KUMPULAN RINGKASAN KHOTBAH ANEKA TEMA

Disarikan dari berbagai sumber

TERSEDIA JUGA MATERI-MATERI KHOTBAH DALAM FORMAT POWERPOINT

Dipersembahkan khusus untuk para pendeta dan pelayan Tuhan

TERSEDIA JUGA REKAMAN KHOTBAH DALAM FORMAT MP3

Dari para Hamba Tuhan yang Indonesia dan manca negara

MAU DAPAT SMS SENNTUHAN FIRMAN SETIAP HARI SECARA CUMA-CUMA?

Ketik DAFTAR SENTUHAN FIRMAN kirim ke.085228085470

PELAYANAN KONSELING DAN BANTUAN DOA

Silakan sms/telp ke.085228085470

Minggu, 29 Juni 2025

KESEDIHAN ALLAH MELIHAT KEJAHATAN MANUSIA

Ayat Pokok:
"maka menyesallah Tuhan , bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya."
(Kejadian 6:6)

Pendahuluan
Banyak orang berpikir bahwa Allah itu jauh dan tidak peduli. Tapi ayat ini memperlihatkan sisi Allah yang berduka dan tersentuh oleh dosa manusia.

Saat seseorang yang kita kasihi mengecewakan kita, kita merasa sangat sedih. Demikian juga Tuhan sedih melihat manusia jatuh dalam kejahatan.

Pokok Pembahasan
1. Allah yang Berduka, Bukan Allah yang Tak Peduli
Kata “menyesal” bukan berarti Tuhan melakukan kesalahan, tetapi menunjukkan perasaan duka dan kesedihan Allah terhadap manusia yang terus-menerus berbuat dosa.

Allah bukan pribadi yang dingin—Dia memiliki hati yang peduli dan tersentuh.

2. Kejahatan Manusia Melukai Hati Allah
Latar belakang pasal ini menjelaskan kondisi manusia yang sangat jahat: pikiran mereka selalu membuahkan kejahatan (Kej. 6:5).

Ini menunjukkan bahwa dosa tidak hanya berdampak horizontal (antar manusia), tetapi juga melukai hubungan vertikal (dengan Tuhan).

3. Hati Tuhan yang Rindu Pertobatan
Meskipun Allah sedih, Dia tetap menyediakan jalan keselamatan melalui Nuh.

Ini menunjukkan kasih karunia Allah yang tetap bekerja di tengah-tengah penghakiman.

Aplikasi untuk Kita Sekarang
Introspeksi diri: Apakah hidup kita membuat Tuhan bersukacita atau berduka?
Hidup dalam pertobatan: Tuhan merindukan pertobatan sejati, bukan sekadar ritual rohani.
Menjadi pembawa penghiburan bagi hati Tuhan: Dengan hidup benar, kita “menyenangkan” hati-Nya seperti Nuh (Kej. 6:8).

Ilustrasi:Anak yang Terjatuh dalam Kenakalan
Seorang ayah mendidik anaknya dengan baik. Tapi saat anak itu remaja, ia terjerumus dalam narkoba dan pergaulan buruk. Bukan kemarahan yang pertama-tama muncul di hati sang ayah, melainkan kesedihan mendalam.

Sang ayah berkata, “Bukan karena kamu gagal jadi anak yang baik, tapi karena kamu lupa betapa kamu dikasihi.”

Demikian pula Tuhan—kesedihan-Nya lahir dari kasih-Nya.

Penutup
Kejadian 6:6 bukan hanya tentang murka Tuhan, tetapi tentang kesedihan-Nya karena kasih-Nya yang ditolak. Mari kita menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa menghargai anugerah Tuhan dengan senantisa hidup dalam kebenaran agar hati Tuhan senantisa disenangkan melalui sikap hidup kita dari sehari-kesehari.'

TUHAN YESUS MEMBERKATI !


Jangan membuat hati Tuhan berduka dengan hidup dalam dosa. Sebaliknya, mari kita hidup seperti Nuh yang berkenan kepada Tuhan.


“Mari hidup dengan kesadaran bahwa setiap perbuatan kita bisa menyenangkan atau melukai hati Tuhan.”

Sabtu, 28 Juni 2025

PEMBERI HARAPAN PASTI


 Ayat Pokok:
"Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah."
(Mazmur 71:5)

Pendahuluan
Satu hal yang kita perlu miliki hari-hari ini adalah sikap tidak mudah menyerah  (Never Give Up)
Dunia kita sarat dengan masalah, tapi bukan alasan untuk menyerah.
Mengapa ada orang yang  lari ke dugem, drug, dukun, para normal, karena mereka merasa sudah tidak ada harapan lagi

Angka bunuh diri meningkat drastis hari-hari ini
Di dunia ini, hampir 800.000 kasus bunuh diri terjadi.
Di Indonesia hampi 10.000 kasus bunuh diri terjadi setiap tahun ( 1 orang per jam)

Banyak rumah tangga-rumah tangga yang hancur, karena perceraian. Hal ini terjadi karena masing-masing merasa sudah tidak ada harapan lagi untuk menyelamatkan rumah tangga mereka.

Bahaya sikap mudah menyerah
1. Orang-orang yang mudah menyerah,  akan mudah mengambil langlah-langkah yang negatif
2. Orang-orang yang menyerah, tidak akan pernah menikmati kemenangan
3. Orang-orang yang menyerah, tidak akan pernah menerima upah

Bagaimana supaya tidak mudah menyerah?
1. Sadari bahwa kita punya Tuhan yang baik (Mazmur 119:71)
2. Yakinlah bahwa kita berharga dimata Allah (Yesaya 43:4)
3. Percayalah, bahwa dimana ada semangat dan perjuangan, selalu ada sukses dan keberhasilan (Amsal 18:14;Amsal 23:18)

Penutup
Percayalah, Tuhan adalah Pemberi Harapan Pasti, Bukan Pemberi Harapan Palsu
Dalam Tuhan selalu ada harapan, dan pengharapan di dalam Tuhan adalah pengharapan yang pasti. Tuhan tidak pernah mengecewakan orang-orang yang senantisa berharap kepada-Nya.

TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Dapatkan file powerpoint dari materi khotbah ini
Silakan lakukan permintaan melalui 
WA.0857-7509-2607

Jumat, 27 Juni 2025

AKHIR SEGALA YANG HIDUP


 
Ayat Pokok:
"Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati."
(Kejadian 5:5)

Pendahuluan
Kitab Kejadian adalah kitab yang menceritakan mengenai asal mula terjadinya segala sesuatu: terjadinya alam semesta, penciptaan manusia, awal mula dosa dan awal kematian sebagai bentuk konsekuensi dosa yang telah dilakukan oleh manusia.

Adam adalah manusia pertama yang diciptakan langsung oleh Allah, namun akhirnya ia pun mengalami kematian. Dan akhirnya, kitapun harus siap sedia untuk mengalami hal yang sama.

Ayat ini terlihat sederhana, tetapi menyimpan pesan mendalam tentang kefanaan dan urgensi hidup dalam kehendak Allah.

ISI KHOTBAH
1. Hidup manusia ada batasnya
Adam hidup 930 tahun — luar biasa lama dibandingkan manusia zaman sekarang.
Tapi tetap saja: “lalu ia mati.”
Mazmur 90:10 – umur manusia singkat dan cepat berlalu.
Hidup bukan soal seberapa lama, tapi bagaimana kita mengisi waktu yang ada.

2.  Kematian adalah akibat dosa
Kematian masuk ke dalam dunia karena pelanggaran manusia (Roma 5:12).
Adam yang dicipta untuk kekekalan, akhirnya mati karena dosa (Kejadian 3:19).
Setiap orang akan menghadapi kematian, karena semua telah berdosa (Ibrani 9:27).

3. Gunakan hidup untuk tujuan kekal
Hidup ini kesempatan untuk bertobat dan percaya kepada Tuhan (2 Korintus 6:2).
Jangan habiskan waktu hanya untuk dunia yang fana. Banyak orang begitu menikmati kehidupan dunia ini, dan melupakan perihal kehidupan yang kekal.
Fokus pada kehendak Tuhan, pelayanan, kasih, dan kekudusan.

Aplikasi dan Perenungan
1. Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan?
2. Apakah hidup kita sedang diarahkan pada yang kekal?
3. Mari hidup dengan bijaksana dan berbuah bagi Tuhan

Penutup
Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap yang hidup. Setiap kita, sehebat apa pun, sepenting apa pun, akan sampai pada kalimat: “lalu ia mati.” 

Tapi bagi yang percaya kepada Kristus, kematian bukan akhir, melainkan pintu menuju kehidupan kekal.

TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Dapatkan materi powerpoint dari khotbah ini dengan mengirim permintaan
melalui WA.0857-7509-2607

Rabu, 25 Juni 2025

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN DI HATI TUHAN

 Ayat Pokok:
"Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu."
(Kejadian 4:4)

Pendahuluan
Dalam kehidupan rohani, tidak cukup hanya memberi atau melayani; Tuhan melihat sikap hati di balik persembahan itu. Kisah Habel dan Kain mengajarkan bahwa Allah tidak mengindahkan semua persembahan secara otomatis. Ia melihat ketulusan, kualitas, dan iman di dalamnya.

Pokok-pokok khotbah
1. Memberi yang terbaik bagi Tuhan
Kejadian 4:4 a, "Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya;..."

Habel tidak memberi sembarangan, tapi memilih yang sulung dan yang terbaik.
Prinsip ini mengajarkan kita bahwa Tuhan layak menerima yang pertama dan utama, bukan sisa waktu, tenaga, atau harta kita.
Tuhan menghargai ketulusan dan pengorbanan dalam pemberian kita.

Aplikasi:
Apakah dalam ibadah, pelayanan, dan persembahan kita, Tuhan menerima yang terbaik dari hidup kita?

2. Persembahan yang didorong oleh iman
Bandingkan dengan Ibrani 11:4 – "Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik daripada korban Kain."

Persembahan Habel lahir dari iman, bukan sekadar formalitas atau kewajiban.
Iman itulah yang membuat persembahannya berkenan di hadapan Allah.

Aplikasi:Setiap tindakan dan pemberian kita harus dilandasi oleh iman yang hidup kepada Tuhan, bukan sekadar rutinitas agama.

3. Sikap hati menentukan nilai persembahan
Tuhan melihat bukan hanya apa yang diberi, tetapi juga mengapa dan bagaimana kita memberi.
Kain dan Habel sama-sama memberi, tapi sikap hati mereka berbeda.
Habel memberi dengan hati tulus, taat, dan hormat kepada Allah.
Kain diduga memberi dengan motivasi yang salah atau asal-asalan (lihat konteks ayat berikutnya).

Aplikasi:
Apakah hati kita bersih, rendah hati, dan penuh kasih ketika datang kepada Tuhan?

Penutup
Tuhan tidak melihat jumlah atau bentuk luar persembahan kita semata, tetapi kualitas iman dan sikap hati kita. Mari kita belajar dari Habel untuk selalu mempersembahkan yang terbaik, dengan iman yang teguh, dan hati yang benar di hadapan Allah.

“Sebab Tuhan melihat hati, bukan penampilan luar” (1 Samuel 16:7)

Tuhan Yesus Memberkati !

