Minggu, 07 Agustus 2016

KEMISKINAN


Ayat Bacaan:
 Amsal 24:37-34
Salah satu hal yang sulit didefinisikan adalah kemiskinan.  Mengapa?  karena sulit menetapkan standar miskin itu. Kalau miskin kita standarkan dengan kekurangan, maka sebetulnya kalau kita mau jujur, setiap orang bisa saja merasa kekurangan. Pertanyaanya kapan seseorang merasa cukup? Saya pernah bertanya kepada seseorang, apakah uang Rp.750.000 cukup, Apakah uang Rp.1.000.000 cukup? Apakah uang Rp.2.000.000 sebulan cukup? Sampai batas Rp.5.000.000 saya tanyakan. Tetap ada yang menjawab cukup, tidak cukup. Bahkan ada juga yang menjawab kurang. Mengapa demikian? Karena batasan cukup itu bukan keadaan, tetapi sikap hati. Ketika hati kita cukup, maka cukup. Karena kalau kita bicara kurang, semua akan merasa kurang. Misalnya, orang ingin memakai jam tangan, untuk mengetahu waktu. Tetapi jam tangan ini ada yang mungkin seharga Rp.50.000,-, Tetapi jangan salah, ada jam tangan juga yang seharga Rp.500.000.000,- Kapan seseorang merasa cukup?

Kemiskinan bukan keadaan. Kemiskinan adalah sikap hati. Ada banyak orang yang sebetulnya uangnya banyak. tetapi hidupnya dalam kemiskinan. Mengapa demikian? karena hidupnya tidak ada kedamaian. Tidak pernah ada syukur dalam hidupnya. Yang ada justru perasaan selalu kurang. Jadi kemiskinan adalah sikap hati dimana orang tidak bisa bersyukur, dimana orang selalu merasa kurang. Orang yang selalu merasa bahwa orang lain lebih bahagia dari dirinya, sehingga hidupnya selalu  menderita.
Kemiskinan seringkali bukan hubungannya dengan uang, tetapi kekerdilan hati. Makanya saya percaya bahwa orang-orang yang hidup didalam Kristus adalah orang-orang yang kaya? Mengapa? Karena kita punya kepastian bahwa Yesus sudah mati buat saya. Karena kita punya kepastian bahwa Sorga sudah Tuhan sediakan bagi kita. Kita punya kepastian, bahwa Dia menyertai kita. Dan apapun yang terjadi kita harus belajar bersyukur karena Dia memberikan yang terbaik buat anak-anak-Nya.

Kemiskinan bukan alasan untuk mengeluh.
Banyak orang menjadikan kemiskinan sebagai alasan untuk mengeluh. Namun sesungguhnya mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah kemiskinan. Makin orang mengekuh, makin orang merasa miskin. Makin kita mengeluh, makin orang mengekuh, makin ia merasa menderita. Makin dia mengeluh, makin orang disekitarnya makin tidak menaruh simpati sama sekali. Ada lagi yang bahkan menganggap kemiskinan sebagai alasan untuk minta dikasihani. Tetapi sesungguhnya minta dikasihanipun tidak dapat menyelesaikan masalah kemiskinan. Kalaupun orang merasa kasihan kepadanya, orang hanya akan memberikan bantuan sekedarnya kepadanya. Orang itu tentunya tidak mau diikat selama-lamanya untuk menolong kita. Jangan sampai keadaan kita menjadi benalu.

