Rabu, 27 Maret 2024

TEGUH MENGHADAPI TANTANGAN

Ayat Pokok:
Lukas 22:39-46

Pendahuluan
Jumat Agung kita peringati sebagai pengingat tentang penderitaan atau sengsara Kristus, sebelum akhirnya berkorban di atas kayu salib.
Yesus tekun dan memiliki keteguhan hati, meskipun tantangan besar harus  Dia hadapi.
Apa yang kita teladani dari Yesus dalam menghadapi tantangan?

Isi Khotbah
Bagaimana cara menghadapi tantangan kehidupan?
Mari kita belajar dari  kehidupan Tuhan Yesus dalam menghadapi tantangan?


1. Tidak mudah menyerah
Lukas 22:39, "Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia."

Yesus sudah tahu peristiwa apa yang akan dihadapi-Nya.
Namun Dia tidak berpikir untuk meninggalkan atau menghindari tantangan yang harus dihadapi.
Yesus tetap pergi ke Bukit Zaitun  dan Alkitab mencatatnya sebagai sesuatu yang biasa Ia lakukan. Dia tidak pergi menjauh atau melarikan diri.
Di depan kita selalu ada tantangan, persoalan dan kesulitan. Namun sikap terbaik adalah menghadapinya dengan meminta kekuatan dari Tuhan yang lebih dulu telah memberi teladan kepada kita.

2. Menghadapi dengan doa
Lukas 22:40-42,"Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: ”Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” 

Yesus meminta kepada murid-murid untuk berdoa agar tidak jatuh dalam pencobaan (40),
kemudian Ia pun memberikan contoh untuk berdoa.
Yesus mengajarkan bahwa untuk menghadapi tantangan yang berat, ada kekuatan yang sanggup memberi topangan: kekuatan doa!
Berdoa berarti menggantungkan setiap harapan kepada Bapa Sorgawi.

3. Berserah kepada kehendak Bapa
Lukas 22:42, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”
Di atas semuanya, yang luar biasa diteladankan Yesus adalah menyerahkan semuanya pada kehendak Bapa-Nya.
Meskipun memiliki kehendak sendiri, namun kita perlu menundukkan pada kehendak Bapa yang tentu lebih sempurna dari kehendak kita.
Bapa bisa mengubah tantangan-tantangan itu sebagai alat yang efektif untuk membentuk kepribadian kita semakin tangguh, ulet dan kuat.
Memohon agar ada kekuatan yang menopang serta menyadari kelemahan kita.

Penutup
Dalam menghadapi berbagai tantangaan, mari kita belajar seperti Tuhan Yesus untuk tetap teguh. Jadilah anak-anak Allah yang tidak mudah menyerah,  menghadapi segala sesuatu dengan doa dan tetap berserah kepada kehendak Allah.

 

0 komentar:

Posting Komentar