Ayat Bacaan:
"Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jejak-Nya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.Tetapi Ia tidak pernah berubah- Siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya."
(Ayub 23:10-14)
Pendahuluan
Dalam kehidupan ini, banyak kita hadapi masalah-masalah yang seringkali membuat kita kehilangan semangat dalam hidup. Persoalan demi persoalan datang silih berganti. Masalah yang satu belum selesai, timbul masalah yang lain. Ada mungkin diantara kita yang sedang menghadapi masalah dalam pekerjaan. Sudah bekerja bertahun-tahun, bukan naik jabatan, tapi malah di PHK. Usaha yang suda dirintis bertahun-tahun mengalami kebangkutan. Tiba-tiba kita mendengar berita anak kita berurusan dengan kepolian karena terlibat tawuran.
Tapi kalau kita mau jujur, rasanya masalah yang kita hadapi tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan masalah yang dihadapi oleh Ayub. Ayub adalah orang yang hidup kira-kira sezaman dengan Abraham. Atau mungkin ia hidup lebih awal daripada Abraham. Alkitab memberikan kesaksian bahwa ia adalah orang yang saleh. Ia juga adalah orang yang kaya raya. Alkitab kita berkata, Ayub memiliki 7000 kambin domba. 3000 unta, 1000 lembu sapi, 500 keledai, dan ia punya 10 orang anak. Tapi satu kali Tuhan mengijinkan pagar perlindungan-Nya dicabut. Setan menyerang dia. Seluruh hartanya dijarah oleh musuh. Kesepuluh anaknya yang sedang pesta di sebuah rumah milik salah satu saudara mereka, runtuh menimpa mereka sehingga sepuluh anaknya mati dalam seketika. Tidak sampai disitu saja, Ayub mengalami sakit bisul, borok dari ujung rambut sampai telapak kaki. Sampai akhirnya istrinya berkata, "Sudahlah, mengapa kamu masih percaya kepada Tuhan? Kutukilah saja Tuhanmu itu, Katanya Tuhan penuh kasih, mana buktinya? Lalu setelah itu kamu mati sekalian". Inilah beban fisik, mental, spiritual yang dialami oleh Ayub. Dan masalahnya tidak datang satu persatu, tetapi secara bersama-sama. Tetapi kalau kita baca dalam Ayub 1:20-22, ternyata didalam kesulitan, Ayub tidak bersungut-sungut. Ayub 1:20-22," Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah. Katanya, "dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil. Terpujilah nama TUHAN. Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.".
Habis-habisan. Ludes semuanya, Badanya juga penuh dengan borok, semua kekayaannnya habis. Tapi ia masih berkata, Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama TUHAN.
Dalam kehidupan ini, banyak kita hadapi masalah-masalah yang seringkali membuat kita kehilangan semangat dalam hidup. Persoalan demi persoalan datang silih berganti. Masalah yang satu belum selesai, timbul masalah yang lain. Ada mungkin diantara kita yang sedang menghadapi masalah dalam pekerjaan. Sudah bekerja bertahun-tahun, bukan naik jabatan, tapi malah di PHK. Usaha yang suda dirintis bertahun-tahun mengalami kebangkutan. Tiba-tiba kita mendengar berita anak kita berurusan dengan kepolian karena terlibat tawuran.
Tapi kalau kita mau jujur, rasanya masalah yang kita hadapi tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan masalah yang dihadapi oleh Ayub. Ayub adalah orang yang hidup kira-kira sezaman dengan Abraham. Atau mungkin ia hidup lebih awal daripada Abraham. Alkitab memberikan kesaksian bahwa ia adalah orang yang saleh. Ia juga adalah orang yang kaya raya. Alkitab kita berkata, Ayub memiliki 7000 kambin domba. 3000 unta, 1000 lembu sapi, 500 keledai, dan ia punya 10 orang anak. Tapi satu kali Tuhan mengijinkan pagar perlindungan-Nya dicabut. Setan menyerang dia. Seluruh hartanya dijarah oleh musuh. Kesepuluh anaknya yang sedang pesta di sebuah rumah milik salah satu saudara mereka, runtuh menimpa mereka sehingga sepuluh anaknya mati dalam seketika. Tidak sampai disitu saja, Ayub mengalami sakit bisul, borok dari ujung rambut sampai telapak kaki. Sampai akhirnya istrinya berkata, "Sudahlah, mengapa kamu masih percaya kepada Tuhan? Kutukilah saja Tuhanmu itu, Katanya Tuhan penuh kasih, mana buktinya? Lalu setelah itu kamu mati sekalian". Inilah beban fisik, mental, spiritual yang dialami oleh Ayub. Dan masalahnya tidak datang satu persatu, tetapi secara bersama-sama. Tetapi kalau kita baca dalam Ayub 1:20-22, ternyata didalam kesulitan, Ayub tidak bersungut-sungut. Ayub 1:20-22," Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah. Katanya, "dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil. Terpujilah nama TUHAN. Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.".
