Ayat Pokok:
"Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu."
(Kejadian 2:2)
Pendahuluan
Banyak orang hidup dalam pola yang tidak seimbang; terlalu banyak bekerja, terlalu sedikit beristirahat.
Ada yang bekerja siang malam dem memenuhi kebutuhan. Ada yang tidak tahu kapan harus berhenti karena takut kehilangan kesempatan.
Namun sejak penciptaan dunia, Allah sendiri telah menetapkan ritme Ilahi; bekerja dan berhenti.
Pertanyaannya:
Mengapa Allah yang Maha Kuasa perlu "berhenti"? Dan apa maknanya bagi kita?
ISI KHOTBAH
1. Allah bekerja dengan tujuan (Kejadian 2:2a)
"Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya...."
(Kejadian 2:2a)
Allah tidak sembarangan bekerja. Setiap hari penciptaan ada tujuan, urutan dan kualitas: ("sungguh amat baik")
Prinsip:
Bekerjalah dengan tujuan yang jelas bukan sekedar rutinitas.
Kita diajak untuk:
- Bekerja secara bertanggung jawab
- Menyelesaikan apa yang sudah dikerjakan (tidak setengah jalan)
- Mengupayakan hasil yang terbaik, bukan asal jadi)
Aplikasi:
Jangan bekerja hanya karena tekanan atau tuntutan, tapi karena panggilan dan kehendak Tuhan.
2. Allah berhenti dengan kesadaran (Kejadian 2:2b)
"...berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu." (Kejadian 2:2b)
Allah tidak berhenti karena lelah, tapi karena pekerjaan-Nya telah selesai.
Berhenti adalah bagian dari rencana, bukan karena tanda kelemahan.
Prinsip:
Tahu kapan harus berhenti adalah hikmat
Banyak orang kelelahan secara rohani dan jasmani karena tidak tahu kapan harus berhenti.
Aplikasi:
Ambil waktu untuk beristirahat, bukan hanya fisik, tetapi juga batin dan roh.
Berhenti bukan kemunduran, tapi bagian dari ketaatan.
3. Allah menetapkan ritme: bekerja dan berhenti (Kejadian 2:3)
"Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu." (Kejadian 2:3)
Allah menetapkan satu hari untuk beristirahat dan memberkati hari itu.
Prinsip ini menjadi dasar hari sabat, yaitu waktu khusus untuk berhenti dan menyembah.
Ritme ini bukan hanya untuk tubuh, tapi untuk relasi dengan Tuhan.
Aplikasi:
Adakah hidup kita mengikuti ritme Ilahi ini?
Jangan hanya fokus pada produktivitas, tapi juga pada persekutuan dan pemulihan.
Kita diciptakan bukan hanya untuk bekerja, tapi untuk hidup bersama Tuhan.
Penutup
Dalam dunia yang sibuk dan terus bergerak, ritme ilahi mengingatkan kita untuk menyeimbangkan antara kerja dan istirahat.
Bekerja tanpa arah bisa membuat kita lelah dan kosong. Berhenti tanpa makna pun sia-sia.
Mari hidup dalam ritme ilahi: bekerja dengan tanggung jawab, berhenti dengan kesadaran, dan berjalan bersama Tuhan.
Ingatlah, Tuhan Yesus pun mengundang:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28).
TUHAN YESUS MEMBERKATI !
Dapatkan Powerpoint dari khotbah ini
Kirim permintaan via WA ke. 0857-7509-2607
0 komentar:
Posting Komentar