BAHAN AJAR SEKOLAH MINGGU:SETIA MENGIKUT YESUS SETIAP HARI

 Ayat Hafalan:
"Janganlah kasih dan setia meninggalkan engkau, kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu."
(Amsal 3:3)

Tujuan 

  1. Anak-anak memahami arti setia kepada Yesus dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Anak-anak terdorong untuk mengikut Yesus dengan kasih dan kesetiaan setiap hari.
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pembukaan (Ice Breaker) - 5 menit

Permainan Singkat: "Ikut Aku!"
Guru berkata: "Anak-anak, kita akan main permainan 'Ikut Aku!' Kalau saya lompat, kalian ikut lompat. Kalau saya jongkok, kalian ikut jongkok. Tapi... kalian harus benar-benar perhatikan saya ya!"

Setelah beberapa gerakan, guru bertanya:
“Tadi siapa yang bisa ikut terus? Mudah atau susah? Sama seperti itu, ikut Yesus juga butuh perhatian dan kesetiaan setiap hari!”

Cerita Alkitab:
Judul : Setia Seperti Rina
Rina adalah anak perempuan kelas 5 SD yang suka ke Sekolah Minggu. Setiap pagi, ia berdoa dan membaca Alkitab kecilnya. Ia selalu berkata, “Aku ingin setia ikut Yesus setiap hari.”

Suatu hari, di sekolah, teman-temannya mengajak Rina untuk bolos pelajaran dan bermain ke kantin. “Ayo Rin, jangan bilang ke Bu Guru!” kata mereka. Tapi Rina ingat ayat hafalannya minggu lalu, “Janganlah kasih dan setia meninggalkan engkau…”

Ia pun berkata, “Maaf ya teman-teman, aku nggak mau bohong. Aku mau ikut Yesus, bukan berbuat salah.”

Temannya sempat marah, tapi seminggu kemudian, salah satu dari mereka mendekati Rina dan berkata, “Rin, kamu hebat ya… berani jujur. Bolehkah aku ikut Sekolah Minggu juga?”

Rina tersenyum, “Ayo, nanti hari Minggu kita bareng!”

Penjelasan dan Aplikasi – 5 Menit
Guru bertanya:

“Apa yang membuat Rina setia kepada Yesus?”
“Kalau kalian jadi Rina, apa yang akan kalian lakukan?”
“Bagaimana caranya kita bisa setia kepada Yesus setiap hari?”

Kesimpulan:
Setia kepada Yesus artinya melakukan yang benar meskipun sulit. Kita bisa berdoa, membaca Firman Tuhan, jujur, rajin ke Sekolah Minggu, dan tidak mudah ikut-ikutan yang salah. Ingatlah: Yesus selalu setia kepada kita, maka kita pun mau setia kepada-Nya.

Ayat Hafalan:
Amsal 3:3 (disingkat untuk anak-anak):
"Janganlah kasih dan setia meninggalkan engkau."

Guru bisa menuliskannya di papan dan anak-anak mengulang sambil membuat gerakan tangan:

"Janganlah kasih" (peluk dada),
"dan setia" (tunjuk ke langit),
"meninggalkan engkau" (goyang jari seolah melarang).

Aktivitas Kreatif – 10 Menit
Membuat Kalung "Setia"

Siapkan potongan kertas berbentuk hati, tali, dan spidol.
Anak-anak menuliskan kata "SETIA kepada YESUS" di hati kertas dan menghiasnya.
Lalu, mereka mengalungkan di lehernya sambil berkata bersama:

“Aku mau setia kepada Yesus setiap hari!”

Doa Penutup
Contoh doa:
“Tuhan Yesus yang baik, terima kasih karena Engkau setia kepada kami. Tolong kami supaya kami juga bisa setia kepada-Mu setiap hari, dalam hal kecil maupun besar. Ajari kami untuk jujur, rajin, dan mengasihi seperti Engkau. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.”

SEKILAS INFO
Ingin mendapatkan materi powerpoint dari pelajaran Alkitab ini?
Silakan hubungi:
WA.0857-7509-2607

JANGAN TAMBAH, JANGAN KURANGI !



 Ayat Pokok:

"tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
(Kejadian 3:3)

Pendahuluan
Firman Tuhan adalah kebenaran mutlak yang tidak boleh ditambah atau dikurangi. Namun dalam percakapan antara Hawa dan ular, kita melihat munculnya perubahan yang sepertinya kecil dan sepele dalam pengucapan firman Allah, tetapi membawa dampak besar.

Aslinya, firman Tuhan berkata:
"Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
(Kejadian 2:17)

Tetapi, iblis mengubah firman:
"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini, jangan kau makan buahnya bukan?
(Kejadian 3:1)

Lalu bagaimana dengan jawaban Hawa?
"Lalu sahut perempuan itu kepada ular: Buah pohon dalam taman ini boleh kemai makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman:Jangan kamu makan ataupun rabaa buah itu, nanti kamu mati."
(Kejadian 3:3)

Bagaimana perbedaan firman Tuhan yang asli, versi iblis dan versi Hawa?

Ini adalah pelajaran penting bagi kita dalam menjaga kemurnian firman Tuhan

Isi Khotbah
1. Godaan dimulai dengan keraguan terhadap firman Tuhan(Kejadian 3:1)
Kejadian 3:1, "Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: ”Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Ular memulai dengan pertanyaan yang memutarbalikkan maksud Allah.
Tujuannya adalah menciptakan kebingungan dan membuka celah untuk ketidaktaatan.

Aplikasi:
Setan masih memakai strategi yang sama hari ini—membuat kita mempertanyakan janji dan perintah Tuhan.

