Ayat Pokok:
"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri- Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa."
(Ibrani 12:2-3)
Saat berangkat dari rumah pagi², saya melihat siput itu di bawah pohon, merayap ke atas perlahan. Sejenak saya memperhatikan. "Kapan nyampainya?" begitu pikiran yg ada di benak saya. Ya, siput itu merayap begitu perlahan. Mungkin semilimeter setiap langkah. Padahal pohon itu juga tidak mulus; penuh gurat kulit pohon yang pecah, ada benjolan bekas dahan patah, juga lekukan entah bekas apa. Namun, siput itu terus merayap, pelan tetapi pasti.
Siangnya, saat kembali ke rumah, saya melihat siput itu sudah berada di dahan atas.
Untuk melihatnya, saya harus mendongakkan kepala. Sebuah pencapaian yang luar biasa, mengingat begitu perlahannya siput itu merayap dan banyaknya "tantangan" yang harus ia lalui. Itulah buah ketekunan.
Sayangnya dalam lingkup pekerjaan dan pelayanan hidup orang beriman, ketekunan itu tampaknya sudah semakin langka, digantikan "mentalitas cepat bosan"; mudah menyerah, tidak tahan uji, sedikit saja mendapat kritikan terus ngambek; sedikit saja menghadapi kekecewaan terus ingin mundur, sedikit saja dihantam kesulitan, terus me-ngomel; protes kepada Tuhan; tidak mau lagi ke gereja.
Akibatnya, kita pun jadi tidak maju²; iman kita tidak bertumbuh.
Marilah dengan mata yang tertuju hanya kepada Kristus. Dialah sumber teladan ketekunan yg terbaik.
Dan hanya dengan demikian ketekunan kita dapat terus dibangkitkan, sehingga kita pun tidak akan cepat berputus asa atau menjadi lemah.
Kis 14:22
Siangnya, saat kembali ke rumah, saya melihat siput itu sudah berada di dahan atas.
Untuk melihatnya, saya harus mendongakkan kepala. Sebuah pencapaian yang luar biasa, mengingat begitu perlahannya siput itu merayap dan banyaknya "tantangan" yang harus ia lalui. Itulah buah ketekunan.
Sayangnya dalam lingkup pekerjaan dan pelayanan hidup orang beriman, ketekunan itu tampaknya sudah semakin langka, digantikan "mentalitas cepat bosan"; mudah menyerah, tidak tahan uji, sedikit saja mendapat kritikan terus ngambek; sedikit saja menghadapi kekecewaan terus ingin mundur, sedikit saja dihantam kesulitan, terus me-ngomel; protes kepada Tuhan; tidak mau lagi ke gereja.
Akibatnya, kita pun jadi tidak maju²; iman kita tidak bertumbuh.
Marilah dengan mata yang tertuju hanya kepada Kristus. Dialah sumber teladan ketekunan yg terbaik.
Dan hanya dengan demikian ketekunan kita dapat terus dibangkitkan, sehingga kita pun tidak akan cepat berputus asa atau menjadi lemah.
Kis 14:22
"Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara."
Rom 5:3-5
Rom 5:3-5
"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."
2Tim 2:12-13
2Tim 2:12-13
"Jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya. "
Amin
0 komentar:
Posting Komentar