



Sabtu, 05 Juli 2025

JANJI TUHAN TAK PERNAH BERUBAH

 Ayat Pokok:
"Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, "
(Kejadian 9:9)

Pendahuluan
Hari ini kita akan memperhatikan bersama-sama, bagian firman Tuhan dalam Kejadian 9:9, namun untuk lebih memahami pesan-pesan firman Tuhan dalam hal ini, mari kita baca mulai ayat yang ke 1 sampai ayat 11

Gambaran tentang kehidupan setelah air bah: bumi yang baru, pengharapan baru.
Dalam masa penuh ketidakpastian, Tuhan berbicara tentang perjanjian.
Pertanyaan pembuka: Masih adakah janji yang pasti di dunia ini?

Pokok-pokok pembahasan
1. Tuhan adalah Allah yang setia menepati janji-Nya
"Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku..."

Tuhan-lah yang memulai dan menetapkan perjanjian, bukan manusia.
Janji Tuhan bukan tergantung situasi, tetapi pada karakter-Nya yang setia.
Aplikasi: Kita bisa mempercayakan masa depan kepada Tuhan yang setia.

2. Perjanjian Tuhan bersifar pribadi dan berkelanjutan
".... dengan kamu dan dengan keturunanmu,"

Tuhan tidak hanya memikirkan Nuh, tetapi generasi selanjutnya.
Ini menunjuk pada kasih Tuhan yang melampaui waktu dan batas manusia.
Aplikasi: Janji Tuhan dalam hidup kita juga berdampak bagi anak cucu kita.

3. Perjanjian Tuhan membawa pengharapa
Setelah bencana besar, Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya.
Tanda pelangi yang menyusul adalah lambang kasih karunia.

Aplikasi: Dalam kesulitan hidup, kita tetap memiliki pengharapan karena janji Tuhan tetap berlaku.

Ilustrasi:
Cerita nyata: seorang ayah yang menepati janjinya kepada anaknya meskipun melalui banyak kesulitan — menggambarkan kesetiaan Tuhan dalam perjanjian-Nya.
Atau: Pelangi yang muncul setelah hujan — bukti bahwa badai tidak pernah abadi, janji Tuhan tetap.

Penutup
Dunia berubah, tetapi janji Tuhan tidak berubah.
Mari perbaharui iman kita kepada Tuhan yang berjanji dan tidak pernah ingkar.
Ingatlah bahwa perjanjian ini akhirnya digenapi secara sempurna dalam Yesus Kristus.


Rabu, 02 Juli 2025

MERPATI HARAPAN DI TENGAH KETIDAKPASTIAN

Ayat Pokok:
"Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi."
(Kejadian 8:8)

Pendahuluan
Setelah sekian lama berada dalam bahtera, Nuh dan keluarganya hidup dalam ketidakpastian. Mereka tidak tahu sampai kapan harus menunggu.
Dalam situasi seperti itu, Nuh bertindak dengan iman — ia melepaskan seekor merpati.
Merpati itu menjadi simbol harapan, upaya manusia yang bersandar pada penyertaan Allah untuk melihat tanda-tanda pemulihan.

Isi Khotbah
1. Tindakan iman di tengah ketidakpastian
Nuh tidak hanya duduk diam; ia bertindak.
Merpati dilepaskan bukan sebagai hiburan, tetapi sebagai bentuk ikhtiar berdasarkan iman.
Dalam masa penantian, iman membutuhkan aksi, tidak hanya berdiam diri.
Iman harus diwujudnyatakan dalam tindakan dan perbuatan.

2. Merpati sebagai simbol pengharapan
Merpati tidak kembali dengan hasil pada kali pertama (ayat 9), namun Nuh tetap mencoba.
Dalam hidup, tidak semua usaha langsung membuahkan hasil, tetapi kita tetap menaruh pengharapan kepada Tuhan.

