Ayat Pokok:
Bilangan 21:4-9
Pendahuluan
Dalam Bilangan 21:5, Alkitab mencatat kalimat-kalimat yang diungkapkan oleh orang-orang Israel kepada Musa. Mereka berkata ,"Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air. Dan akan makanan hambar ini kami telah muak" (Bilangan 21:5)
Yang dimaksud makanan hambar ini adalah manna yaitu makanan yang dikirim Tuhan dengan setia, yang menopang orang Israel dalam pengembaraan di padang gurun. Manna sendiri berarti "apa ini?". Lalu bagaimana sebenarnya rasa dari manna ini? Keluaran 16:31 menulis " ...warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu." Jadi kalau kita perhatikan Keluaran 16:31, dikatakan bahwa rasanya seperti rasa kue madu. Itu artinya bahwa manna ini tidaklah hambar. Akibat hatinya yang memang sudah bosan, maka makanan yang manis ini, mereka sebut makanan yang hambar.
Dalam TL, Bilangan 21:5 ini ditulis" Maka kata orang banyak itu kepada Allah dan kepada Musa,"Mengapa maka Engkau telah membawa akan kami naik dari Mesir, supaya kami matikah di padang belantara ini?Karena di sini rotipun tiada, airpun tiada, dan hati kami jemu, akan roti yang terlalu hina ini".
Bagaimana dalam terjemahan Bahasa Jawa? Bilangan 21:5 ini ditulis:"Banjur padha muni-muni nyalahake Gusti Allah lan Musa,tembunge,"Kenging menapa kula dipun bekta medal saking tanah Mesir, kapurih pejah ing seganten wedhi menika. Ing ngriki mboten wonten tedha; toya kangge ngombe inggih mboten wonten. Kula sami bosen nedha tetedhan ingkang remeh menika!".
Karena sudah terhinggapi rasa bosan, maka manna yang dari sorga, yang Tuhan kirim dengan setia selama 40 tahun, mereka sebut sebagai "makanan hambar, roti yang terlalu hina, dan tetedhan ingkang remeh".
Orang-orang Israel kembali teringat saat mereka ada di Mesir, dimana mereka dapat menikmati roti Mesir setiap hari. Mereka lupa bahwa dulu ketika mereka di Mesir, mereka adalah seorang budak yang pasti akan sangat menderita. Dan karena Tuhan mengasihi mereka, maka Tuhan mengutus Musa untuk melepaskan mereka dari belenggu penjajahan Mesir. Tetapi mereka lupa semua kebaikan Tuhan dan jasa-jasa Musa, hanya karena nafsu serakah mereka. Orang Israel mengungkapkan rasa kecewa mereka kepada Musa yang telah membawa mereka keluar dari Mesir. Melawan Musa, sama artinya melawan dan menentang Tuhan, karena Musa adalah orang yang dipilih Tuhan untuk membawa mereka keluar dari negeri perbudakan itu. Tidak sampai disitu, mereka juga merasa bosan dan muak dengan makanan yang sama yang setiap hari dikirim Tuhan dari sorga.
Manna atau roti sorga adalah gambaran firman Allah, makanan rohani bagi orang-orang percaya.Ada tertulis: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah".(Mat 4:4). Bangsa Israel tidak menghargai berkat dari Tuhan, firman-Nya pun diabaikan mereka. Akhirnya, merekapun harus menanggung akibatnya: "Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu. yang memagut mereka, sehingga banyak dari antara orang Israel mati."(Bil 21:6).
Dewasa ini banyak banyak di antara kita berperilaku seperti bangsa Israel:merasa bosan dan muak terhadap makanan rohani. Jangankan membaca Alkitab, mendengarkan khotbah saja kita sudah malas. "Firmannya itu lagi, itu lagi, bosan ah !". Kita tidak mau ditegur dan dikoreksi oleh firman Tuhan. Begitu mendengar firman yang keras, kita langsung naik pitam, marah, sakit hati dan tersinggung. Ini menunjukkan bahwa kita masih mencintai "Mesir" dan enggan beranjak pergi. Mesir adalah gambaran kehidupan duniawi (kedagingan). Kita lebih memilih menjadi budak di Mesir atau dikuasai oleh kedagingan dari pada tunduk kepada pimpinan Tuhan. Alkitab menegaskan:"dahulu kamu memang hamba dosa," (Rom 6:17b), tetapi di dalam Kristus," Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran ". ( Roma 6:18)
Akibat yang dahsyat
Karena ketidaktaatan bangsa Israel, maka bangsa Israel mengalami masalah yaitu banyak diantara mereka yang mati karena di pagut ular. Bersykur bahwa ketika mereka bertobat, maka Tuhan tetap mengasihi mereka dan menyelematkan mereka dengan perantaraan patung ular tembaga. Barang siapa yang memandang kepada ular tembaga itu, maka mereka akan sembuh.
Jika sampai hari ini kita masih meremehkan firman Tuhan, segeralah bertobat, sebelum kita menuai akibatnya.