Sabtu, 07 Februari 2015

SEJARAH HARI VALENTINE

Pendahuluan
Dalam bulan Februari ini ada satu hari yang dikenal dengan nama Hari Valentine atau Valentine,s Day. Hari ini jatuh pada tanggal 14 Februari, dan disebut juga Hari Kasih Sayang. Hari Valentine, biasanya di peringati dengan memberikan hadiah kepada orang-orang istimewa, suami, istri, pacar, dan sahabat dekat. Hadiah ini bisa berupa kartu Valentine, bunga, coklat, dll.
Sebenarnya bagaiamana sejarah Hari Valentine dan mengapa ada kelompok yang tidak senang, bahkan mengharamkan untuk merayakan Hari Valentine. Gereja sendiri tidak menjadikan Hari Valentine ini sebagai hari perayaan resmi gereja.

Sejarah Hari Valentine
Ada bebrapa versi mengenai sejarah Hari Raya Valentine. Namun yang dipercaya menjadi cikal bakal Hari Vaentine adalah hari Raya Lupercalia. Hari Raya Lupercalia adalah Hari Raya Perayaan Kesuburan yang sudah sangat lama dilakukan di Romawi. Hari Raya Lupercalia dilaksanakan setiap tanggal 13 sampai dengan 18 Febuari. Dan tepat pada tanggal 14 Februari, akan dilakukan sebuah permainan yang melibatkan para pemuda dan pemudi di wilayah kerajaan Romawi itu. Para pemuda pertama-tama akan mengundi nama-nama gadis yang berasal dari dalam kota. Nama-nama para gadis ini biasanya diletakkan disebuah kotak kaca. Nama gadis yang mereka dapatkan akan otomatis terpilih menjadi pasangannya selama setahun. Hal ini sebanarnya dilakukan untuk kesenangan dan hiburan semata-mata. Namun tidak sedikit pasangan yang akhirnya jatuh cinta secara sungguhan dan memutuskan untuk melanjutkan hubungan sampai ke pernikahan.

Festival inipun berkembang, dan  kemudian ketika Romawi menjadi Katholik dan Katholik menjadi agama kerajaan, para penguasa dan pemuka agama Katholik mengkombinasikannya dengan suasana katholik.

Saatu waktu Romawi mengalami peperangan dan kekurangan prajurit. Keadaan ini membuat Kaisar Cladius II yang berkuasa pada waktu itu memerintahkan seluruh pria dan pemuda yang ada untuk pergi ke medan perang. Namun banyak pemuda yang berat meninggalkan kekasih dan keluarganya. Kaisar Cladius II pun membuat peraturan, membatalkan semua pertunangan. Tentu saja peraturan ini banyak ditentang orang. Salah satu yang menentang adalah Pastor Valentine. Dia tetap menjalankan upacara pernikahan bagi pasangan yang datang kepadanya.Tentu saja hal itu dilakukannya secara sembunyi-sembunyi. Kaisar Cladius II pun murka dan memerintahkan untuk menangkan Pastor Valentine dan kemudian menghukumnya dengan memenggal kepalanya. Namun sebelum dihukum mati, ia mengirim lembaran-lembaran pesan berisi pesan-pesan untuk saling mengasihi. Valentien dihukum dengan dipenggal kepalanya dan wafat tepat pada tanggal 14 Februari 270 Masehi. Demi mengenang  kematianya, gereja Katholik mengubah perayaan Lupercalia menjadi hari Valentine. Momentum ini pun menjadi hari raya yang kemudian diperingati diseluruh dunia. Gereja Katholik sendiri akhirnya mengapus hari Raya Valentine dari kalender resmi gereja, karena banyaknya perayaan resmi yang sudah ada. Disamping itu karena tidak ada sumber akurat dan bukti-bukti kuat mengenai kisah dan kehidupan St. Valentine ini sehingga ada yang mengganggap sebagai dongeng semata.

Sebenarnya bolehkan kita merayakan hari raya Valentine?
Banyak alasan orang untuk tidak merayakan hari Valentine. Terlepas dari adanya pihak-pihak yang setuju dan tidak setuju, sebanarnya kalau dalam merayakan Hari Valentine diisi dengan hal-hal yang positif dan bukan  kemaksiatan, maka hal itu ada baiknya. Apa lagi jika moment ini disini dengan  saling memperhatikan dan berbagi kasih. Bukankah Tuhan memerintahkan kita untuk saling mengasihi? Alkitab berkata " Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah" Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat 22:39).

Mari kita isi hari Valentine sebagai moment untuk berbagi kasih, meskipun untuk berbagi kasih tidak harus menunggu hari Valentine

LINK PENTING



0 komentar:

Posting Komentar