3. Kesabaran menanti waktu Tuhan
Setelah merpati pertama, Nuh menunggu tujuh hari sebelum melepaskan lagi.
Kesabaran dalam proses adalah bagian dari ketaatan kepada Tuhan.
Tuhan punya waktu-Nya sendiri untuk memulihkan dan membuka jalan.

Ilustrasi:
Seorang petani menabur benih pada awal musim hujan. Ia tahu bahwa tidak semua benih langsung tumbuh. Namun dengan tekun ia menyiram dan merawat tanahnya. Setelah waktu berjalan, benih yang disemai mulai tumbuh. Demikian pula dengan iman kita — terkadang tindakan kecil seperti “melepaskan merpati” adalah awal dari hasil besar yang dijanjikan Tuhan.

Aplikasi
Saat menghadapi ketidakpastian hidup (masalah keluarga, kesehatan, ekonomi), jangan hanya pasrah — bertindaklah dengan iman.
Melepaskan “merpati harapan” bisa berarti: mulai berdoa, memulai langkah baru, mempercayai Tuhan sepenuhnya.
Jangan kecewa jika hasil belum terlihat, terus setia menunggu waktu Tuhan.

Penutup
Nuh tidak tahu bagaimana akhir dari cerita air bah itu, tetapi ia percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya. Ia melepaskan merpati — sebuah tindakan kecil yang berakar dari iman besar. Hari ini, marilah kita juga melepaskan “merpati harapan” kita kepada Tuhan. Mungkin belum ada jawaban hari ini, tetapi tetaplah percaya, sebab Allah setia memimpin setiap langkah kita sampai pada daratan pemulihan.

TUHAN YESUS MEMBERKATI !

KESELAMATAN ADA DALAM KETATAAN

Ayat Pokok:
"Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya karena air bah itu."
(Kejadian 7:7)

Pendahuluan
Manusia modern sering merasa aman karena teknologi dan kemajuan zaman, namun melupakan bahwa perlindungan sejati berasal dari Tuhan.
Pada zaman Nuh, dunia mengalami kehancuran karena dosa, tetapi ada satu keluarga yang selamat — bukan karena kekuatan mereka, tetapi karena ketaatan mereka kepada Allah.

Ilustrasi:
Payung di Tengah Hujan
Bayangkan seseorang berjalan tanpa payung di tengah hujan lebat. Ada orang yang sudah diberi tahu akan hujan dan membawa payung — ia tetap kering. Bukan karena hujannya berhenti, tapi karena ia siap dan taat pada peringatan.
Demikian pula, ketaatan kepada Tuhan bukan menghentikan badai, tetapi melindungi kita di tengah badai.

Mari kita pelajari bagaimana keselamatan diperoleh melalui ketaatan kepada perintah Tuhan. Kita akan renungkan bersama-sama berdasarkan kisah Nuh dan keluarga yang tercatat dalam Kitab Kejadian.

ISI KHOTBAH
1. Nuh taat, saat dunia tidak peduli (Kejadian 6:22; 7:1)
Nuh hidup benar dan taat di tengah dunia yang rusak moral.
Ia tidak hanya mendengar, tetapi melaksanakan firman Tuhan dengan setia.
Taatlah kepada firman Tuhan meskipun tidak populer atau tidak masuk akal.
Memang bukan hal yang mudah untuk setia kepada Tuhan di tengah dunia yang penuh dengan godaan. Tapi percayalah Roh Kudus akan memberi kita kemampuan

2. Keselamatan hanya ada dalam bahtera (Kejadian 7:7)
Tuhan tidak menyediakan banyak pilihan keselamatan—hanya bahtera.
Bahtera adalah gambaran dari Kristus: satu-satunya jalan keselamatan (Yoh. 14:6)
Keselamatan kita hanya karena anugerah  Tuhan, lewat kita percaya dan mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dalam kehidupan kita.
Bangunlah “bahtera” dalam hidup kita: kehidupan rohani, disiplin rohani, komunitas yang sehat.

