Ibadah kepada TUHAN menjadi tidak berkenan kepada-Nya, ketika ibadah bukanlah ekspresi dari penghormatan, kasih dan ketundukan kita kepada TUHAN.
Perkataan TUHAN tentang bangsa Israel amat mengejutkan, "Mereka memberontak terhadap Aku " (1:2), "Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel" (1:4), padahal mereka mempersembahkan korban kepada TUHAN dalam jumlah yang banyak (1:11). Dengan kata lain, mereka secara rutin melakukan peribadatan kepada TUHAN, namun mereka adalah pemberontak kepada TUHAN. TUHAN bertanya, "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" (1:11), karena TUHAN tidak suka dan jemu terhadap ibadah mereka. Sikap TUHAN itu disebabkan karena bangsa Israel tidak beribadah dengan kesungguhan (1:13). Mereka melakukan perbuatan jahat dan hidup tidak adil terhadap orang lemah (1:16-17). Mereka tidak menuruti firman TUHAN (1:19-20). Akibatnya, TUHAN tidak mau mendengar doa mereka (1:15) dan ibadah mereka menjadi beban bagi TUHAN (1:14). Mereka mengabaikan hakekat dari ibadah itu sendiri karena ibadah mereka tidak menyentuh seluruh aspek kehidupan.
Ibadah kepada TUHAN mengungkapkan penghormatan, kasih, dan ketundukan kepada TUHAN karena ibadah yang sejati timbul dari hati dan dinyatakan dalam perbuatan. Hal-hal lahiriah dari ibadah tidak berarti jika bukan merupakan ekspresi batiniah. Bila ibadah adalah ekspresi batiniah, tak akan timbul pertentangan antara ibadah dan perbuatan sehari-hari. Yang terpenting dalam ibadah bukan korban, melainkan orang. Orang yang beribadah menentukan korban yang dipersembahkan, namun korban tidak menggambarkan orang yang beribadah. [RAAL]
Yesaya 1:13a
"Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh,sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku.".
"Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh,sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku.".
Sumber:
http://gkysydney.org/renungan-gema-2011/ibadah-yang-berkenan-kepada-tuhan.html
0 komentar:
Posting Komentar