2. Menambah firman Tuhan adalah awal kejatuhan (Kejadian 3:3)
Kejadian 3:3, "tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.

Allah tidak pernah mengatakan “jangan raba,” tapi Hawa menambahkannya
Penambahan ini membuat firman tampak lebih legalistik dan berat, sehingga memudahkan si jahat mengecoh

Aplikasi:
Menambah atau mengurangi firman mengaburkan kebenaran, membuat iman jadi rapuh.

3. Ketidaktaatan berawal dari penyesatan kecil
Setelah firman diselewengkan, hati mulai tergoda dan keputusan salah dibuat.
Akibatnya: dosa masuk, relasi dengan Tuhan rusak, dan manusia diusir dari hadirat-Nya.

Aplikasi:
Waspadai kompromi kecil dalam ketaatan. Awal yang kecil bisa berakhir dalam kehancuran besar.

Penutup
Marilah kita menjaga kemurnian firman Tuhan dalam hidup kita. Jangan menambah, jangan mengurangi. Tuhan tidak butuh dibela dengan cara memodifikasi firman-Nya—yang Ia kehendaki adalah ketaatan yang murni dan hati yang setia.

Galatia 1:8 berkata, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda, terkutuklah dia.”

TUHAN YESUS MEMBERKATI !

LINK INFORMASI PENTING
FLASHDISK PAKET PANDUAN PELAYANAN 

TUMBUH BERSAMA, BERBUAH BERSAMA

Ayat Pokok:
"karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan."
( Filipi 2:2)

Pendahuluan
Kaum Bapak sering digambarkan sebagai tiang rumah tangga dan pilar gereja.
Namun kenyataannya, banyak pria hidup dalam kesendirian rohani, berjuang sendirian, tanpa relasi yang kuat dengan sesama pria seiman. Padahal, hidup Kristen bukanlah perjalanan solo. Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Filipi — dan kita semua — bahwa kita dipanggil untuk tumbuh bersama dan berbuah bersama.

ISI KHOTBAH
1. Sehati Sepikir: Dasar Persatuan dalam Kristus
“…sehati sepikir…” (Filipi 2:2)
Persatuan bukan berarti semua sama, tapi semua sepakat pada satu dasar: Kristus.
Dalam keluarga dan gereja, perbedaan pendapat wajar, tetapi hati dan pikiran tetap mengarah kepada Kristus.
Kaum Bapak dipanggil untuk tidak bersaing, tetapi saling mendukung dalam kasih dan pelayanan.

Aplikasi:
Mulailah membangun komunitas kecil sesama Bapak. Bagikan beban hidup dan iman, bukan hanya soal pekerjaan atau hobi.

2. Satu Kasih: Tumbuh dalam Relasi yang Menguatkan
“…dalam satu kasih…”
Kasih agape adalah kasih yang memberi tanpa syarat.
Dalam persekutuan, kasih ini perlu nyata dalam tindakan: mendengar, menolong, memaafkan.
Kasih adalah tanah di mana benih pertumbuhan rohani dapat bertumbuh subur.

Ilustrasi:
Pohon rindang tumbuh karena akarnya saling menyatu dan kuat di tanah yang subur. Demikian juga, kasih antar sesama Bapak membuat iman kita tumbuh bersama.

3. Satu Jiwa dan Tujuan: Berbuah Melalui Misi Bersama
“…satu jiwa, satu tujuan.”
Kaum Bapak bukan hanya bertumbuh secara pribadi, tetapi punya tujuan bersama: menjadi terang dan garam di dunia.
Jiwa yang menyala karena kasih Kristus akan mendorong untuk terlibat dalam pelayanan, menjadi teladan di keluarga, dan berdampak di masyarakat.

Aplikasi:
Rancang pelayanan yang melibatkan kaum Bapak: kunjungan kasih, pelayanan sosial, atau doa syafaat untuk keluarga-keluarga.

Penutup:
Tumbuh bersama dan berbuah bersama bukanlah cita-cita, tapi panggilan Allah untuk kaum Bapak hari ini. Dunia membutuhkan pria-pria yang tidak hidup sendiri, tapi bersatu dalam kasih, satu hati, satu tujuan — demi Kristus.

Ajakan:
Mari bangun kehidupan rohani yang saling menguatkan. Jangan hanya menjadi pria kuat secara jasmani, tapi juga pria yang dewasa secara rohani karena bertumbuh bersama saudara seiman, dan berbuah nyata dalam hidup.

TUHAN YESUS MEMBERKATI !


Selasa, 24 Juni 2025

RITME ILAHI; BEKERJA DAN BERHENTI



 Ayat Pokok:
"Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu."
(Kejadian 2:2)

Pendahuluan
Banyak orang hidup dalam pola yang tidak seimbang; terlalu banyak bekerja, terlalu sedikit beristirahat.
Ada yang bekerja siang malam dem memenuhi kebutuhan. Ada yang tidak tahu kapan harus berhenti karena takut kehilangan kesempatan.
Namun sejak penciptaan dunia, Allah sendiri telah menetapkan ritme Ilahi; bekerja dan berhenti.

Pertanyaannya:
Mengapa Allah yang Maha Kuasa perlu "berhenti"? Dan apa maknanya bagi kita?

ISI KHOTBAH
1. Allah bekerja dengan tujuan (Kejadian 2:2a)
"Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya...."
(Kejadian 2:2a)

Allah tidak sembarangan bekerja. Setiap hari penciptaan ada tujuan, urutan dan kualitas: ("sungguh amat baik")

Prinsip:
Bekerjalah dengan tujuan yang jelas bukan sekedar rutinitas.