Habis-habisan. Ludes semuanya, Badanya juga penuh dengan borok, semua kekayaannnya habis. Tapi ia masih berkata, Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama TUHAN.
"Ayub orang saleh, tapi mengalami pergumulan berat. Namun Ia tidak bersungut-sungut.
(Ayub 1:20-22)
hasilnya
Ayub dipulihkan 2 kali ganda.
(Ayub 42:10)
Dalam situasi sulit, tapi Ayub masih bisa memuji TUHAN. Hasilnya, orang yang diuji dan benar-benar tabah, sabar dalam ujian, ia dipulihkan dan diberkati TUHAN. Dulu ia punya 7000 kambing domba, sekarang jadi 14.000. Unta yang semula 3000 kini menjadi 6000, lembunya yang tadinya 1000 kini menjadi 2000. Keledainya yang semula 500 kini menjadi 1000 keledai. Tuhan juga mengganti sepuluh orang anaknya yang sudah mati. Mengapa anakya tidak menjadi 20 seperti semua binatang ternaknya? Karena kalayu binatang yang sudah mati habis, tapi anak yang sudah mati, ia tetap ada di sorga. Alkitab berkata, Ayub masih hidup 140 tahun lagi setelah ujian itu. Misalnya waktu mengalami ujian usianya 60 tahun, tambah 140 tahun jadi 200 tahun. Karena itu para penafsir menafsirkan, bahwa Ayub hidup sejaman atau sebelum Abraham. Mengpa? Karena usia hidup manusia semakin merosot. Usia Abraham 175 tahun. Jadi kemungkinan Ayub hidup sebelum atau setidaknya sejaman dengan Abraham. Ayub diberkati oleh Tuhan dan yang terutama, ia jadi teladan bagi banyak orang. Bahkan setelah ribuan, tahun,melalui kisah yang dicatat didalam Alkitab, bagaimana kita harus sabar di tengah ujian
Kunci ketabahan Ayub menghadapi ujian.
Apa kuncinya sehingga ia dapat menghadapi pergumulannya yang begitu hebat? Karena keyakinan yang ia miliki dan respon hatinya.
Kunci ketabahan Ayub menghadapi ujian.
Apa kuncinya sehingga ia dapat menghadapi pergumulannya yang begitu hebat? Karena keyakinan yang ia miliki dan respon hatinya.
Apa kunci ketabahan Ayub menghadapi ujian pergumulan?
...karena keyakinan dan respon hatinya !
Kita jangankan mengalami seperti itu, baru sakit sedikit saja sudah mengomel kepada Tuhan. Kita kena musibah sedikit saja, kita protes kepada Tuhan. Mengapa Tuhan tidak melindungi saya? Baru mengalami PHK saja, lupa ke gereja.
Mengapa Ayub dapat kuat dan sabar menghadapi ujian?
a. Keyakinan bahwa TUHAN TAHU JALAN HIDUPKU.
Kita bisa berkemenangan seperti Ayub, kalau kita punya keyakinan bahwa TUHAN TAHU JALAN HIDUPKU. Ayat 10 berkata, "Sebab Ia tahu jalan hidupku."Kadang-kadang kita tidak tahu apa yang akan terjadi didepan kita. Tapi tidak perlu kuatir. Sebab lebih baik kita tidak tahu, tapi Tuhan tahu. dari pada kita tahu, tapi Tuhan tidak tahu.
Ayub 23:13, " Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga.". Allah kita adalah Allah yang berdaulat. Apapun yang Ia lakukan adalah yang terbaik bagi kita.
Ayub 23:13, " Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga.". Allah kita adalah Allah yang berdaulat. Apapun yang Ia lakukan adalah yang terbaik bagi kita.