Rabu, 24 Januari 2018

AMOS: HAMBA TUHAN YANG TAAT


Bacaan:
"Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah seorang peternak domba dari Tekoa, tentang Israel pada zaman Usia, raja Yehuda, dan dalam zaman Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, dua tahun sebelum gempa bumi."
(Amos 1:1)

Amos adalah seorang nabi yang berasal dari Tekoa. Ia dipilih Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya kepada umat dan para pemimpin Kerajaan Utara, berikut kerajaan-kerajaan disekitarnya, termasuk Yehuda, tempat kelahirannya.  Tekoa adalah sebuah kota diwilayah perbukitan Yudea, yang letaknya sekitar 16 km disebelah selatan Yerusalem, melandai ke arah Laut Mati yang terletak kira-kira 1.200 m dibawahya. Tanah Tekoa subur karena memiliki banyak sumber air. Sesudah perpecahan kerajaan Israel. Tekoa termasuk daerah yang harus diperkuat ( 2 Taw 11:6). Nampaknya Tekoa merupakan tempat pengintaian yang penting  dalam pertahanan wilayah Yehuda. Di kota inilah, Amos bekerja sebagai peternak domba dan pemungut buah ara hutan.

Dari kesunyian di padang belantara sebelah selatan, Amos diutus ke kerajaan sepuluh suku di utara yang menyembah berhala dan melakukan ketidakadilan sosial terhadap orang yang tak berdaya. Amos berkarya di Israel pada jaman pemerintahan raja Israel, Yerobeam II, kira-kira sekitar tahun 760 SM. Upacara-upacara keagamaan terus dipelihara, tetapi hal itu dilaksanakan beriringan dengan sifat kefasikan. Pada waktu itu kerajaan utara  sedang mengalami zaman keemasan, tetapi terdapat jurang yang lebar antara kelompok kaya dengan sebagian besar rakyat jelatanya.  Untuk itu, tema besar pewartaan Amos adalah kritik atas ketidakadilan sosial yang merajalela di Israel, serta kritik atas penindasan terhadap orang yang tidak berdaya.

Amos menerima panggilan Tuhan dan dengan taat mewartakan firman_nya di kerajaan Utara. Tanpa "mengetes" panggilan Tuhan itu, seperti yang pernah dilakukan oleh Gideon, Amos berangkat memenuhi panggilan Tuhan bagi umat-Nya. Dari ketaatan itu, nampak jugalah kualitas iman Amos kepada Tuhan. Hanya iman yang menjadi titik temu antara Tuhan dengan umat-Nya. Hanya dengan iman, seseorang dapat mengerti jalan-jalan-Nya yang tak dapat terselami, dan pikiran-pikiran-Nya yang tak terukur. Amos taat kepada Tuhan untuk keluar dari kehidupannya yang nyaman sebagai peternak dan pemungut buah ara hutan, menjadi nabi Tuhan yang penuh tantangan dan bahaya. Karena ia percaya bahwa pekerjaan Tuhan dilakukan oleh Tuhan sendiri, bukan oleh dirinya yang semata-mata adalah alat Tuhan.

Mari kita siap seperti Amos. Namun bukan berarti kita semua harus menjadi penginjil, pengkhotbah, atau yang lainnya. Tetapi apapun yang Tuhan ingin kita kerjakan, entah kita harus pindah kerja, mengubah bisnis kita, melepaskan mimpi-mimpi kita demi melakukan kehendak Tuhan, ini harus berani kita lakukan. Sebab, salah satu ciri dari orang percaya adalah taat kepada Tuhan. Selalu berkata "ya" kepada Tuhan, bukan kepada diri sendiri, kepada hawa nafsu, kepada cita-cita kosong, kepada kebangaan diri, dan lain sebagainya. Inilah kualitas terbaik dari hidup orang percaya, rela melepaskan yang perlu dilepaskan demi setia kepada Tuhan.

Doa:
Bapa, terimakasih telah memilih dan memanggilku untuk menjadi berkat bagi dunia ini. Mampukan aku untuk memenuhi panggilan-Mu. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.

Kata-kata bijak:
Kewajiban seorang hamba adalah taat kepada keinginan dan perkataan tuannya.

Sumber:
Renungan Harian " Mannna Sorgawi" Edisi Maret 2018

LINK INFORMASI PENTING



0 komentar:

Posting Komentar