Kita diajak untuk:
- Bekerja secara bertanggung jawab
- Menyelesaikan apa yang sudah dikerjakan (tidak setengah jalan)
- Mengupayakan hasil yang terbaik, bukan asal jadi)

Aplikasi:
Jangan bekerja hanya karena tekanan atau tuntutan, tapi karena panggilan dan kehendak Tuhan.

2. Allah berhenti dengan kesadaran (Kejadian 2:2b)
"...berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu." (Kejadian 2:2b)

Allah tidak berhenti karena lelah, tapi karena pekerjaan-Nya telah selesai.
Berhenti adalah bagian dari rencana, bukan karena tanda kelemahan.

Prinsip:
Tahu kapan harus berhenti adalah hikmat

Banyak orang kelelahan secara rohani dan jasmani karena tidak tahu kapan harus berhenti.

Aplikasi:
Ambil waktu untuk beristirahat, bukan hanya fisik, tetapi juga batin dan roh.
Berhenti bukan kemunduran, tapi bagian dari ketaatan.

3. Allah menetapkan ritme: bekerja dan berhenti (Kejadian 2:3)
"Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu." (Kejadian 2:3)

Allah menetapkan satu hari untuk beristirahat dan memberkati hari itu.
Prinsip ini menjadi dasar hari sabat, yaitu waktu khusus untuk berhenti dan menyembah.

Ritme ini bukan hanya untuk tubuh, tapi untuk relasi dengan Tuhan.

Aplikasi: 
Adakah hidup kita mengikuti ritme Ilahi ini? 
Jangan hanya fokus pada produktivitas, tapi juga pada persekutuan dan pemulihan.
Kita diciptakan bukan hanya untuk bekerja, tapi untuk hidup bersama Tuhan.

Penutup
Dalam dunia yang sibuk dan terus bergerak, ritme ilahi mengingatkan kita untuk menyeimbangkan antara kerja dan istirahat.
Bekerja tanpa arah bisa membuat kita lelah dan kosong. Berhenti tanpa makna pun sia-sia.
Mari hidup dalam ritme ilahi: bekerja dengan tanggung jawab, berhenti dengan kesadaran, dan berjalan bersama Tuhan.

Ingatlah, Tuhan Yesus pun mengundang:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28).


TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Dapatkan Powerpoint dari khotbah ini
Kirim permintaan via WA ke. 0857-7509-2607


Senin, 23 Juni 2025

SEMUA BERAWAL DARI ALLAH

Ayat Pokok:
"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi."
(Kejadian 1:1)

Pendahuluan
Sebuah bangunan tidak mungkin berdiri tanpa perancang; begitu pula  dengan kehidupan di alam semesta, tidak mungkin ada tanpa sang Pencipta.
Allah adalah Causa Prima
Banyak orang mencari arti hidup dari dunia, pengalaman, atau ilmu pengetahuan, namun melupakan bahwa segalanya bermula dari Tuhan.

Ayat ini adalah fondasi iman: Segala sesuatu berasal dari Dia, bukan dari manusia atau kebetulan.

Isi Khotbah
1. Allah adalah awal dari segala sesuatu
“Pada mulanya Allah…” menunjukkan bahwa Allah lebih dahulu dari segala ciptaan.
Mazmur 90:2, “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”

APLIKASI;
Jangan mulai hari, minggu, bulan dan tahun tanpa Allah. Jangan mengambil Keputusan, tanpa bertanya dulu kepada Tuhan.

2. Penciptaan adalah bukti kuasa dan Pribadi Allah
Penciptaan membuktikan bahwa kita punya Tuhan yang luar biasa, kuasa-Nya hebat dan dahsyat.
Langit dan bumi tidak tercipta karena kebetulan, tetapi karena Allah berfirman dan jadi.

Ibrani 11:3, “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.”

APLIKASI:
Dalam kekacauan hidup, percayalah Allah sanggup menciptakan keindahan dari kehancuran.

3. Hidup Benar, harus dimulai dengan Allah
Membangun hidup, keluarga, pelayanan atau masa depan tanpa  Allah = Pondasi yang rapuh (Matius 7:26-27)
Mulailah hubungan, pekerjaan atau pelayanan dengan doa, iman dan firman Tuhan.

APLIKASI:
Tanyakan setiap hari; “Apakah aku sudah menenpatkan Tuhan di awal semua yang kulakukan?

Penutup
Dunia bisa berubah, tapi prinsip kekal ini tidak berubah: Semuanya berawal dari Allah dan harus kembali kepada Allah.
Sudahkah Tuhan menjadi awal dan pusat kehidupan kita?


TUHAN YESUS MEMBERKATI !

Dapatkan materi powerpoint khotbah ini dengan mengirim permintaan
Melalui WA 0857-7509-2607
(Materi dapat diedit dan disesuaikan sesuai kebutuhan)


Selasa, 17 Juni 2025

KIAT UNTUK TETAP KUAT

 

Ayat Pokok:
"Sebab beginilah firman Tuhan kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: ”Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh."
(Yeremia 4:3)

Pendahuluan
Melalui Yeremia, Tuhan berfirman kepada umat Yehuda, untuk mereka  membuka "tanah baru." Artinya Tuhan ingin agar agar hidup mereka ada perubahan ke arah yang lebih baik. Juga agar mereka semakin mengembangkan potensi dan kemampuan. "tanah baru" dapat juga dimaknai dengan hari yang baru, bulan yang baru, tahun yang baru, usaha yang baru, rumah tangga yang baru, dan lain-lain. Selain itu, Tuhan juga memberikan nasihat" dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh." Menabur di tempat duri tumbuh adalah hal yang sia-sia dan tidak berguna. Kita tidak akan mendapat hasil kalau menabur di tempat yang berduri. Sebaliknya kita akan mendapat hasil yang maksimal ketika kita menabur di tanah yang subur.