3. Keluarga Nuh diselamatkan karena ketaatan dalam keluarga
Keteladanan Nuh menarik keluarganya untuk masuk bahtera.
Peran rohani seorang ayah/pemimpin sangat menentukan arah hidup keluarga.
Jadilah teladan dalam keluarga agar mereka juga tertarik hidup dalam kebenaran.

Penutup
Air bah akan datang — dalam bentuk tantangan, penghakiman, atau penderitaan. Namun siapa yang taat, akan diselamatkan.
Hari ini, Tuhan juga memanggil kita untuk masuk ke dalam “bahtera” keselamatan, yaitu Yesus Kristus.
Apakah Anda sudah di dalam-Nya? Apakah keluarga Anda juga telah masuk?

Ajakan:
Mari hidup dalam ketaatan penuh, sebab hanya di dalam kehendak Tuhan ada keselamatan yang sejati.

TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Dapatkan materi powerpoint khobah ini dengan mengirim permintaan melalui
WA.0857-7509-2607

Minggu, 29 Juni 2025

KESEDIHAN ALLAH MELIHAT KEJAHATAN MANUSIA

Ayat Pokok:
"maka menyesallah Tuhan , bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya."
(Kejadian 6:6)

Pendahuluan
Banyak orang berpikir bahwa Allah itu jauh dan tidak peduli. Tapi ayat ini memperlihatkan sisi Allah yang berduka dan tersentuh oleh dosa manusia.

Saat seseorang yang kita kasihi mengecewakan kita, kita merasa sangat sedih. Demikian juga Tuhan sedih melihat manusia jatuh dalam kejahatan.

Pokok Pembahasan
1. Allah yang Berduka, Bukan Allah yang Tak Peduli
Kata “menyesal” bukan berarti Tuhan melakukan kesalahan, tetapi menunjukkan perasaan duka dan kesedihan Allah terhadap manusia yang terus-menerus berbuat dosa.

Allah bukan pribadi yang dingin—Dia memiliki hati yang peduli dan tersentuh.

2. Kejahatan Manusia Melukai Hati Allah
Latar belakang pasal ini menjelaskan kondisi manusia yang sangat jahat: pikiran mereka selalu membuahkan kejahatan (Kej. 6:5).

Ini menunjukkan bahwa dosa tidak hanya berdampak horizontal (antar manusia), tetapi juga melukai hubungan vertikal (dengan Tuhan).

3. Hati Tuhan yang Rindu Pertobatan
Meskipun Allah sedih, Dia tetap menyediakan jalan keselamatan melalui Nuh.

Ini menunjukkan kasih karunia Allah yang tetap bekerja di tengah-tengah penghakiman.

Aplikasi untuk Kita Sekarang
Introspeksi diri: Apakah hidup kita membuat Tuhan bersukacita atau berduka?
Hidup dalam pertobatan: Tuhan merindukan pertobatan sejati, bukan sekadar ritual rohani.
Menjadi pembawa penghiburan bagi hati Tuhan: Dengan hidup benar, kita “menyenangkan” hati-Nya seperti Nuh (Kej. 6:8).

Ilustrasi:Anak yang Terjatuh dalam Kenakalan
Seorang ayah mendidik anaknya dengan baik. Tapi saat anak itu remaja, ia terjerumus dalam narkoba dan pergaulan buruk. Bukan kemarahan yang pertama-tama muncul di hati sang ayah, melainkan kesedihan mendalam.

Sang ayah berkata, “Bukan karena kamu gagal jadi anak yang baik, tapi karena kamu lupa betapa kamu dikasihi.”

Demikian pula Tuhan—kesedihan-Nya lahir dari kasih-Nya.

Penutup
Kejadian 6:6 bukan hanya tentang murka Tuhan, tetapi tentang kesedihan-Nya karena kasih-Nya yang ditolak. Mari kita menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa menghargai anugerah Tuhan dengan senantisa hidup dalam kebenaran agar hati Tuhan senantisa disenangkan melalui sikap hidup kita dari sehari-kesehari.'