Cara menyelesaikan masalah kemiskinan
Bagaimana kita dapat menyelesaikan masalah kemiskinan?
Pertama, hadapi kemiskinan dengan sikap yang benar.  Kalau kita merasa ada kekurangan. Kita merasa sepertinya kok tidak cukup. Hadapi persoalan itu dengan sikap yang benar. Jangan minta dikasihani. Jangan jadi orang yang mengeluh. Tetapi mulai bangkit dan berkata kepada Tuhan. " Tuhan, saya memiliki kekurangan. Ada hal-hal yang masih saya perlukan dalam hidup ini. Saya melihat hidup saya seperti belum cukup". Lalu kita mulai hadapi keadaan seperti itu bukan dengan meminta belas kasihan orang lain, tetapi dengan percaya bahwa Allah kita adalah Allah yang sanggup untuk menyelesaikan bagi kita. Allah kita adalah Allah yang akan memberikan hikmat kepada kita. Allah kita adalah Allah yang tidak pernah mengecewakan anak-anak-Nya. Dalam Alkitab dijelaskan tentang sebuah keluarga yaitu keluarga Elimelekh dan Naomi. Ada masalah di Bethlehem. Dia lari pergi ke Moab. Apa yang terjadi, keadaan bukan semakin baik. Di Moab betul mereka bisa mendapat makanan, karena tidak mengalami kekeringan seperti di Bethlehem. Tetapi kemudia apa yang terjadi? Elimelekh mati. Kedua anaknya yang bernama Mahlon dan Kilyon kedua-duanya pun mati. Jadi masalah bertubi-tubi menimpa Naomi. Sampai akhirnya Naomi mulai menyadari bertekat untuk kembali ke Bethlehem. Waktu ia kembali ke Bethlehem, Dia hadapi kenyataan dengan keyakinan bahwa apapun yang terjadi dia harus dekat dengan Tuhan. Dia melalui bertekad bahwa apapun yang terjadi, dia harus kembali tetap ditanah yang diberikan Tuhan kepadanya. Dia hadapi kemiskina dengan sikap yang benar. Baru dia bisa mulai melihat berkat Tuhan.mengalir dalam kehidupannya. Jangan mengeluh, jangan bersungut-sungut. Jangan minta belas kasihan orang lain. Jadilah orang yang mengandalkan Tuhan. Maka kita akan melihat pertolongan Tuhan.

Kedua.perbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki. Artinya, kalau kita menghadapi  kemiskinan, mari kita mulai kaji diri kita. Mari kita belajar dalam diri kita, apa kekurangan-kekurangan kita. Apa yang perlu diperbaiki. Perbuatlah mulai dari diri sendiri. Jangan selalu salahkan orang lain. Jangan berpikir kita miskin karena pemerintah.Kita miskin karena peraturan-peraturan yang sekarang. Kita miskin karena sami atau istri kita., orang tua atau atasan kita. Jangan salahkan orang lain. Mulai dari disi sendiri. Cari  apa yang harus kita perbaiki. Mungkin sifat atau karakter kita yang jelek. Mungkin ada kebiasaan-kebiasaan kita yang buruk. Kemalasan-kemalasan dalam hidup kita. Mungkin kita punya sifat yang gampang menyerah, gampang putus asa.

Ketiga, mulailah dari hal yang kecil. Selalu berbuat yang terbaik, itulah kuncinya. Alkitab sudah  permenyatakan, kalau kita setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan percayakan hal-hal yang lebih besar. Kadangkala seseorang hidup dalam kemiskinan karena ia hidup dalam dunia khayal. Kita bicara yang hebat-hebat. Dia abaikan kesempatan-kesempatan yang sebetulnya adalah tangga untuk  mencapai sukses. Tangga itu tidak pernah merupakan lompatan yang tinggi.  Tangga itu adalah anak tangga-anak tangga yang rendah. Tapi kalau kita jalani dengan setia setiap anak tangga-anak tangga tersebut, akhirnya kita akan berada di puncak.

 Keempat, jangan menyerah dan putus asa. Walaupun kita sudah berdoa, walaupun kita sudah bekerja keras. Walaupun kita sudah mulai dari hal-hal yang kecil, tapi kalau akhirnya engkau menyerah dan putus asa, kita tidak akan melihat pertolongan Tuhan. Alkitab berkata, orang yang bertahan sampai kesudahannya, orang itulah yang akan memperoleh selamatnya

Penutup
Mungkin hari-hari ini kita merasa miskin, karena kita merasa sakit. Kita merasa sudah tidak dapat berbuat apa-apa. Kita merasa sudah pensiun.Kita merasa sudah tidak ada lagi orang yang menghormati kita. Kita merasa miskin, terbuang dan tidak punya apa-apa. Hidup dengan berbagai penderitaan. Tetapi sesungguhnya didalam Kristus kitalah orang-orang kaya. Kita punya kepastian bahwa kita tidak akan pernah turun, tetapi diangkat naik.Kita punya kepastian bahwa malaikat Tuhan menjaga kita. Kita punya kepastian bahwa Sorga sudah  Tuhan sediakan buat kita. Kita punya kepastian bahwa Allah turut bekerja sama dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.    

LINK INFORMASI PENTING

1 komentar: