HIDUP YANG DIUBAHKAN TUHAN
Lukas 19:1-10
Perjumpaan Zakheus dengan Tuhan Yesus merupakan perjumpaan yang membawa perubahan besar dalam kehidupannya. Ia tidak menduga hal itu akan terjadi. Awalnya, dia hanya ingin melihat seperti apakah Yesus itu.
Namun, di luar dugaannya, ternyata Tuhan Yesus datang ke kota Yerikho khusus untuk menemuinya. Tuhan Yesus berkata, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”
Kisah serupa terjadi juga pada perempuan Samaria. Seperti biasa, ia datang ke sumur dan mengambil air pada siang hari. Ia tidak menduga bahwa ia berjumpa dengan Yesus di tepi sumur itu, dan perjumpaan itu mengubahkan hidupnya.
Ada satu hal yang menarik untuk diperhatikan dalam kisah ini, yakni kata “harus” (lih. Yohanes 4:4). Tuhan Yesus harus menumpang di rumah Zakheus dan Tuhan Yesus harus melintasi daerah Samaria. Ini menekankan tentang misi kedatagan-Nya ke dalam dunia. Hati-Nya yang penuh dengan belas kasihan mendorong-Nya untuk mencari dan menyelamatkan manusia yang berdosa.
SIAPAKAH ZAKHEUS?
Arti nama: adalah tulus, bersih, suci. Akan tetapi, kehidupan dan namanya bertolak belakang. Perilaku dan perkataan Zakheus tidak memperlihatkan ketulusan, bersih, suci dan integritas.
Apa yang terjadi dengan Zakheus? Pekerjaannya yang berkaitan dengan pemungutan cukai telah menempatkannya pada posisi yang tidak mungkin untuk menjaga semuanya itu.
- Pemungut cukai adalah pegawai kerajaan Romawi (yang waktu itu menjajah Israel). Mereka ditugaskan untuk memungut pajak dari bangsanya sendiri, yakni sesama orang Yahudi. Bahkan, terkadang pajak yang dipungut pun sangat keterlaluan.
- Pandangan Orang Yahudi: Orang Yahudi yang bekerja pada pemerintah Romawi disebut sebagai pengkhianat atau kafir sebab mereka telah mempermainkan imannya dengan cara pro bangsa Romawi yang menyembah berhala.
- Orang Yahudi telah belajar dari pengalaman pembuangan ke Babel karena mereka telah berulang kali jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. Sejak itu, mereka tidak mau lagi bersentuhan dengan berhala. Karena itu, orang Yahudi sangat benci kepada pemungut cukai yang bergaul dan hidup dari orang Romawi.
Zakheus bukan hanya seorang pemungut cukai, tapi dia adalah kepala pemungut cukai. Ini adalah jenjang karir yang sangat bagus, dan tidak gampang untuk mencapainya. Itu sebabnya, Zakheus bisa menjadi orang kaya.
Apa yang menyebabkan Zakheus rela dicap sebagai pengkhianat? Karena UANG. Zakheus tidak mempedulikan pandangan soial terhadap dirinya, yang penting kaya. Ia pun tidak mempedulikan hati nuraninya, asalkan impiannya tercapai.
Bagaimana karakter Zakheus? Jika saudara bisa membayangkan seorang pemungut cukai yang memeras, maka saudara juga membayangkan bagaimana karakter Zakheus: cinta uang, pelit, serakah, galak, pemeras – tidak berperi kemanusiaan
Refleksi: ada orang-orang yang rela untuk mengorbankan hal-hal yang paling berharga dalam dirinya: harga diri, kehidupan rohani, bahkan imannya sekalipun karena uang.
PERUBAHAN APA YANG TERJADI PADA DIRI ZAKHEUS?
Ayat 8:
"Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
Jika kita memperhatikan ayat 8 ini, maka sangat kontras sekali dengan kehidupan Zakheus sebelumnya.
- Tadinya serakah, sekarang malah memberikan setengah dari hartanya.
- Tadinya kereng terhadap orang miskin, sekarang malah berbelas kasihan.
- Tadinya keras dan kasar, tapi sekarang menjadi orang yang peduli, care, dsb.
- Tadinya mementingkan diri sendiri (mengejar kekayaan demi diri sendiri), sekarang mementingkan orang banyak.
