Jumat, 01 Mei 2015

ELIA:MANUSIA PADANG GURUN

 Ayat Pokok: 1 Raja-raja 17:1-6

Elia adalah nabi yang melayani di Israel utara sekitar abad 9 SM. Ia muncul dihadapan raja Ahab dengan berita penghukuman. Ia menyatakan bahwa karena besarnya dosa keluarga Ahab dan bangsa Israel yang menyembah Baal, akan datang kekeringan panjang, dimana tidak akan ada embun atau hujan sampai Elia berkata bahwa hujan akan turun. "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun ayau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan ( 1 Raja-raja 17:1).
Dari Yakobus 5:17, kita mengetahui bahwa hujan tidak turun selama tiga setengah tahun. Satu periode waktu yang sangat panjang!.

Nama Elia berasal dari kata Ibrani " Eliyyahu", yang berarti " Yahweh is my God" atau " Yahweh adalah Allahku". Latar belakang keluarga Elia tidak diketahui, hanya dijelaskan bahwa ia berasal dari Tisbe-Gilead, yaitu sebuah daerah di sebelah timur Yordan. Kemunculan Elia, sama seperti kemunculan Melkisedek, yang muncul secara tiba-tiba dengan tidak menyebutkkan siapa ayah dan ibunya. Mereka juga sama-sama muncul sebagai pribadi yang berkenan di hadapan Allah. Namun kita mengetahui bahwa sebelum Elia muncul secara tiba-tiba dihadapan raja Ahab, ia berkelana di padang gurun..

Dalam 2 Raja-raja 1:8, orang mengenal Elia sebagai seorang yang  memakai pakaian buku dan ikat pinggang kulit. Di dalam Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis juga hidup dipadang gurun Yudea memiliki ciri-ciri yang sama dengan Elia." Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan."( Mrk 1:6). Jadi dari ciri-ciri diatas, kita bisa katakan bahwa Elia adalah seorang " manusia padang gurun".Ciri lain yang dimiliki oleh "manusia padang gurun" seperti Elia dan Yohanes Pembaptis adalah sama-sama menyerukan suara kenabian, yang menuntut pertobatan umat Tuhan tanpa kompromi terhadap dosa. Elia secara frontal menyerukan suara kenabian kepada umat yang sudah jatuh dan menjauh dari Tuhannya.  Lihatlah sikap dan tindakan Elia yang begitu tegas terhadap kejahatan keluarga Ahab, dimana dengan penuh keberanian ia menegor dan menyampaikan penghukuman Tuhan kepada raja Ahab sekeluarga yang tidak mau bertobat. Lihatlah keberanian Yohanes Pembaptis yang  menegor dosa Herodes, meskipun karena keberanian itu kepalanya harus dipenggal.

Untuk dapat hidup kudus di zaman yang penuh dengan kecemaran ini, kita perlu memiliki keradikalan seperti yang dimiliki oleh Elia, yaitu sikap yang sama sekali tidak kompromi dengan dosa. Jika ya, baiklah kita katakan ya dan jika tidak, seharusnya kita katakan tidak. Janganlah kita mencari pembenaran dengan cara membungkus dosa dengan cover kemunafikan yang indah. kita harus berani tampil beda dengan cara tetap berpegang pada kebenaran, meskipun sebagai akibatnya, kita dijauhi, dianiaya atau kehilangan nyawa.

Sumber: Manna Sorgawi, November 2008

LINK PENTING

0 komentar:

Posting Komentar