Kita mungkin teringat dengan perumpamaan Tuhan Yesus tentang penabur, dimana  ada empat jenis tanah yang digambarkan dalam perumpamaan itu. Tanah yang dipinggir jalan, tanah yang berbatu, tanah yang berduri dan tanah yang baik. Bagaimana penjelasan Tuhan Yesus tentang tanah yang berduri? Matius 13:22 menulis:“Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”

Jadi  duri berbicara ketakutan dan kekuatiran yang seringkali terlintas dalam pikiran kita.
Hal itu dapat terjadi, saat kita tidak mempercayai janji Tuhan.

Penyebab kekuatiran
Banyak hal di dunia ini yang bisa menyebabkan kita mengalami kekuatiran.
Kalau kita perhatikan, setiaknya ada 3 hal yang menyebabkan orang kuatir; masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.

Setiap orang berpotensi untuk kuatir. Pada dasarnya setiap orang berpotensi untuk kuatir.Persoalanya adalah apakah kita mau membiarkan kekuatiran menjajah kita atau tidak..

Bagaimana kiat untuk tetap kuat?
Setidaknya ada 4 kita yang perlu kita perhatikan supaya kita tetap kuat. Untuk memudahkan pemahaman kita, ke empat kita itu, bisa kita pahami dari 4 huruf dalam kata kuat yaitu: K, U, A dan T

Mari kita perhatikan bersama-sama  empat kita untuk kita tetap kuat.

1. Kelola pikiran
Pikiran adalah sumber kekuatiran.
Untuk bisa menang atas kekuatiran, maka kita harus mengelola pikiran.
Pikirkanlah hal-hal yang positif, bukan hal-hal yang negatif.

Filipi 4:8, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang patut didengar, semua yang disebut Kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Ayub 3:25, “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang  kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.”

2. Utamakan Tuhan
Sesungguhnya ketakutan dan kekuatiran terjadi karena kita sering tidak mengutamakan Tuhan dan firman-Nya. Ada begitu banyak janji Tuhan, bahwa orang yang hidupnya senantiasa mengutamakan Tuhan, maka janji pemeliharaan Tuhan akan terus dinyatakan. 

Matius 6:33-34 mencatat, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari, cukuplah untuk sehari.”

Di tengah masalah yang melanda, mari kita tetap mencari dan mengutamakan Tuhan. Sebab hanya Tuhanlah satu-satunya sumber pengharapan kita. 

3. Andalkan Tuhan dan setialah senantiasa kepada-Nya.
Kekuatiran juga sering kita alami manakala kita mulai mengandalkan kekuatan, kepandaian atau kemampuan kita yang sebenarnya tidak ada apa-apanya.

Kekuatiran juga terjadi ketika kita mulai mengandalkan orang lain, baik itu orang tua kita, atasan kita dan mungkin orang-orang yang kita pikir dalam menjadi andalan hidup kita.

Mari kita ingat firman Tuhan dalam Yeremia 17:5, “Beginilah firman Tuhan : ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan !"

Mari kita perhatikan dengan sungguh nasihat firman Tuhan dalam Yeremia 17:7, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN !.”

Kekuatan manusia terbatas adanya. Apa yang dapat kita andalkan? Oleh sebab itu firman Tuhan mengajarkan untuk kita tidak mengandalkan diri sendiri dan orang lain, tetapi hanya Tuhanlah yang patut kita andalkan. Apa yang ada pada kita, baik itu kekayaan, kedudukan, kemampuan, kepandaian, sangatlah terbatas dan bisa lenyap dalam sekejap. Karena itu, untuk kita tetap kuat, maka kita harus senantiasa mengandalkan Tuhan.

4. Tekunlah beribadah
Tuhan menjanjikan perlindungan dan pemeliharaan-Nya bagi orang yang setia beribadah kepada-Nya. Tentu ibadah yang dimaksud bukan saja ibadah secara format di gereja yang memang harus kita tekun melakukannya, tetapi ibadah-ibadah di luar gedung gereja pun harus kita lakukan dengan tekun. Jadikan apa yang kita lakukan, baik di rumah, di tempat pekerjaan itu adalah ibadah kita kepada Tuhan. Jadikan hidup kita berkat bagi kemuliaan nama Tuhan, dengan mempraktekkan firman Tuhan. 

Keluaran 23:25, "Tetapi kamu harus beribadah kepada Tuhan , Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu. "

Penutup
Apa yang sedang hari-hari ini kita alami? Mungkin kita sedang mengalami ketakutan dan kekuatiran?Mari kita ingat nasihat untuk tetap kuat.

Kunci :
Kendalikan emosi
Utamakan Tuhan
Andalkan Tuhan senantiasa
Tekunlah beribadah

Tuhan Yesus Memberkati !
Dapatkan powerpoint materi khotbah ini dengan mengirim permintaan
melalui WA ke.0857-7509-2607.

Untuk mendapatkan materi-materi khotbah lain, silakan kunjungi
Https://pesona-sabda.blogspot.com

LINK INFORMASI PENTING
EBOOK 29 BAHAN KHOTBAH PILIHAN VOLUME 3
EBOOK 29 BAHAN KHOTBAH PEMBERKATAN NIKAH


EBOOK 29 BAHAN KHOTBAH PILIHAN VOLUME 3

 INFO EBOOK TERBARU
29 Bahan Khotbah Pilihan Volume 3

Shalom
Kini sudah tersedia Ebook 29 Bahan Khotbah Pilihan Volume 3.
Ebook ini berisi 29 bahan khotbah aneka tema yang dapat Anda gunakan untuk tambahan referensi dalam menyusun materi khotbah untuk ibadah umum, ibadah wadah-wadah, ibadah khusus seperti ibadah pria, wanita, remaja, lansia, dll.

Adapun judul-judul khotbah dalam Ebook 29 Bahan Khotbah Pilihan Volume 3 ini adalah :
  1. Orang Benar Pasti dibedakan Tuhan
  2. 3 Kunci Meraih Berkat Tuhan
  3. Hanya Tuhan yang Kudambakan
  4. Bimbinglah Daku ya Tuhan
  5. Tuhan Tidak Pernah Salah
  6. Tuhan Itu Baik
  7. Jadilah Tenang
  8. Erat Dalam Kasih Persaudaraan
  9. Jangan Mengeraskan Hati
  10. Jangan Terbawa Arus Dunia
  11. Hidup Yang Berdampak
  12. 3 Ciri Orang Yang Cinta Uang
  13. Ketika Terjadi Kesalahan
  14. Berkat dibalik Penderitaan
  15. Kasih Mula-mula
  16. Menjadi Pribadi yang Setia
  17. Tenanglah Aku ini, jangan takut !
  18. Berkenan Bagi Sang Raja
  19. Jalani Hidup Dengan Bijaksana
  20. 7 Sebutan Orang yang Tidak Melakukan Firman
  21. Mengembangkan Kesabaran
  22. Puasa Dalam Pandangan Kekristenan
  23. 4 Akibat Dosa
  24. Hidup Kudus Seperti Yesus
  25. Kuasa Darah Yesus
  26. Kematian yang Menghidupkan
  27. Kiat Untuk Tetap Kuat
  28. Manusia Lain
  29. Mengubah Beban Menjadi Berkat   

Bagaimana cara mendapatkan Ebook ini?
Kirimkan donasi  Rp.10.000,- melalui salah satu rekening kami:
BCA 1540241577 a.n Agus Susanto
Bank Mandiri No.rek 1360007334334 atas nama Agus Susanto.
Bank BRI no.rek 6917-0101-7761-533 A.n Agus Susanto.

Setelah transfer donasi, kirim konfirmasi via WA ke.0857-7509-2607.
Ebook kami kirim via WA  atau Email dalam format pdf.
Donasi yang Bapak/Ibu kirim akan digunakan untuk pengembangan pelayanan di YAYASAN BINA SEJAHTERA TEMANGGUNG

Salam dan doa
Pdt. H. Agus Susanto
YAYASAN BINA SEJAHTERA
GPdI Sejahtera
PO.Box 118 Temanggung 56200
JAWA TENGAH - INDONESIA
SMS/WA.0857-7509-2607


Senin, 16 Juni 2025

MEMBANGUN RUMAH TUHAN DENGAN IMAN DAN KASIH

 
Ayat Pokok:
"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."
(Mazmur 127:1)

Pendahuluan
Saudara-saudari yang dikasihi dalam Tuhan, Oleh anugerah Tuhan, hari ini kita berkumpul pada momen yang sangat ersejarah—peletakan batu pertama pembangunan gereja ini. Ini bukan sekedar membangun sebuah gedung, tetapi membangun tempat di mana nama Tuhan dipermuliakan dan jemaat-Nya bertumbuh dalam iman,

Dalam kesempatan yang indah dan bersejarah ini, mari kita renungkan firman Tuhan dengan judul "Membangun Rumah Tuhan Dengan Iman dan Kasih."

1. Membangun dengan iman
Mazmur 127:1, "Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."

Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala usaha manusia akan sia-sia jika Tuhan tidak turut campur tangan.
Oleh karena itu, dalam membangun gereja ini, kita harus memiliki iman bahwa Tuhanlah yang menjadi fondasi utama.
Peletakan batu pertama ini kita lakukan, sebagai wujud dan pengakuan bahwa kita sungguh-sungguh membutuhkan campur tangan Tuhan. Secara manusia tentu kita merasa apa mungkin kita bisa membangun rumah ibadah yang anggarannya tidak sedikit ini.

Tetapi dengan iman mari kita melangkah dan yakinlah bahwa pasti Tuhan akan campur tangan.

2. Membangun dengan kasih
Efesus 2:19-22,"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 'Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh."

Ayat-ayat ini menggambarkan gereja sebagai bangunan rohani yang dibangun di atas dasar para rasul dan nabi, dengan Kristus sebagai batu penjuru.
Dalam pembangunan ini, kita diajak untuk bekerja sama dengan kasih, menanggalkan ego, dan saling mendukung sebagai satu tubuh Kristus.
Mari kita bergandengan tangan bersama-sama, agar kemuliaan Tuhan semakin dinyatakan di tengah-tengah pekerjaan Tuhan di tempat ini.

3. Membangun untuk kemuliaan nama Tuhan
Tujuan utama kita bukan sekadar memiliki bangunan megah, tetapi agar gereja ini menjadi tempat ibadah, pelayanan, dan penginjilan.
Dalam 1 Korintus 10:31, kita diingatkan untuk melakukan segala sesuatu demi kemuliaan Tuhan

Penutup
Mari kita melangkah dengan iman, kasih, dan semangat pelayanan dalam pembangunan gereja ini. Kiranya Tuhan memberkati setiap tangan yang bekerja, setiap hati yang memberi, dan setiap doa yang dipanjatkan. Semoga gereja ini menjadi tempat berkat bagi banyak orang dan menjadi terang bagi dunia.

Doa Penutup:
Ya Tuhan, kami menyerahkan pembangunan gereja ini ke dalam tangan-Mu. Biarlah setiap batu yang diletakkan, setiap tenaga yang dicurahkan, dan setiap persembahan yang diberikan, semuanya menjadi bagian dari karya besar-Mu. Berkati kami agar tetap setia dan bersatu dalam membangun rumah-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin!