TUHAN YESUS MEMBERKATI !


Jangan membuat hati Tuhan berduka dengan hidup dalam dosa. Sebaliknya, mari kita hidup seperti Nuh yang berkenan kepada Tuhan.


“Mari hidup dengan kesadaran bahwa setiap perbuatan kita bisa menyenangkan atau melukai hati Tuhan.”

Sabtu, 28 Juni 2025

PEMBERI HARAPAN PASTI


 Ayat Pokok:
"Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah."
(Mazmur 71:5)

Pendahuluan
Satu hal yang kita perlu miliki hari-hari ini adalah sikap tidak mudah menyerah  (Never Give Up)
Dunia kita sarat dengan masalah, tapi bukan alasan untuk menyerah.
Mengapa ada orang yang  lari ke dugem, drug, dukun, para normal, karena mereka merasa sudah tidak ada harapan lagi

Angka bunuh diri meningkat drastis hari-hari ini
Di dunia ini, hampir 800.000 kasus bunuh diri terjadi.
Di Indonesia hampi 10.000 kasus bunuh diri terjadi setiap tahun ( 1 orang per jam)

Banyak rumah tangga-rumah tangga yang hancur, karena perceraian. Hal ini terjadi karena masing-masing merasa sudah tidak ada harapan lagi untuk menyelamatkan rumah tangga mereka.

Bahaya sikap mudah menyerah
1. Orang-orang yang mudah menyerah,  akan mudah mengambil langlah-langkah yang negatif
2. Orang-orang yang menyerah, tidak akan pernah menikmati kemenangan
3. Orang-orang yang menyerah, tidak akan pernah menerima upah

Bagaimana supaya tidak mudah menyerah?
1. Sadari bahwa kita punya Tuhan yang baik (Mazmur 119:71)
2. Yakinlah bahwa kita berharga dimata Allah (Yesaya 43:4)
3. Percayalah, bahwa dimana ada semangat dan perjuangan, selalu ada sukses dan keberhasilan (Amsal 18:14;Amsal 23:18)

Penutup
Percayalah, Tuhan adalah Pemberi Harapan Pasti, Bukan Pemberi Harapan Palsu
Dalam Tuhan selalu ada harapan, dan pengharapan di dalam Tuhan adalah pengharapan yang pasti. Tuhan tidak pernah mengecewakan orang-orang yang senantisa berharap kepada-Nya.

TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Dapatkan file powerpoint dari materi khotbah ini
Silakan lakukan permintaan melalui 
WA.0857-7509-2607

Jumat, 27 Juni 2025

AKHIR SEGALA YANG HIDUP


 
Ayat Pokok:
"Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati."
(Kejadian 5:5)

Pendahuluan
Kitab Kejadian adalah kitab yang menceritakan mengenai asal mula terjadinya segala sesuatu: terjadinya alam semesta, penciptaan manusia, awal mula dosa dan awal kematian sebagai bentuk konsekuensi dosa yang telah dilakukan oleh manusia.

Adam adalah manusia pertama yang diciptakan langsung oleh Allah, namun akhirnya ia pun mengalami kematian. Dan akhirnya, kitapun harus siap sedia untuk mengalami hal yang sama.

Ayat ini terlihat sederhana, tetapi menyimpan pesan mendalam tentang kefanaan dan urgensi hidup dalam kehendak Allah.

ISI KHOTBAH
1. Hidup manusia ada batasnya
Adam hidup 930 tahun — luar biasa lama dibandingkan manusia zaman sekarang.
Tapi tetap saja: “lalu ia mati.”
Mazmur 90:10 – umur manusia singkat dan cepat berlalu.
Hidup bukan soal seberapa lama, tapi bagaimana kita mengisi waktu yang ada.

