Ayat Pokok:
(Amsal 19:20)
Pendahuluan
Tuhan kita adalah Tuhan yang sangat baik. Dia senantiasa memperhatikan dan mengasihi kita. Saat kita lemah dan tidak berdaya, Tuhan hadir melalui Roh Kudusnya memberikan kekuatan. Saat kita sedang susah, Tuhan memberikan kepada kita sukacita dan penghiburan.
Namun kebaikan Tuhan, tidak berarti kita tidak akan pernah mengalami didikan dan teguran Tuhan. Seperti kita sebagai orang tua, akan mendidik dan mendisiplin anak-anak kita, demikian juga Tuhan akan menegur dan mendidik kita, saat kita mulai melenceng dari apa yang Tuhan kehendaki.
Dalam Wahyu 3:19, dengan jelas dan tegas firman Tuhan menyatakan, "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah dirimu dan bertobatlah."
Mengapa Tuhan keras kepada kita?
Tuhan mendidik kita bukan tanpa alasan. Seringkali Tuhan harus berlaku keras kepada kita, karena kita yang terlalu bebal dan tidak mau mendengar peringatan Tuhan.
"…ketika Aku datang tidak ada orang, dan ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab?” (Yesaya 50:2a).
Saat Tuhan datang kepada kita, kita tidak peduli dan saat Dia memanggil, kita tidak menjawab. Saat itulah Tuhan akan berlaku keras kepada kita supaya kita segera menyadari kesalahan yang telah diperbuat. Bila Tuhan mendidik kita dengan keras melalui hajaran atau pukulan, bukan berarti Dia tidak mengasihi kita, justru Dia menunjukkan kepedulian-Nya, kasih-Nya, dan tanggung jawab-Nya atas hidup kita.
Hal ini dilakukan karena Dia tak ingin kita semakin melenceng dari jalan-Nya. Sebagaimana seorang ayah yang menghukum ketika anaknya bandel dan tidak mau taat, begitu juga dengan Bapa di Sorga bila kita sudah diberitahu, diingatkan, dan dinasihati secara halus namun tetap mengeraskan hati dan tak mau mendengar.
Didikan adalah bukti kasih
Sebagai orang tua yang baik, tentu kita tidak akan membiarkan anak-anak kita, terus dalam kesalahan dan pelanggaran. Kita akan memperingatkan dan menegur mereka. Bahkan ketika anak-anak kita tidak mau memperhatikan didikan kita, maka terpaksa kita harus melakukan tindakan yang mungkin menurut anak kita tidak enak. Bahkan bisa jadi mereka punya pemikiran bahwa kita tidak sayang kepada mereka. Tetapi sesungguhnya apa yang kita lakukan adalah wujud kasih kita kepada Tuhan. Kalau kita tidak menyayangi mereka, bisa saja kita cuek dan tidak mau tahu dengan mereka. Firman Tuhan berkata, "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” (Amsal 13:24)
Demikian juga dalam hubungan kita dengan Tuhan. "Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." (Ibrani 12:8)
Sikap yang tepat dalam merespon didikan Tuhan
Menyadari bahwa semua didikan yang Tuhan nyatakan adalah demi kebaikan kita, lalu bagaimana seharusnya ketika kita mengalami didikan Tuhan?
“Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.” (Ayub 5:18).
Saat kita menempuh jalan yang salah, Roh Kudus bicara dengan lembut kepada kita untuk mengingatkan, janganlah mengeraskan hati jika ditegur dan diperingatkan, sebba hal itu untuk kebaikan hidup kita juga. Tuhan harus berlaku keras kepada kita karena Dia tidak ingin kita bermain-main dengan dosa dan mengalami kebinasaan.
"Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” (Ibrani 12:5)
Ketika kita mengalami didikan Tuhan, baik itu melalui persoalan atau penderitaan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan kita, maka yang yang paling tepat yang harus kita lakukan selain tetap sabar dan bersyukur, juga kita harus bertobat dan jangan mengeraskan hati.
Penutup
Bersyukurlah jika saat ini kita sedang mengalami didikan dan teguran Tuhan.
Tuhan mendidik umat-Nya layaknya seorang bapak mendidik anaknya. Didikan adalah ungkapan kasih Tuhan. Setiap keadaan dalam hidup kita yang digunakan Tuhan untuk membersihkan dan membebaskan kita dari dosa adalah didikan Tuhan. Didikan itu dapat berupa sebagai penderitaan, teguran, kegagalan dan sebagainya. Menyakitkan? Tentu saja. Prosesnya memang tidak selalu menyenangkan, namun hasilnya tidak akan mengecewakan. Semua adalah demi kebaikan kita. Melalui itu semua, Tuhan mendidik kita untuk melawan dosa yang masih kita pegang erat, agar kita dapat melepaskannya dan bebas menjalani hidup yang bertumbuh bagi kemuliaan-Nya. Berakhirnya dosa dalam hidup kita adalah permulaan hidup kudus bagi Tuhan. Didikan adalah sarana yang dipakai Tuhan supaya hidup kita semakin serupa dengan Kristus.
Jika didikan Tuhan pasti mendatangkan kebaikan dalam hidup kita, masihkah kita menolak atau menghindarinya? Yakinlah, Tuhan juga tahu batas kemampuan kita. Didikan itu tidak akan menghancurkan tetapi membangun kehidupan menjadi lebih baik.
TUHAN YESUS MEMBERKATI !
LINK INFORMASI PENTING
KUMPULAN KHOTBAH DAN RENUNGAN KHUSUS PRIA
0 komentar:
Posting Komentar