LINK INFORMASI PENTING
EBOOK 29 BAHAN KHOTBAH PILIHAN JILID 1

Minggu, 15 Juni 2025

TELADAN HIDUP JEMAAT MULA-MULA

 
Ayat Pokok:
"Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergiliran dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah.Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari  Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan."
(Kisah 2:46-47)

Pendahuluan
Peristiwa Pentakosta di loteng sebuah rumah di Yerusalem menjadi momentum penting yang menandai lahirnya gereja Tuhan.
Sejak itu para jemaat senantiasa berkumpul dan mengadakan Persekutuan di Bait Tuhan.
Selain itu mereka juga berkumpul dan memecahkan roti secara bergiliran di rumah-rumah mereka.

Teladan Hidup Jemaat Mula-mula
Mari kita belajar bersama-sama, bagaimana cara hidup jemaat mula-mula, sehingga membuat Kekristenan maju pesat, bahkan berkembang sampai saat ini.

1. Bertekun dalam pengajaran
“Dengan bertekun…. (Kisah 2:46)- Bertekun dalam hal apa?
Kisah 2:42,”Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan….”

Jemaat pertama bertekun dalam mempelajari pengajaran para rasul.  Mereka tidak hanya sekedar mendengar khotbah,  tetapi juga menghidupi kebenaran yang diajarkan Yesus melalui para rasul. 

Firman Tuhan menjadi landasan utama dalam kehidupan mereka, mengarahkan setiap Tindakan dan Keputusan.

2. Persekutuan yang erat
Kisah 2:44
, “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap Bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.”

Kehiduan jemaat pertama penuh dengan kasih dan kebersamaan. Mereka berbagi suka dan duka, membantu sesama dan hidup dalam keakraban.

Kata “persekutuan” di sini berarti lebih dari sekadar kebersamaan fisik; ini adalah hubungan spiritual yang erat, mencerminkan tubuh Kristus yang saling bergantung.

Kesatuan mereka bukan hanya konsep; mereka membuktikannya melalui tindakan nyata, seperti berbagi kebutuhan materi.

3. Pemecahan Roti
Kisah 2:46, “…mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.”

Jemaat pertama rajin memecahkan roti, baik dalam perjamuan kasih maupun dalam Perjamuan Kudus. Melalui tindakan ini, mereka mengenang pengorbanan Yesus dan memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan serta sesama.

Pemecahan roti bukan hanya ritual; itu adalah pengingat terus-menerus akan kasih Yesus dan pengorbanan-Nya di kayu salib.

4. Kehidupan doa
Kisah 2:42
,”Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam Persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.”

Doa adalah napas kehidupan jemaat pertama. Mereka terus berdoa, baik secara individu maupun bersama-sama, menunjukkan ketergantungan penuh pada Tuhan.

Doa menjadi sarana untuk mencari kehendak Allah, memuji-Nya, dan memohon kuasa-Nya dalam menghadapi tantangan hidup.

Dampak dari Cara hidup jemaat mula-mula
Kisah 2:47, "…Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”

Penutup
Kehidupan jemaat pertama adalah teladan bagaimana gereja seharusnya hidup—dalam kasih, kesatuan, dan ketergantungan penuh pada Tuhan. Ketika umat Kristen hidup sesuai dengan nilai-nilai ini, Tuhan sendiri yang akan memperbesar pekerjaan-Nya dan menjadikan mereka terang bagi dunia.

Semoga kisah jemaat pertama menginspirasi kita untuk hidup dalam kasih Kristus, menjadi saksi Injil, dan membangun komunitas yang memuliakan Tuhan.

LINK INFORMASI PENTING
FLASHDISK KUMPULAN MATERI KHOTBAH KRISTEN ANEKA TEMA
EBOOK 29 BAHAN KHOTBAH PILIHAN JILID 2
EBOOK 29 BAHAN KHOTBAH IBADAH WANITA
EBOOK 29 BAHAN KHOTBAH PILIHAN JILID 1

Rabu, 11 Juni 2025

EBOOK PANDUAN PELAYANAN PERKUNJUNGAN JEMAAT

 



Salah satu tugas pelayanan pastoral gereja yang penting dan tidak boleh diabaikan adalah perkunjungan atau visitasi jemaat. Ebook ini membahas khusus mengenai pelayanan perkunjungan jemaat. Diantaranya : Pentingnya pelayanan perkunjugan jemaat, apa dan bagaimana pelayanan perkunjungan jemaat, dll.

Dalam  Ebook ini juga disertai saran ayat-ayat Alkitab dan khotbah singkat ketika kita mengunjungi jemaat sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. Misalnya : bagi orang yang sedang sakit, bagi orang yang sedang menghadapi  masalah atau musibah, bagi yang rajin dan setia beribadah, bagi yang sedang berduka karena kehilangan orang yang dikasihi, dll

Bagaimana mendapatkan Ebook ini ?
Kirimkan donasi Anda sebesar Rp.10.000,- ( Sepuluh Ribu Ribu Rupiah) ke salah satu rekening kami yaitu:

BCA 1540241577 a.n Agus Susanto
Bank Mandiri No.rek 1360007334334 atas nama Agus Susanto.
Bank BRI no.rek 6917-0101-7761-533 A.n Agus Susanto.
BNI No.Rek 7778987658 a.n YAYASAN BINA SEJAHTERA.
DANA 0852-2808-5470 A.n Agus Susanto
OVO No.Rek 0852-2808-5470
Go Pay 0852-2808-5470

Setelah transfer donasi, kirimkan konfirmasi via SMS/WA ke.0852-2808-5470. Ebook segera kami kirim via Email atau WA