2.  Kematian adalah akibat dosa
Kematian masuk ke dalam dunia karena pelanggaran manusia (Roma 5:12).
Adam yang dicipta untuk kekekalan, akhirnya mati karena dosa (Kejadian 3:19).
Setiap orang akan menghadapi kematian, karena semua telah berdosa (Ibrani 9:27).

3. Gunakan hidup untuk tujuan kekal
Hidup ini kesempatan untuk bertobat dan percaya kepada Tuhan (2 Korintus 6:2).
Jangan habiskan waktu hanya untuk dunia yang fana. Banyak orang begitu menikmati kehidupan dunia ini, dan melupakan perihal kehidupan yang kekal.
Fokus pada kehendak Tuhan, pelayanan, kasih, dan kekudusan.

Aplikasi dan Perenungan
1. Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan?
2. Apakah hidup kita sedang diarahkan pada yang kekal?
3. Mari hidup dengan bijaksana dan berbuah bagi Tuhan

Penutup
Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap yang hidup. Setiap kita, sehebat apa pun, sepenting apa pun, akan sampai pada kalimat: “lalu ia mati.” 

Tapi bagi yang percaya kepada Kristus, kematian bukan akhir, melainkan pintu menuju kehidupan kekal.

TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Dapatkan materi powerpoint dari khotbah ini dengan mengirim permintaan
melalui WA.0857-7509-2607

Rabu, 25 Juni 2025

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN DI HATI TUHAN

 Ayat Pokok:
"Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu."
(Kejadian 4:4)

Pendahuluan
Dalam kehidupan rohani, tidak cukup hanya memberi atau melayani; Tuhan melihat sikap hati di balik persembahan itu. Kisah Habel dan Kain mengajarkan bahwa Allah tidak mengindahkan semua persembahan secara otomatis. Ia melihat ketulusan, kualitas, dan iman di dalamnya.

Pokok-pokok khotbah
1. Memberi yang terbaik bagi Tuhan
Kejadian 4:4 a, "Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya;..."

Habel tidak memberi sembarangan, tapi memilih yang sulung dan yang terbaik.
Prinsip ini mengajarkan kita bahwa Tuhan layak menerima yang pertama dan utama, bukan sisa waktu, tenaga, atau harta kita.
Tuhan menghargai ketulusan dan pengorbanan dalam pemberian kita.

Aplikasi:
Apakah dalam ibadah, pelayanan, dan persembahan kita, Tuhan menerima yang terbaik dari hidup kita?

2. Persembahan yang didorong oleh iman
Bandingkan dengan Ibrani 11:4 – "Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik daripada korban Kain."

Persembahan Habel lahir dari iman, bukan sekadar formalitas atau kewajiban.
Iman itulah yang membuat persembahannya berkenan di hadapan Allah.

Aplikasi:Setiap tindakan dan pemberian kita harus dilandasi oleh iman yang hidup kepada Tuhan, bukan sekadar rutinitas agama.

3. Sikap hati menentukan nilai persembahan
Tuhan melihat bukan hanya apa yang diberi, tetapi juga mengapa dan bagaimana kita memberi.
Kain dan Habel sama-sama memberi, tapi sikap hati mereka berbeda.
Habel memberi dengan hati tulus, taat, dan hormat kepada Allah.
Kain diduga memberi dengan motivasi yang salah atau asal-asalan (lihat konteks ayat berikutnya).

Aplikasi:
Apakah hati kita bersih, rendah hati, dan penuh kasih ketika datang kepada Tuhan?

Penutup
Tuhan tidak melihat jumlah atau bentuk luar persembahan kita semata, tetapi kualitas iman dan sikap hati kita. Mari kita belajar dari Habel untuk selalu mempersembahkan yang terbaik, dengan iman yang teguh, dan hati yang benar di hadapan Allah.

“Sebab Tuhan melihat hati, bukan penampilan luar” (1 Samuel 16:7)

Tuhan Yesus Memberkati !