Kalau dibayangkan: maka Zakheus menjadi orang yang “tidak punya apa-apa lagi” atau kalau pun masih punya, maka ia tidak mempunyai secara berkelimpahan.
- Misalnya Zakheus memiliki kekayaan sebanyak 1 M. Berdasarkan janjinya, maka 500 juta diberikan kepada orang miskin; selain itu, ia akan mengganti 4x lipat kepada yang diperas (menurut hukum Taurat: mengembalikan seharga yang diperas dan ditambah 20%, tapi Zakheus mengganti 400%). Ini melampaui ketetapan yang ditetapkan oleh Taurat.
- Jika Zakheus sudah memiliki istri, bagaimana pendapat istrinya? Apakah istrinya mendukung keputusannya?
Refleksi:
Bagaimana dengan buah pertobatan yang kita hasilkan? Apakah kita hanya menghasilkan buah yang manis di bibir tapi tidak menunjukkan buah yang sesungguhnya?
APA YANG MENYEBABKANNYA BERUBAH?
Kedatangan Yesus ke rumah dan hidupnya telah mengubahkannya. Menurut Lukas 8, kita mengetahui bahwa pemungut cukai merasa enggan (tepatnya malu) untuk datang ke Bait Allah dan berdoa. Kalau pun mereka datang, mereka akan berdiri jauh-jauh karena menyadari keberdosaan dan ketidaklayakannya.
Akan tetapi, sekarang Tuhan Yesus yang mendatanginya, dan menumpang di rumahnya! Di luar dugaannya, bahwa Tuhan Yesus bersedia untuk hadir di dalam rumah dan hidupnya. Ia merasakan kasih, pengampunan dan penerimaan dari Tuhan terhadap dirinya. Orang-orang di sekitarnya menolak dan membencinya karena dosanya, tapi Allah bersedia untuk menerimanya. Anugerah Tuhan yang telah menerima dan mengampuninya telah membuatnya berubah.
Banyak tokoh-tokoh di dalam sejarah kekristenan yang hidupnya diubahkan oleh kasih Tuhan. Salah satunya adalah Agustinus. Sebelum bertobat, Agustinus memiliki kehidupan yang tidak baik. Namun, setelah bertobat, ia memberikan dirinya bagi Allah dan pelayanannya membawa dampak yang besar bagi gereja hingga hari ini.
APA YANG BISA MENJADI PERENUNGAN BAGI KITA…?
1. Didasari atas kasih Kristus yang sudah menyentuh kita, lakukanlah segala sesuatu di dalam kasih-Nya.
Rasul Paulus mengingatkan kita “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (1 Korintus 13:3). Lakukanlah segala sesuatunya di dalam kasih Allah.
Bagaimana relasi kita dengan keluarga kita? Mencintai keluarga dan melayani keluarga adalah sesuatu yang natural. Siapa pun bisa melakukannya. Akan tetapi, kita perlu menambahkannya: kita mengasihi dan melayani keluarga kita dengan kasih Kristus. Ini akan menolong kita untuk menerima apa adanya. Mengampuni. Mengulurkan tangan pada anggota keluarga yang tidak sempurna dan yang tidak taat.
Bagaimana dengan pelayanan kita? Apakah lahir dari kasih kepada Allah?
2. Perubahan ini menyentuh aspek yang paling dalam dari hidup kita.
Zakheus menjadikan uang sebagai tujuan hidupnya. Pertobatan Zakheus memperlihatkan bahwa aspek yang paling penting dalam hidupnya telah diubahkan oleh Tuhan, yakni uang. Hal ini berbeda dengan seorang muda yang kaya yang mendatangi Tuhan Yesus. Ia menolak untuk menjual hartanya dan mengikut Yesus. Harta tersebut telah menjadi berhalanya, walaupun ia memiliki moral dan etika yang baik.
Apakah Saudara mengizinkan kasih Kristus menyentuh hati kita yang paling dalam? Dan membiarkan kasih-Nya untuk mewarnai kehidupan kita.
“Come and follow ME! I will make you BECOME…” Inilah panggilan Tuhan Yesus terhadap semua umat-Nya. Dengan mengikut-Nya, maka kita mengizinkan Allah untuk mengatur dan menata ulang hati, pikiran, karakter dan tujuan hidup kita. Allah ingin mengubahkan hidup kita.
LINK INFORMASI PENTING