Ayat Pokok: Hak 2:31; 5:6
Pendahuluan
Tidak banyak referensi kitab suci yang memuat tentang Samgar.Namanya hanya tercatat dalam dua ayat Alkitab. Dalam Hakim-hakim 2:31, dicatat," Seseudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel". Samgar juga disebut-sebut dalam nyanyian Debora, hakim setelahnya, dalam nyanyian 5:6," Dalam zaman Samgar bin Anat, dalam zaman Yael, kafilah tidak ada lagi dan orang-orang yang dalam perjalanan terpaksa menempuh jalan berbelit-belit.".
Tongkat penghalau lembu
Yang menarik dari kisah hidup Samgar ini adalah, ia berhasil menewaskan 600 orang Filistin, hanya dengan menggunakan tongkat penghalau lembu. Tongkat penghalau lembu, sebenarnya merupakan sebuah alat yang berbentuk tongkat, yang terbuat dari kayu yang panjangnya kira-kira 8 feet ( 2,4 m). Disalah satuujungnya,dipasangi dengan paku-paku besi yang runcing, untuk mengggiring lembu pada waktu membajak tanah, dan ujung yang satu adalah pengeruk besi untuk menyingkirkan lumpur yang menutupi mata bajak ketika dipakai. Jadi, sekalipun ia hanya menggunakan alat sederhana, tapi ia mampu mengerjakan perkara yang luar biasa.Inilah bukti kedahsyatan kuasa Tuhan, penolong sejati.
Bukan orang yang luar biasa
Dari senjata yang ia miliki, yaitu sebuah tongkat penghalau lembu, membuktikan bahwa ia hanyalah seorang petani, peternak atau penggembala lembu. Jadi ia bukan orang keturunan bangsawan, ahli peperangan atau seorang prajurit. Ia hanyalah seorang peternak sederhana. Namun demikian, dari seorang peternak yang sederhana, ia berhasil mengukir kisah sejarah, cerita kepahlawanan yang menakjubkan. Itu sebabnya, Debora, hakim setelahnya, merasa perlu untuk mengutip kisah hidup Samgar, dalam nyanyian yang digubahnya.
Pelajaran berharga dari kehidupan Samgar
Ada beberapa pelajarn yang menarik dari kisah kehidupan Samgar ini.
Peertama, Samgar memulai dari tempat dimana ia berada. Ia hanyalah seorang peternak biasa.Tapi keadaan ini bukan membuat ia meratapi nasibnya dan berpasrah diri, tanpa berusaha meningkatkan potensi dirinya. Sekalipun ia hanya seorang peternak biasa, tapi ia mampu menunjukkan bahwa bersama Tuhan, ia mampu melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa ( Maz 60:14).
Jangan menunggu nanti untuk bisa berkarya melakukan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama. Jangan pandang siapa kita hari ini. Mungkin Anda hanya seorang petani sederhana dari desa. Seorang karyawan rendahan, seorang hamba Tuhan yang melayani di desa. Ingat, Tuhan bisa pakai kita. Siapapun kita asal ada kemauan dan kesungguhan. Bagian kita adalah, setialah dalam setiap kesempatan-kesempatan yang Tuhan percayakan kepada kita. Selagi ada kesempatan, jangan menunda-nunda !. Jangan sia-siakan setiap talenta dan juga karunia yang sudah Tuhan percayakan kepada kita.
Ingatlah betapa singkatnya hidup manusia di dunia. Tidak ada yang bisa kita kerjakan setelah nanti kita mati. Salomo menasehatkan kepada kita,"Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan, dan hikmat dalam dunia orang mati, kemana engkau akan pergi ( Pengk 9:10)
Satu perkara yang harus kita ingat senantiasa, mulailah dari tempat dimana kita berada, seperti Samgar, tokoh yang sedang kita pelajari ini.
Kedua, Samgar memakai apa yang ia miliki.
Ia hanya memiliki sebuah tongkat penghalau lembu, sebuah alat yang sederhana, bukan tombak, pedang atau berbagai peralatan perang lainnya. Tapi ia serahkan apa yang ia punya kepada Tuhan, dan Tuhan memberkati apa yang telah ia serahkan kepada Tuhan. Jangan batasi diri derngan memandang apa yang ada pada kita. Mungkin kita seba terbatas, tidak memiliki kelebihan apa-apa. Tapi kalau kita berserah kepada Tuhan, maka Tuhan akan memakai apa yang kita miliki untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Daud memakai pengumban untuk mengalahkan Goliat yang gagah perkasa.dan Tuhan yang Daud andalkan, ternyata tidak pernah mengecewakan. Dua ekor ikan kecil yang diserahkan oleh Andreas dapat menjadi sarana mujizat Tuhan dinyatakn. Dari yang seolah tidak berguna, Tuhan menyatakan mujizat yang gagah perkasa.
Bagaimana dengan Anda? Bangkitkan semangat dan antusiasme Anda, sertakan Tuhan dalam segala perkara dan perkara yang dahsyat akan terjadi dalam hidup Anda.