BAHAN AJAR SEKOLAH MINGGU:SETIA MENGIKUT YESUS SETIAP HARI

 Ayat Hafalan:
"Janganlah kasih dan setia meninggalkan engkau, kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu."
(Amsal 3:3)

Tujuan 

  1. Anak-anak memahami arti setia kepada Yesus dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Anak-anak terdorong untuk mengikut Yesus dengan kasih dan kesetiaan setiap hari.
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pembukaan (Ice Breaker) - 5 menit

Permainan Singkat: "Ikut Aku!"
Guru berkata: "Anak-anak, kita akan main permainan 'Ikut Aku!' Kalau saya lompat, kalian ikut lompat. Kalau saya jongkok, kalian ikut jongkok. Tapi... kalian harus benar-benar perhatikan saya ya!"

Setelah beberapa gerakan, guru bertanya:
“Tadi siapa yang bisa ikut terus? Mudah atau susah? Sama seperti itu, ikut Yesus juga butuh perhatian dan kesetiaan setiap hari!”

Cerita Alkitab:
Judul : Setia Seperti Rina
Rina adalah anak perempuan kelas 5 SD yang suka ke Sekolah Minggu. Setiap pagi, ia berdoa dan membaca Alkitab kecilnya. Ia selalu berkata, “Aku ingin setia ikut Yesus setiap hari.”

Suatu hari, di sekolah, teman-temannya mengajak Rina untuk bolos pelajaran dan bermain ke kantin. “Ayo Rin, jangan bilang ke Bu Guru!” kata mereka. Tapi Rina ingat ayat hafalannya minggu lalu, “Janganlah kasih dan setia meninggalkan engkau…”

Ia pun berkata, “Maaf ya teman-teman, aku nggak mau bohong. Aku mau ikut Yesus, bukan berbuat salah.”

Temannya sempat marah, tapi seminggu kemudian, salah satu dari mereka mendekati Rina dan berkata, “Rin, kamu hebat ya… berani jujur. Bolehkah aku ikut Sekolah Minggu juga?”

Rina tersenyum, “Ayo, nanti hari Minggu kita bareng!”

Penjelasan dan Aplikasi – 5 Menit
Guru bertanya:

“Apa yang membuat Rina setia kepada Yesus?”
“Kalau kalian jadi Rina, apa yang akan kalian lakukan?”
“Bagaimana caranya kita bisa setia kepada Yesus setiap hari?”

Kesimpulan:
Setia kepada Yesus artinya melakukan yang benar meskipun sulit. Kita bisa berdoa, membaca Firman Tuhan, jujur, rajin ke Sekolah Minggu, dan tidak mudah ikut-ikutan yang salah. Ingatlah: Yesus selalu setia kepada kita, maka kita pun mau setia kepada-Nya.

Ayat Hafalan:
Amsal 3:3 (disingkat untuk anak-anak):
"Janganlah kasih dan setia meninggalkan engkau."

Guru bisa menuliskannya di papan dan anak-anak mengulang sambil membuat gerakan tangan:

"Janganlah kasih" (peluk dada),
"dan setia" (tunjuk ke langit),
"meninggalkan engkau" (goyang jari seolah melarang).

Aktivitas Kreatif – 10 Menit
Membuat Kalung "Setia"

Siapkan potongan kertas berbentuk hati, tali, dan spidol.
Anak-anak menuliskan kata "SETIA kepada YESUS" di hati kertas dan menghiasnya.
Lalu, mereka mengalungkan di lehernya sambil berkata bersama:

“Aku mau setia kepada Yesus setiap hari!”

Doa Penutup
Contoh doa:
“Tuhan Yesus yang baik, terima kasih karena Engkau setia kepada kami. Tolong kami supaya kami juga bisa setia kepada-Mu setiap hari, dalam hal kecil maupun besar. Ajari kami untuk jujur, rajin, dan mengasihi seperti Engkau. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.”

SEKILAS INFO
Ingin mendapatkan materi powerpoint dari pelajaran Alkitab ini?
Silakan hubungi:
WA.0857-7509-2607