Catatan;
Bersambung besok
Pendahuluan
Tidak banyak referensi kitab suci yang memuat tentang Samgar.Namanya hanya tercatat dalam dua ayat Alkitab. Dalam Hakim-hakim 2:31, dicatat," Seseudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel". Samgar juga disebut-sebut dalam nyanyian Debora, hakim setelahnya, dalam nyanyian 5:6," Dalam zaman Samgar bin Anat, dalam zaman Yael, kafilah tidak ada lagi dan orang-orang yang dalam perjalanan terpaksa menempuh jalan berbelit-belit.".
Tongkat penghalau lembu
Yang menarik dari kisah hidup Samgar ini adalah, ia berhasil menewaskan 600 orang Filistin, hanya dengan menggunakan tongkat penghalau lembu. Tongkat penghalau lembu, sebenarnya merupakan sebuah alat yang berbentuk tongkat, yang terbuat dari kayu yang panjangnya kira-kira 8 feet ( 2,4 m). Disalah satuujungnya,dipasangi dengan paku-paku besi yang runcing, untuk mengggiring lembu pada waktu membajak tanah, dan ujung yang satu adalah pengeruk besi untuk menyingkirkan lumpur yang menutupi mata bajak ketika dipakai. Jadi, sekalipun ia hanya menggunakan alat sederhana, tapi ia mampu mengerjakan perkara yang luar biasa.Inilah bukti kedahsyatan kuasa Tuhan, penolong sejati.
Bukan orang yang luar biasa
Dari senjata yang ia miliki, yaitu sebuah tongkat penghalau lembu, membuktikan bahwa ia hanyalah seorang petani, peternak atau penggembala lembu. Jadi ia bukan orang keturunan bangsawan, ahli peperangan atau seorang prajurit. Ia hanyalah seorang peternak sederhana. Namun demikian, dari seorang peternak yang sederhana, ia berhasil mengukir kisah sejarah, cerita kepahlawanan yang menakjubkan. Itu sebabnya, Debora, hakim setelahnya, merasa perlu untuk mengutip kisah hidup Samgar, dalam nyanyian yang digubahnya.
Pelajaran berharga dari kehidupan Samgar
Ada beberapa pelajarn yang menarik dari kisah kehidupan Samgar ini.
Peertama, Samgar memulai dari tempat dimana ia berada. Ia hanyalah seorang peternak biasa.Tapi keadaan ini bukan membuat ia meratapi nasibnya dan berpasrah diri, tanpa berusaha meningkatkan potensi dirinya. Sekalipun ia hanya seorang peternak biasa, tapi ia mampu menunjukkan bahwa bersama Tuhan, ia mampu melakukan perkara-perkara yang gagah perkasa ( Maz 60:14).
Jangan menunggu nanti untuk bisa berkarya melakukan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama. Jangan pandang siapa kita hari ini. Mungkin Anda hanya seorang petani sederhana dari desa. Seorang karyawan rendahan, seorang hamba Tuhan yang melayani di desa. Ingat, Tuhan bisa pakai kita. Siapapun kita asal ada kemauan dan kesungguhan. Bagian kita adalah, setialah dalam setiap kesempatan-kesempatan yang Tuhan percayakan kepada kita. Selagi ada kesempatan, jangan menunda-nunda !. Jangan sia-siakan setiap talenta dan juga karunia yang sudah Tuhan percayakan kepada kita.
Ingatlah betapa singkatnya hidup manusia di dunia. Tidak ada yang bisa kita kerjakan setelah nanti kita mati. Salomo menasehatkan kepada kita,"Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan, dan hikmat dalam dunia orang mati, kemana engkau akan pergi ( Pengk 9:10)
Satu perkara yang harus kita ingat senantiasa, mulailah dari tempat dimana kita berada, seperti Samgar, tokoh yang sedang kita pelajari ini.
Kedua, Samgar memakai apa yang ia miliki.
Ia hanya memiliki sebuah tongkat penghalau lembu, sebuah alat yang sederhana, bukan tombak, pedang atau berbagai peralatan perang lainnya. Tapi ia serahkan apa yang ia punya kepada Tuhan, dan Tuhan memberkati apa yang telah ia serahkan kepada Tuhan. Jangan batasi diri derngan memandang apa yang ada pada kita. Mungkin kita seba terbatas, tidak memiliki kelebihan apa-apa. Tapi kalau kita berserah kepada Tuhan, maka Tuhan akan memakai apa yang kita miliki untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Daud memakai pengumban untuk mengalahkan Goliat yang gagah perkasa.dan Tuhan yang Daud andalkan, ternyata tidak pernah mengecewakan. Dua ekor ikan kecil yang diserahkan oleh Andreas dapat menjadi sarana mujizat Tuhan dinyatakn. Dari yang seolah tidak berguna, Tuhan menyatakan mujizat yang gagah perkasa.
Bagaimana dengan Anda? Bangkitkan semangat dan antusiasme Anda, sertakan Tuhan dalam segala perkara dan perkara yang dahsyat akan terjadi dalam hidup Anda.
Catatan;
Bersambung besok